64. Penderitaan

2.3K 147 13
                                    

Bintang meneguk minumannya dibotol berwarna hijau. Ia memejamkan matanya merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya. Sekarang Bintang berada dirooftop basecamp. Setelah tadi ia berusaha untuk tidur. Tapi tetap tidak bisa. Kejadian demi kejadian masih terbayang olehnya. Membuat Bintang menggeram kesal dan langsung mengambil beberapa botol minuman didapur.

Masih dengan mata terpejam Bintang merasa ada pergerakan disampingnya. Bintang membuka matanya dan meneguk kembali minuman itu.

Shasa duduk disofa sampai Bintang. Ia mengambil satu botol yang tersedia dan meminumnya sama seperti Bintang.

"Gue heran kenapa tuhan selalu ngasih gue penderitaan?" Gumam Bintang pelan menatap kedepan.

"Karena tuhan tau kalo lo pasti bisa lewatin semuanya" jawab Shasa.

"Kapan? Kapan gue bisa lewatin semua? Gue udah umak sama semua ini"

"Gimana mau lewatin kalo lo terus menghindar?" Sindir Shasa tanpa menatap Bintang.

Bintang melirik Shasa dan mengernyit bingung. "Maksud lo?"

Shasa hanya mengedikkan bahu acuh. "Kabur dari semua orang dan menutup diri itu ya menghindar"

"Gue gak bisa hadapi semuanya sendirian! Kalo aja nyokap gue masih ada. Mungkin dia yang bakal bantuin gue dan ngasih solusi"

"Kita yang masih hidup gak bisa mengharapkan dari seseorang yang udah meninggal" nasihat Shasa menepuk bahu Bintang.

"Lo salah! Bisa aja orang yang udah meninggal ngasih kita kode buat ngelakuin hal yang menurutnya benar"

"Dan nyokap lo pernah ngasih kode ke lo?" Tanya Shasa penasaran.

Untuk beberapa menit Bintang terdiam. "Dia nyuruh gue buat bunuh bokap sama selingkuhannya" jawab Bintang pelan menatap kosong ke depan.

"What the hell?! Serius lo?!" Pekik Shasa kaget.

"Ya. Gue serius" jawab Bintang dengan pandangan sendu.

"Bi tapi lo gak pernah lakuin hal itu'kan?"

"Tergantung. Tergantung gimana situasinya dan kalau dia ada didekat gue. Kayak ada yang gerakin tubuh gue buat nyelakain dia"

"Lo gak bisa tahan emosi lo?"

"Gak! Gue selalu kalap dan lupa siapa yang ada didepan gue"

"Kalaupun itu orang yang lo kenal?"

Bintang mengangguk dan berjalan ke depan. Ia duduk dipinggiran dengan kaki yang menjuntai ke bawah.

"Bi lo udah minum tadi. Gak usah lah duduk disitu. Atau lo mau bunuh diri?" Panik Shasa melihat Bintang yang berada dipinggiran dengan kaki yang menjuntai.

Bisa saja'kan karena Bintang sudah frustasi ia langsung lompat kebawah. Apalagi sekarang Bintang sedang minum. Jangan sampe deh.

"Kenapa enggak?" Balas Bintang ngawur menatap kebawah.

"Hanya orang-orang bodoh yang lakuin hal itu, Bi"

"Dan gue termasuk dalam golongan orang bodoh. Kalau lo lupa" balas Bintang dengan enteng.

"Udah malem. Balik kamar yuk" ajak Shasa.

"Duluan aja"

"Kagak! Kalo gue duluan lo pasti lompat"

Bintang tertawa renyah mendengar ucapan Shasa. Emang wajah dia serius saat berucap akan bunuh diri? Hadehhh Shasa gampang amat dikibulin.

"Enggaklah! Gue bercanda! Sono balik lo" usir Bintang terkekeh.

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang