90. Koma

2.6K 132 18
                                    

"Uhuk... Uhuk..."

Bintang terbatuk dengan badan yang sudah terkapar dilantai berdebu. Keadaan Bintang sangat kacau. Beberapa lebam diwajah dan menahan rasa sakit diperutnya akibat tendangan dari Toni sialan!. Jika saja tadi Bintang tidak dicekal oleh beberapa anggot Blooda. Mungkin sekarang Toni yang sudah ada dilantai karena serangannya.

"Gue masih berbaik hati sama lo buat bikin pilihan" ujar Toni pelan dan memberi kode pada anggota untuk memaksa Bintang berdiri. "Lepas Awars atau Ikmal"

"Haha... Lo homo?" Ejek Bintang tanpa rasa takut.

Jika Bintang melepas Awars. Maka Toni punya kuasa besar dijalanan. Namun, jika Bintang melepas Ikmal. Apa Toni akan memacarinya? Sungguh tidak masuk akal jika benar! Hanya saja Bintang ingin bermain dengan Toni saat ini.

Bugh

"Cepet pilih!"

"Gue pilih gak lepas keduanya" jawab Bintang dengan santai.

Bugh

"ITU BUKAN PILIHAN! PILAHAN LO CUMA DUA! AWARS ATAU IKMAL!"

Bugh

Dug

Bugh

Dalam hitungan detik dua orang yang mencekal Bintang tersungkur. Bintang menyeringai melihat wajah shock Toni.

"Lo fikir gue gak bisa lawan lo sendiri, heh?"

"Oya? Kalo itu mau lo! Siap-siap beberapa menit lagi lo bakal dapet kabar Ikmal mati"

Terdiam. Bintang hanya diam menatap datar Toni. Lalu tersenyum licik Bintang keluarkan pada Toni. Membuat Toni berwaspada. Firasat gue buruk. Batin Toni.

"Kenapa malah senyum? Gue serius! Gue udah kirim anak buah gue buat lukain Ikmal sampe mampus! Lo tinggal tunggu kabar mati dari dia aja!" Ujar Toni mengernyit heran.

"Silahkan!" Tekan Bintang membuat Toni menggeram. "Silahkan kalo lo bisa nembus dinding Wijaksana!" Lanjut Bintang tersenyum kemenangan.

"Wijaksana?" Ulang Toni dengan penuh kebingungan.

"Gak tau dia siapa? Haha... Main lo kurang jauh kawan!" Ejek Bintang.

Bersyukur! Itulah yang Bintang rasakan sekarang. Dia bersyukur karena dia menerima bantuan Wijaksana tadi. Bintang menerima bantuan Wijaksana dengan menyuruh beberapa anak buahnya untuk berjaga-jaga diluar rumah sakit serta depan ruang rawat Ikmal.

"Sialan!" Maki Toni langsung menyerang Bintang bersamaan dengan anggota lain.

Kini Bintang diserang oleh Toni dan anggota lainnya yang saling bergantian membuat Bintang kewalahan. Karena serangan berdatangan terus menerus dan fokus Bintang terpecah. Pada akhirnya Bintang ambruk setelah lamanya bertarung dengan tidak seimbang.

"Hush... Hush..." nafas Bintang terengah-engah dengan menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.

"Dikarenakan gue baik hati. Gue kasih kesempatan sama lo buat duel" sombong Toni mendekati Bintang yang terkapar. "Hidup dan mati" lanjutnya dengan nada rendah. "Baik banget'kan gue?" Toni terkekeh sembari menjambak rambut panjang Bintang mendongak.

"Haha... Bener-bener lo jiwa pengecut! Setelah lo keroyok gue. Baru lo ajak gue duel. Fantastis" balas Bintang tanpa rasa takut. Walaupun seluruh tubuhnya kesakitan.

"Bukan gue yang bakal jadi lawan duel lo" sahut Toni tersenyum picik. "Tapi dia" tunjuk Toni menggeserkan tubuhnya dan terlihatlah sosok yang dimaksud Toni.

"Lo!"

•••

"Dimana?" Tanya Langit dengan tidak sabaran.

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang