8. Pengedar???

3.2K 183 0
                                    

Tadi setelah Sonya and the geng keluar dari toilet karena takut. Bintang mendapat informasi dari Shasa dan ketiga temannya yang menghampirinya ditoilet. Malasah penting dan genting. Entah apa masalahnya tapi Shasa bilang Toni datang ke base camp dan membuat keributan. Bingang dan yang lain pun segera pergi dari toilet.

Mereka berlima berlari dikoridor sekolah dengan tergesa. Untung bel masuk berbunyi 15 menit yang lalu. Jadi koridor sekolah sepi. Saat dibelokan koridor kelas XI. Bintang bertubrukan dengan seorang pria yang berlari berlawanan.

"Sorry. Gak sengaja. Lagi buru-buru" Suara lelaki itu tanpa melihatkan wajahnya ia melanjutkan acara larinya.

"Brengsek!!" Umpat Bintang berbalik badan dan berniat memberi pelajaran pada lelaki yang tadi menubruknya. Tapi ditahan oleh Shasa dan menepuk bahu Bintang. Menyadari bahwa sekarang tujuan mereka adalah datang ke base camp sebelum Toni membuat base camp nya ambruk.

Sesampainya dibase camp, mereka disuguhkan dengan geng Bloods yang menyerang geng Awars yang sudah kewalahan. Sepertinya Toni marah sekali sampe gak ngerasa Bintang dan yang lain datang.

"Berenti!" Bentak Bintang saat sudah depan base camp dan berdiri menghadap geng Bloods. Seketika perkelahian berhenti.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Bintang dingin dan menatap tajam pada Toni yang mulai berjalan menghampirinya. Tidak. Toni tidak menghampiri Bintang. Tapi dia melewati Bintang dan langsung memberi pukulan pada Asri yang ada dibelakang Bintang.

Bugh!!!

"Lo harus tanggung jawab dan bilang ke bos. Kalo lo pelakunya!!!" Bentak Toni yang terus menyeret Asri.

Sedangkan semua orang diam ditempat. Termasuk Bintang, ia hanya memperhatikan dengan sebelah alis terangkat.

"Apa yang terjadi?" Tanya Bintang tenang dengan menatap tajam Asri yang ketakutan dan terus meronta.

"Dia kirim barang tapi gak nyampe ke pelanggan. Pelanggan gue komplen ke bos. Dan itu bikin gue disiksa sama bos. Bos mau dia jadi budak sebagai gantinya" Ucap Toni panjang lebar.

"Bener dugaan gue. Pantes kalo tawuran sama geng Bloods dia selalu gak dateng. Atau dia emang anak buah Toni?" Batin Bintang masih tenang.

"Lo anak buahnya?" Tanya Bintang pada Asri, yang ditanya hanya geleng kepala.

"Trus kenapa lo ngedar barang itu hah?!" Bentak Bintang.

"Sorry" Lirih Asri.

"Udah gak usah ikut bacot lo. Gua mau bawa dia ke bos" Ucap Toni sambil menyeret Asri.

"Lepasin dia!!" Titah Bintang masih berkata dingin dan tajam.

"Gue kan udah bilang gak usah ikut bacot"

"Gue bakal ganti semuanya. Jadi lepasin dia" Ucap Bintang.

"Emang lo bisa ganti?" Toni tertawa remeh pada Bintang.

"Berapa?"

"100 juta" Ucap Toni.

"Loh Ton. Gue kan kemarin ngambil yang 50 juta. Kenapa jadi 100 juta?" Bela Asri masih dengan keadaan dicekal Toni.

"Setengahnya itu ganti karena pelanggan gue pindah ke pengedar yang lain"

"Oke. Gue ganti besok malam disini. Lepasin dia" Semua orang yang ada disana melongo tak percaya dengan ucapan Bintang barusan.

Anak SMA punya uang segitu banyak dari mana coba? Kecuali kalo emang anak SMA itu anak dari keluarga atas. Lah ini? Bintang! Punya duit dari mana coba?

"Apa jaminannya kalo lo bakal ganti tu uang besok malam?" Tanya Toni yang ragu terhadap Bintang.

"Jaminannya nyawa gue"

"Deal. Pergi sono lo" Toni mendorong tubuh Asri supaya mendekat ke area geng Awars.

"Pergi" Titah Bintang yang langsung dituruti Toni dan temannya.

Setelah Toni pergi, Bintang berjalan kearah Asri yang menunduk.

"Udah berapa kali lo ngedar?" Tanya Bintang dingin dan tajam.

"Du..dua kali. Dan ini yang ke tiga" Jawab Asri tanpa menatapnya.

"Jadi ini alesan lo selalu ngehindar kalo kita ajak buat balap atau tawuran bareng geng Bloods. Karena lo anak buahnya!!!" Bintang menaikkan nada tingginya pada kalimat akhir dan itu membuat semua orang disana bergidik ngeri.

Emosi Bintang sudah tidak bisa ditahan lagi. Bagaimana bisa dia dibohongi oleh sahabatnya sendiri.

"Gue bukan anak buahnya Bi. Gue juga bukan pemakai"

"Trus kenapa lo ngedar Ci? Kenapa?!"

"Kepepet Bi" Cicit Asri.

Bintang menaikkan sebelah halisnya. "Kepepet?"

"A..adik gue yang kedua kecelakaan"

"Jelasinnya yang jelas jangan setengah-setengah" Asri semakin menunduk mendengar nada tajam dari Bintang.

"Waktu itu ade gue harus dioperasi tapi gue gak punya uang buat melakukan operasinya. Gue mondar-mandir dipintu UGD. Gue mikir dapet dari mana uang segitu banyak. Dan disitu ada Toni. Gue juga gak tau kalo Toni ada di rumah sakit. Tiba-tiba dia nyamperin gue trus dia bayarin biaya buat operasi gue. Tapi dengan syarat gue kirim barang lumayan banyak. Ya gue terima aja waku itu..."

"...Trus pas gue udah kirim barang. Ade gue udah selesai operasi tapi ade gue harus dirawat inap. Gue mikir lagi dapet uang dari mana buat biaya rawat inap ade gue. Dengan terpaksa gue nyamperin Toni ke base camp nya Bloods. Disana gue udah mulai kirim barang dan lumayan banyak" Jelas Asri panjang lebar sambil meneteskan air mata.

Emosi Bintang mereda setelah mendengar cerita Asri. Bagaimana bisa disaat sahabatnya membutuhkan tapi dia tidak tau apa-apa. Bodoh. Bintang mengumpat dirinya sendiri. Dia merasa gak berguna sebagai sahabat.

"Ade lo sekarang masih dirawat?" Asri hanya menganggukan kepala.

"Rumah sakit mana?"

"Rumah sakit Prasasti Bi"

"Anterin gue kesana"

"Ma...mau ngapain? Please jangan ganggu ade gue. Gue yang salah bukan ade gue"

"Emang gue mau ngelakuin apa? Gue kelihatan kayak orang jahat ya?"

"Enggak. Cuman muka lo nyeremin Bi"

Bintang terkekeh geli mendengar penuturan Asri. "Gue gak bakal ngapa-ngapain. Gue cuma mau nengok ade lo. Ayo"

----------
Guys.....


Gak nyangka yaaaa Asri jadi pengedar😢😢

Padahal aku ngepans loh sama dia...

Kalian ngepans dia gak????

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang