25. Pengikut

2.5K 146 0
                                    

Bintang terduduk didepan mesjid sambil menggunakan sepatunya. Sedangkan Ikmal berdiri celangak celinguk mencari keberadaan Bintang. Memang tadi waktu dijalan Ikmal mampir dulu ke mesjid karena adzan magrib telah berkumandang.

Awalnya Bintang ragu untuk memasuki tempat ini. Tapi suara Ikmal yang menguatkannya untuk tetap masuk. Karena itu hukumnya wajib. Dan Bintang yang memang sudah lupa dengan cara untuk beribadah pun mengakuinya pada Ikmal. Ikmal hanya membalasnya dengan senyum dan bilang ia akan mengajarinya. Supaya ia tidak lebih jauh lagi dari Alloh SWT.

Setelah Bintang selesai memakai sepatunya. Ia melihat Ikmal yang berdiri didekat tembok. Dan fokus dengan ponselnya. Sepertinya ia sedang menunggunya. Bintang melihat kesekeliling dan terlihat banyak perempuan yang diam-diam mengagumi pesona Ikmal. Bintang menatap tajam mereka semua.

"SAYANG. SINI!" Teriak Bintang membuat para kaum hawa menelan kekecewaan.

"Yah. Ternyata udah punya pacar"

"Gue kira masih mblo"

"Ceweknya cantik juga"

"Iya. Mereka cocok"

"Yaampun cocokan sama gue"

"Dia mah apa?"

Ikmal menoleh kesumber suara. Ahh ternyata disana. Dia kira Bintang masih didalam. Ikmal tersenyum lebar saat mendengar Bintang manggil 'Sayang' padanya. Ia melangkah mendekat pada Bintang yang terduduk.

"Wah... Tadi kamu manggil aku apa?" Tanya Ikmal duduk disamping Bintang.

"Emang tadi aku manggil apa?" Tanya balik Bintang pura-pura tidak tau.

"Kamu tadi manggil aku 'Sayang'?" Ragu Ikmal.

"Kalo tau kenapa nanya?" Bintang berdiri disusul Ikmal.

"Berarti bener dong. Kamu tadi panggil aku sayang?"

"Iya Ikmal sayang" Bintang berjalan mendahului Ikmal yang mematung.

"Alhamdulillah. Ya alloh. Ternyata engkau mendengar semua curhatan hambanya. Jadi makin sayang plus cinta sama Bintang. Semoga Bintang gak berubah. Amin...." Batin Ikmal.

Setelah ia tersadar Ikmal berlari kecil mengejar Bintang yang sudah disamping mobilnya. Ikmal tersenyum pada Bintang dan membukakan pintu penumpang yang ada didepan untuk Bintang.

Bintang membalas senyum Ikmal. Saat Bintang akan masuk ke pintu yang telah Ikmal buka. Ia melihat mobil yang terparkir tak jauh dari mobil Ikmal. Ia memicingkan matanya. Kayak kenal. Pikir Bintang.

"Shit!" Umpat Bintang tidak jadi masuk kedalam mobil.

"Kok gak masuk?" Tanya Ikmal.

"Lo yang duduk disini. Gue yang nyetir" jawab Bintang mendorong Ikmal kedalam.

"Loh! Kok kamu yang nyetir?! Aku kan lelaki jadi aku yang harus nyetir buat kamu!" Bantah Ikmal yang akan keluar lagi dari mobil.

"Udah gue aja. Lo duduk diem disitu atau gue pulang naik taksi" ancam Bintang yang langsung dituruti Ikmal.

Bintang pulang naik taksi? Ohh tidak akan Ikmal biarkan itu. Ini sudah malam. Masa ia tega biarkan Bintang pulang sendiri. Ya walau yang seharusnya dikhawatirkan adalah dirinya. Karena dirinya tidak bisa berkelahi. Tapi tetap Bintang adalah prioritasnya Ikmal.

Bintang segera menutup pintu dan berjalan ke pintu kemudi. Ia menyalakan mesinnya dan melaju dengan kecepatan tinggi.

"BINTANG! KENAPA NGEBUT?! AWAS ADA MOBIL!" Teriak Ikmal memegang ke pegangan yang ada diatas.

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang