51. Cewek vs Cowok

2.2K 113 0
                                    

"Nih" ucap Bintang dan Ikmal bebarengan.

Bintang memberi sekotak susu coklat plus coklat putih kesukaan Ikmal. Sedangkan Ikmal memberi kotak makan dan air mineral. Seperti biasa kelakuan mereka yang sering terjadi. Setiap istirahat mereka akan bertukar makan atau lebih tepatnya memberi makanan pada sang kekasih. Yah sudah lama mereka melakukan ini.

"Isinya apa?" Tanya Bintang mengambil kotak makan pada Ikmal yang sudah menyeruput susu kotak-nya. "Sayuran?" Ikmal hanya mengangguk menjawab pertanyaan Bintang.

"Ikmal, aku kan gak suka sayuran" ujar Bintang mengembalikan kotak makan yang sudah dibuka.

Ikmal menyimpan susu kotak nya dan menatap tajam Bintang. Ia menghela nafas lelah. Sudah berapa kali Ikmal memberi kotak makan yang isi nya sayuran dan selalu ditolak oleh Bintang sampai makanan itu berakhir dimakan oleh para preman Bintang. Dan akhirnya ia menyerah dan memberikan kotak makan yang paling isi nya roti selai, naso goreng, dan seterusnya seperti itu bergantian. Tapi kali ini Ikmal akan membuat Bintang makan sayuran.

"Bibin, kamu semalam bilang gak enak badan. Dan ini sangat bagus buat badan kamu yang kecil" balas Ikmal melipatkan kedua tangannya didada.

"Sayuran itu gak enak. Rasanya pahit. Sama kayak hidup" ujar Bintang dengan tampang datar.

"Pokoknya kali ini kamu harus makan! Ini aku buat dengan rasa sayang ditambah bumbu cinta buat kamu" kesal Ikmal mendorong kotak makannya supaya berada didekat Bintang.

Bintang melirik kotak makan itu dengan ragu. Oh astaga! Percayalah Bintang sangat sangat tidak suka sayuran. Ia akan kembali membuka mulutnya melontarkan penolakan lagi. Tapi sebelum itu suara Ikmal yang membuat Bintang mendongak dan menatap tajam Ikmal.

"Kalo kamu gak mau aku bisa kasih ke Luna" ancam Ikmal menatap Luna yang baru memasuki wilayah kantin.

Dengan gerakan secepat kilat Bintang meraih kotak makan itu dan langsung melahapnya.

Ikmal terkekeh geli melihat sikap Bintang yang tiba-tiba langsung melahap makanannya dengan cepat. Ia mengusap pucuk kepala Bintang pelan dengan sayang.

"Aelah. Dicariin juga. Malah disini ternyata" kesal Indhi dan Siska menghampiri meja yang ditempati Ikmal dan Bintang.

"Dicariin yang lain dilapangan basket" ucap Siska.

"Indoor? Outdoor?" Tanya Bintang sambil menyuapi mulutnya dengan suapan terkahir.

"Indoor" jawab Siska.

"Ada apa?" Tanya Ikmal bingung.

"Udah kesana aja dulu" balas Bintang diangguki Siska dan Indhi.

"Yaudah. Aku simpen kotak makan dulu" ujar Ikmal membereskan kotak makan bekas Bintang tapi ditahan oleh tangan Bintang.

"Gak perlu" cegah Bintang mengambil alih kotak makannya. "Woii! Lo! Simpen dimeja nya Ikmal. Jangan sampe lecet apalagi ilang" titah Bintang pada seorang murid yang baru saja melewati mejanya dan langsung dituruti olehnya.

"Bibin, gak baik loh main suruh orang aja" peringat Ikmal menatap kepergian orang yang disuruh Bintang.

"Tanggung. Ayo" ajak Bintang menggenggam tangan Ikmal melewati Indhi dan Siska.

"Nasib kacung. Ya gini" keluh Indhi mengikuti langkah Ikmal dan Bintang dibelakang.

Sesampainya dilapangan basket Bintang melihat yang lain (Langit, Shasa, Asri, Johan, Rifki, dan Tio) sudah berada disana. Dengan sebuah bola basket yang sedang dimainkan oleh Asri dan Johan.

"Si bos nanya. Kata nya ada apa?" Ucap Indhi mendekat pada mereka.

"Kita tanding basket. Tim Cewek sama tim Cowok. Mana yang bakal menang?" Tantang Tio tersenyum remeh.

"Ciah. Songong amat lu. Bentar lagi juga lo bakal malu sama ucapan lo barusan" balas Asri menatap tajam Tio.

"Tapi aku gak bisa main basket. Gimana dong?" Sahut Ikmal menatap Bintang dan yang lain.

"Masa--- hmpp" baru saja Tio akan mengeluarkan kalimat menyindir pada Ikmal yang tidak bisa bermain basket. Tapi sebuah tangan kecil segera menutup mulutnya. Dan pelaku penutup mulutnya adalah Indhi.

Bisa gawat kalau Tio nyinyir ke Ikmal. Bukan main basket kalau itu terjadi. Tapi perang dunia ke-4! Untung aja Indhi gerak cepet buat nutupin mulut Tio.

"Gapapa. Ikut aja dulu" potong Indhi melotot pada Tio yang berontak.

"Lo mau mati ditangan Bintang, huh?" Sinis Indhi pelan.

"Iya. Ikut aja dulu. Kita cuma main-main doang"

•••

"Apa gue bilang? Gak usah songong dulu makanya. Sebelum lo tau siapa yang akan jadi lawan lo" sini Asri pada Tio yang sedang ngos-ngosan ditengah lapang.

"Baru juga satu ronde. Masih ada dua ronde lagi" elak Tio tak ingin kalah.

"Widih... Kedatangan tamu nih" ujar Indhi menatap nyalang pada seorang perempuan berkepang dua yang baru memasuki berdiri dipinggir lapang basket.

"Ikmal" panggil Luna pada Ikmal.

Mendengar namanya dipanggil, Ikmal langsung menghampiri Luna yang berdiri dipinggir lapang. Yap! Benar itu Luna. Cewek cupu yang berusaha merebut Ikmal dari Bintang.

"Ada apa?" Tanya Ikmal mengelap keringat didahinya dengan punggung tangannya.

"Ini" ucap Luna menunduk sambil menyodorkan sebuah botol minum dingin.

"Gak baik abis olahraga langsung minum air dingin" potong Bintang merebut botol minumnya yang tadi akan diterima oleh Ikmal.

Luna terkesiap. Dia mendongak dan tatapannya bertubrukan dengan mata elang Bintang. Menatap mata Bintang membuat tubuh Luna menegang dan ketakutan.

"Siska" teriak Bintang menunjuk botol minum yang sudah disediakan yang lain.

Jangan fikir salah satu diantara mereka yang belikan! Jelas bukan! Karena tadi sebelum permainan dimulai. Mereka menyuruh dua siswi untuk membelikan minum.

Siska yang mengerti langsung mengangguk dan mengambil salah satu botol minum. Lalu melempar pada Bintang yang langsung ditangkap dengan sigap. Tapi karena tadi Bintang memegang botol minum yang diberi Luna. Pada akhirnya botol minum milik Luna, Bintang lepaskan dan menangkap botol yang dilempar Siska. Membuat botol minum Luna bergelinding dan mengeluarkan air bening. Haha... Tadi Bintang sempat membuka sedikit tutup botolnya. Sebut saja Bintang sengaja. Emang itu disengaja kok sama Bintang.

"Ups! Maaf. Gue gak sengaja" aku Bintang menatap sedih pada botol minum yang sudah punah dan menatap tajam Luna.

"Bibin. Kok dibuang?" Tanya Ikmal dengan nada tidak suka.

"Aku gak buang kok. Aku gak sengaja" tapi kalo niat ada. "Maaf yah. Lagian minuman itu gak sehat buat tubuh kamu yang sehabis olahraga. Ini minum yang ini aja" sesal Bintang berpura-pura sedih.

"Maaf ya Luna" ucap Ikmal menatap Luna yang terus menunduk.

"Gapapa" balas Luna. "O..oya. Kemarin aku denger penulis Suswanto Sutoryo Wijoyo Kusumo mengeluarkan novelnya yang baru. A...aku mau a..ajak kamu nanti pulang sekolah. Bisa?"

"What the fuck?! Masih berani dia sama gue!" Batin Bintang memanas.

"Oh ya? Yaampun beneran ngeluarin novel baru? Aku nungguin loh beberapa bulan lalu buat novel ini. Yang judulnya My Heart kan?" Antusias Ikmal melupakan wajah kesal Bintang.

"Ikmal jangan bilang kamu mau ikut dia nanti pulang sekolah?"

"Iya Bibin. Soalnya aku udah nunggu lama banget novel ini"

"Anjing!"

•••

Jangan lupa buat Vote and Comment😍😍

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang