40. Bertengkar

2.3K 139 0
                                    

"Kalo aku pilih kamu. Kamu gak bakal bikin kekacauan kan?" Tanya Ikmal pelan.

"Maybe" jawab Bintang singkat dan padat.

"Kalo aku pilih Sonya. Kamu bakal lakuin apa?" Tanya Ikmal lagi.

"Melakukan apa yang seharusnya dilakukan" jawab Bintang dengan cepat.

"Tapi aku gak tau apa yang harus kamu lakukan"

"Sebuah kekacauan"

Semua orang yang ada didalam kelas maupun diluar kelas menelan salivanya. Mendengar dua kata yang keluar dari mulut Bintang membuat mereka merinding. Aura dingin, marah terpancar didalam Bintang. Semua tidak ada yang berbicara maupun berbisik. Termasuk Ikmal dan Sonya beserta ketiga sahabatnya. Tak terkecuali Langit dan dua temannya juga.

"Bin kamu jangan pernah melakukan hal diluar kendali. Itu akan membuat kamu menjadi seperti orang jahat" ceramah Ikmal.

"Orang jahat?" Ikmal mengangguk pada Bintang. "Jadi aku orang jahat?" Ikmal berniat mengangguk kembali tapi kemudian dia melotot.

"Ehh... Enggak enggak. Maksud aku bukan kayak gitu!"

Bintang menghempaskan rahang Sonya dengan kasar membuat Sonya meringis. Lalu menatap tajam Ikmal.

"Kenapa sih Mal, lo gak percaya sama gue?!"

"Aku gak percaya karena kamu gak ada bukti!" Balas Ikmal.

"Bukti? Huh tanpa bukti pun kalo emang kamu benar cinta sama aku. Kamu bisa liat dari ekspresi aku. Disaat aku berbohong dan tidak"

"Tapi aku jarang melihat ekspresi kamu! Karena ekspresi kamu selalu datar tanpa senyuman"

Bintang mengeraskan rahangnya. Ada rasa nyeri saat Ikmal berbicara seperti itu. Apakah iya dia selalu berekspresi datar? Memang iya sih. Tapi apa bisa Ikmal tidak mengatakan hal itu didepan banyak murid. Apalagi disitu banyak anggota geng Awars. Turunlah reputasi nya sebagai ketua geng.

"Kamu percaya aku sama Langit pacaran?" Tanya Bintang sekali lagi dan dibalas anggukan Ikmal.

"Apa kabar sama kamu?! Kamu sama Luna juga seperti orang pacaran! Kamu selingkuh sama Luna?" Balas Bintang emosi.

"Kenapa bawa-bawa nama Luna?! Dia gak ada kaitannya!" Bantah Ikmal.

"Jelas ada! Karena selama ini dia selalu berusaha deket sama kamu!"

"Dia sahabat aku Bintang!"

"Gak ada persahabatan antar lelaki dan perempuan sedekat itu! Apalagi tadi kamu ninggalin aku ke kantin!"

"Masalah itu? Aku lupa. Karena--"

"Karena ada Luna yang menemani kamu!" Potong Bintang dengan cepat.

"Bukan itu!"

"Apa?! Mau bilang apa?! Gini yah! Aku gak percaya sama persahabatan yang dijalin antara lelaki dan perempuan sedekat itu!"

"Ohh astaga! Mereka bertengkar hebat! Gimana nih? Shasa juga gak ada disini! Kalo Bintang kebablasan siapa yang nahan?" Batin Siska melihat pertikaian Bintang dan Ikmal.

"Kamu juga sama Langit kayak gitu. Sahabat tapi peluk-peluk terus cium pipi segala!"

"Karena dia bukan sahabat aku! Dia itu ke--"

Shit. Hampir saja keceplosan! Ya tuhan bagaimana ini? Kenapa semuanya jadi rumit?! Padahal kan dia tidak melakukan apapun. Ini semua salah Langit! Kenapa dia dengan seenaknya cium dan peluk dia didepan murid. Jadi ribetkan urusannya.

"Dia itu apa? Mantan kamu?" Tanya Ikmal menurunkan nada bicaranya.

"Kacauin tempat ini! Dan bikin si Sonya nangis sekarang juga!" Perintah Bintang pada sahabatnya dan pada anggota Awars lainnya.

"Bintang jangan!" Cegah Ikmal.

"Kenapa jangan? Toh kamu udah gak percaya sama aku" balas Bintang tenang.

"Lakuin sekarang juga!" Teriak Bintang pada sahabatnya yang masih diam.

"Tunggu! Jangan! Ok aku percaya sama kamu Bintang!" Cegah Ikmal lagi.

Bintang tertawa sinis lalu menatap Ikmal. "Kalo emang lo gak percaya sama gue. No problem! Gak usah dipaksain buat percaya sama gue! Karena itu percuma. Sekali lo ngomong gak percaya. Maka difikiran gue. Lo emang gak pernah percaya sama gue. Kini nanti dan selamanya" balas Bintang panjang kali lebar.

Bintang berjalan keluar kelas meninggalkan yang lain. Juga para sahabatnya dan anggota geng Awars yang bingung. Laksanakan perintah Bintang atau tidak? Bintang tidak mencabut perintahnya. Jadi harus dilakukan? Argh!!!! Semuanya jadi pusing.

Sedangkan disisi lain Bintang berjalan ke arah parkiran. Dan dia baru ingat. Kalo dia kesini tidak membawa motor. Lalu bagaimana dia bisa pergi dari sini? Naik taksi? Ahh itu hal yang paling Bintang benci! Tapi apa yang harus ia lakukan? Baiklah sekali ini saja dia naik taksi.

Bintang berdiri dipinggir jalan menunggu taksi yang lewat. Tak menunggu lama, akhirnya Bintang memberhentikan taksi dan menaikinya. Bintang menghela nafas panjang dengan menutup matanya. Mencari ketenangan.

Ini! Ini yang Bintang benci kalo menjalin hubungan! Ada pertengkaran! Dia sangat membenci itu!

Taksi yang ditumpangi Bintang berhenti di caffe yang bernama Langga Caffe. Ia turun dan membayar taksi. Bintang berjalan masuk caffe.

Huh! Ia ingin ketenangan sekarang!

Bintang memilih duduk di meja yang paling pojok. Dan memesan kopi cappucino kesukaan nya. Tak lama pesanan pun datang. Bintang menyesap kopinya yang masing berasap.

"Kopi nya masih panas. Kenapa udah diminum aja, beautiful manis?" Tanya seorang didepan Bintang.

Bintang mendongak dan melihat siapa yang berbicara. Lalu dia tersenyum ramah.

"Eh.. Tante. Duduk tan" ucap Bintang sopan. Lalu mengalami perempuan paruh baya yang tadi berbicara. Dia duduk berseberangan dengan Bintang.

"Kamu kenapa ada disini? Ini kan masih jam sekolah, beautiful manis?" Tanyanya lagi.

"Sekolah free" jawab Bintang.

"Kenapa free?"

"Semua guru lagi rapat. Gak tau rapat apa"

Perempuan paruh baya itu. Perempuan yang pernah menolong Bintang saat pengambilan rapot. Dan ia juga pernah ditolong Bintang waktu mau dirampok. Ingat saat Siska sama Indhi mabuk? Nah pas itu perampokan nya.

"Trus kamu disini sendiri?" Tanyanya lagi.

"Iya tante baik" jawab Bintang tersenyum.

Baru kali ini Bintang tersenyum lagi dengan tulus pada orang lain selain Abang Kak Risa dan Langit. Apalagi ini senyumnya lama.

"Tante baik?" Heran Tante.

"Panggilan aku ke tante. Karena tante baikkkk banget"

Dan setelah itu mereka mengobrol panjang kali tinggi kali lebar😂 Saling curhat gitu.

-------------

Readers kok cuma baca?????

Vote nya mana?????

Vote nya yaaaa....

Tinggal klik 🌟 sebelum membaca😊😊

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang