21. Jalan-jalan

2.9K 154 0
                                    

"Gue bilang gitu cuma buat si Sonya kesel"

"Gue juga!"

"Gue gak ada niat buat lo jadi cowok gue"

"Gue juga!"

"Lo berdua udah kayak paduan suara aja! Punya kalimat sendiri bisa kali elah! Ngikutin gua mulu" cerca Shasa pada Indhi dan Siska yang hanya menjawab serempak dengan kalimat 'Gue juga!'.

Siska dan Indhi malah terkekeh geli.

"Ehh kok ngomong kasar. Tarik kata-kata lo barusan" suruh Langit yang sudah tersadar dari keterkejutannya.

"Ya habis gue kesel sama mereka berdua! Ngikutin gue mulu ngomongnya" keluh Shasa.

"Tapi kan gak kasar juga bisa" balas Langit mencubit hidung Shasa.

Kini mereka sedang berada dipinggir lapang basket outdoor.

"Ya elah Sha. Kita gak ngikutin omongan lo kok. Lo ngomong panjang lebar. Nah kita cuma ngomong 'Gue juga' kan jelas beda dong kalimatnya. Ya kan Sis?" bela Indhi diangguki Siska.

Arghhhh itu sama aja goblok. Kalo aja gak ada Langit disini. Udah di kasih bogem mentah si Indhi yang goblok kayak Si Asri.

"Ribut mulu lo pada. Udah bel juga. Ayo kita ke kelas aja lah" Asri menengahi pertengkarang kecil sahabatnya.

¤¤¤

"Gak pulang Bi?" Tanya Shasa melihat Bintang yang malah duduk dikursi koridor depan kelas.

"Nungguin Ikmal" jawab Bintang.

"Ohh... Gue juga mau nungguin Rifki deh" ucap Langit duduk didekat Bintang.

"Gue juga" timpal Tio.

"Yaudah gue juga nungguin kalian aja deh" tambah Indhi.

"Bilang aja lo mau deket Tio, hm?" Goda Shasa pada Indhi.

Kini mereka sedang menunggu kelas Ikmal yang ada pelajaran tambahan selama satu jam.

"Eng...enggak. Gue kan sebagai sahabat baek. Jadi gue nungguin Bintang. Ya kan Bi?" Tanya Indhi pada Bintang yang nampak acuh.

"Ish... Dasar cewek pelit kata" sindir Indhi pada Bintang yang terkekeh kecil mendengar sebutan itu.

"Dan si cewek pelit kata itu sahabat kita" ingat Asri dan tertawa kecil.

"Ehh nanti malem kan malem minggu tuh. Gimana kalo kita jalan bareng. Pasti seru kalo jalannya banyakan" ajak Langit yang sepertinya membuat semua tertarik dengan ajakannya.

"Ahh bener juga. Ayo deh. Gue ngikut aja" balas Shasa.

"Ayo ayo. Gue juga jarang banget deh jalan bareng kek gitu" timpal Indhi.

"Yaudah jadiin aja. Dan lo nanti gue jemput jam 7. Kirim alamat lo juga" tambah Tio pada Indhi yang sedikit modus.

"Lah modus banget lo" sindir Asri.

"Modus bagi cowok wajar kali. Ya kan?" Balas Tio mengedipkan sebelah mata pada Indhi.

"Iya nanti gue kirim. Jangan telat. Kalo telat gue langsung berangkat"

"Siap bos"

Sepertinya mereka sedang pdkt an permisah. Sedangkan Langit dan Shasa hanya saling tatap yang pasti memiliki arti. Tak lama kelas Ikmal pun bubar.

"Kalian nungguim aku?" Tanya Ikmal menatap 8 orang itu.

"Enggak. Mereka cuma ikut-ikutan aja. Ohya nanti kalo ada pelajaran tambahan bolos aja. Gak usah ikutan" ucap Bintang berjalan beriringan dengan Ikmal di koridor meninggalkan 8 orang berwajah cengo.

"Lah goblok kita ditinggal"

¤¤¤

"Film mulai nya jam 21.00. Sekarang baru jam 20.00. Kita makan aja dulu" ucap Rifki dan Siska yang ditugaskan oleh ibu presiden untuk memesan tiket.

"Yaudah ayo kita makan dulu atau jalan-jalan" timpal Tio yang sedang bersama Indhi disampingnya.

Kini mereka semua sedang berada di salah satu mall terbesar dijakarta. Sesuai perjanjian mereka jalan-jalan bersama. Mereka pun berjalan ke tempat makan disana. Ada lima pasang yang sedang duduk dimeja makan.

Mereka memesan meja yang bisa diduduki oleh 10 orang. Nampak mereka begitu bahagia malam ini. Sesekali mereka tertawa dengan lolucon yang Asri atau Indhi buat. Atau karena Asri dan Tio yang bertengkar kecil hanya karena berbeda pendapat. Dan Johan menengahi merasa cemburu.

Tak lama makanan yang mereka pesan pun datang.

"Sis lo udah punya pacar belum?" Tanya Rifki pada Siska yang ada disampingnya.

"Ya elah kalo si Siska punya juga pasti dia kesini sama cowoknya. Bego amat pemikiran lo"

"Jangan ngomong kasar ditempat umum Ci" ingat Johan pada Asri.

"Bisa gak lo sekali kagak usah nyaut omongan orang"

"Kagak bisa wlee"

"Bibin mereka aneh ya?" Bisik Ikmal pada Bintang yang terus makan dengan santai.

"Iya. Untung mereka temen gue kalo bukan. Udah gue buang mereka" balas Bintang dengan berbisik.

Mereka berdua membiarkan 8 orang itu bertengkar kecil.

"Bin?"

"Ya?"

"Aku mau kamu panggil aku-kamu jangan gue-lo. Kesannya kamu bukan pacar aku gitu!" pinta Ikmal ragu kalo Bintang akan mengabulkan permintaannya.

"Iya. Aku panggil kamu" kalimat Bintang membuat Ikmal tersenyum.

"Pacar yang baik" kekeh Ikmal mengacak atas kepala Bintang.

Tidak membutuhkan waktu lama mereka selesai makan.

"Bin kita ke toko buku dulu yuk. Ada yang mau aku beli" ajak Ikmal setelah mereka keluar dari tempat makan.

"Yaudah ayo. Gue sama Ikmal misah disini ya. Nanti kalo film nya mau mulai kita kesana" pamit Bintang tanpa menunggu balasan dari mereka langsung melenggang pergi dengan Ikmal.

"Ngapain ngomong kalo ujung-ujung nya langsung ditinggal" keluh Rifki menatap kepergian Bintang dan Ikmal yang bergandengan tangan.

"Dia emang kayak gitu. Cuek, Santai. Tapi beuh kalo udah ngamuk. Semua orang kena deh pukulan mautnya" sahut Siska juga menatap dua sejoli itu.

"Yoi. Kawan kita yang satu ini emang unik" timpal Indhi.

"Tapi dia juga baik" tambah Asri.

"Meskipun Bintang sikapnya kek gitu. Kita tetep kok nyaman sahabatan sama dia. Ya kan?" Sambung Shasa.

"Udahlah jadi ngegibah gini. Kita lanjut aja ayo"

Beberapa menit terlewatkan. 5 pasangan remaja ini kini sedang berada didalam bioskop. Dengan Siska yang duduk disamping Rifki. Indhi duduk disamping Tio. Asri dengan Johan dan Bintang dengan Ikmal. Sedangkan Shasa dan Langit kebagian kursi dibelakang mereka.

Langit dan Shasa leluasa melihat para sahabatnya yang sesekali menjerit takut. Karena film yang ditonton ia lah horor.

Terlihat Indhi yang suka rela meluk Tio jika tiba-tiba muncul. Siska yang sembunyi memegang sebelah tangan Rifki. Asri yang duduk menyamping melihat Johan dari pada layar yang didepan. Ia terlalu takut melihat hantu. Dan Johan pun melakukan hal yang sama seperti Asri.

Jika Asri duduk seperti itu karena ketakutan. Berbeda dengan Johan karena menurutnya yang lebih menarik dilihat wajah Asri yang manis. Hahaha cowok kalo sama cewek nonton film horor menang banyak ya😆😆 Macam mereka😂😂

Sedangkan Bintang biasa saja menonton tanpa takut bila hantu tiba-tiba muncul. Malah Ikmal yang ketakutan sembunyi dipunggung kecil Bintang.

Langit dan Shasa menoleh saling tatap. Lalu terkekeh bersama melihat apa yang ada didepannya.

-------

Ciyeeee malem mingguan....

Jadi pengen dan gue😆😆😂

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang