56. Video

2.1K 125 9
                                    

Semalaman mereka habiskan untuk membicarakan tentang Ikmal. Siska pun mengakui kesalahannya pada Bintang. Dan berujung ia meminta maaf pada Bintang. Beruntung Bintang memaafkan Siska tanpa syarat. Akhirnya mereka berlima pun menghela nafas lega setelah berkompromi untuk tidak membahas ini lagi. Dan supaya Siska bisa melupakan Ikmal.

Sekarang mereka berlima baru saja sampai diparkiran sekolah dan mendapati Langit, Tio, dan Rifki sedang bersandar di kap mobilnya masing-masing.

"Tumben lo pada datang pagi?" Tanya Johan disamping Asri. Oh.. Jangan lupakan bahwa sekarang Johan akan selalu disamping Asri. Karena sekarang Johan jadi Babang ojeknya Aci.

"Gue sih jelas. Pengen nyambut mine disekolah" balas Langit mengedipkan sebelah matanya pada Shasa.

"Kenapa mata lo? Cacingan?" Kekeh Shasa disambut tawa yang lain.

"Oya. Hari ini aneh banget tau" sahut Tio setelah meredakan tawanya.

"Aneh maksud lo?" Tanya Asri.

"Ya aneh aja gitu. Dari tadi gue sama nih dua onta berdiri disini. Terus banyak siswa-siswi ngeliatin kita. Seolah mereka pengen nanya sama kita. Tapi gak berani gitu"

"Mungkin lo terlalu ganteng jadi mereka gak mau ketinggalan moment dimana lo nunggu di parkiran kayak tukang parkir" balas Indhi terkekeh geli.

"Ekhem...." gumam Rifki menatap Siska.

Sedangkan Siska diam dan menunduk tanpa menatap mata Rifki. Seketika suasana pun menjadi canggung.

"Udahlah. Mending masuk, yuk" ajak Shasa diangguki yang lain.

Mereka pun berjalan beriringan melewati lorong kelas sepuluh. Pemandangan itu tak disia-sia oleh para adik kelas yang ingin melihat wajah tampan Langit dan yang lainnya. Namun, anehnya banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan jijik, benci, dan memasang wajah seperti ingin memakan mereka. Tapi mereka mengabaikan semua tatapan itu.

Dari kejauhan sudah terlihat kelas nya Bintang. Dan terlihat juga Ikmal sedang duduk didepan kelas sambil menunduk. Melihat hal itu, Bintang tersenyum tipis dan berjalan menghampiri Ikmal.

"Pagi" sapa Bintang berdiri depan Ikmal dengan senyuman.

Ikmal mendongak dan menatap tajam Bintang. Dengan cepat Ikmal berdiri menyentakkan kaki.

Plak

"Aku gak nyangka kamu kayak gitu!" Sentak Ikmal setelah menampar pipi Bintang yang membuat semua murid terkejut.

Langit yang melihat Bintang ditampar pun bergerak menghampiri Bintang. Dan bersiap membalas perbuatan Ikmal. Tapi tangan Langit dicekal oleh Shasa. Seakan memberitau untuk tidak ikut campur terlebih dulu. Akhirnya Langit pun memilih diam.

Bintang memegang sudut kiri bibirnya yang terasa perih dan pipinya terasa panas. Tanpa mengucap kata apapun Bintang menarik tangan Ikmal. Meninggalkan kerumunan murid yang berdatangan untuk menonton. Bintang membawa Ikmal ke ujung lorong dan sangat jarang di lewati oleh murid. Bintang mendorong Ikmal ke dinding dan langsung menatapnya tajam.

"Kenapa?" Tanya Bintang berusaha tidak membuat Ikmal terluka.

"Kenapa kamu bilang?! AKU YANG HARUSNYA TANYA SAMA KAMU! KENAPA KAMU TERIMA AKU KALO KAMU EMANG GAK CINTA SAMA AKU?!" Bentak Ikmal dengan emosinya yang meledak.

"Siapa lagi yang bilang kayak gitu?"

Mengingat bahwa Ikmal sangat gampang terhasut dengan omongan orang. Masih ingat dimana Ikmal berubah 180° seragamnya? Nah seperti itulah contohnya.

"KAMU SENDIRI YANG BILANG!" Balas Ikmal tanpa merendahkan suaranya.

"AKU GAK PERNAH BILANG BEGITU! Aku cinta sama kamu! Bahkan aku rela---"

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang