83. Keputusan

2.3K 128 8
                                    

Sudah beberapa minggu ini Bintang selalu menjadi penguntit Ikmal. Di sekolah, bahkan saat pulang sekolah. Bintang selalu mengikutinya. Dan Bintang selalu mencari kesempatan untuk mendapatkan Ikmal kembali. Sudah beberapa minggu ini juga Bintang selalu melihat Ikmal dan Luna bersama. Hati Bintang semakin memanas melihatnya.

Apa kesalahannya tidak bisa dimaafkan oleh Ikmal? Padahal itu kesalahpahaman! Ya Bintang memang sedikit bersalah. Karena dia tidak pernah membalas ucapan Ikmal. Ketika Ikmal mengatakan cinta, Bintang hanya diam dan tersenyum. Tapi apakah cinta harus dikatakan? Tidak cukup'kah dengan perlakuan Bintang selama ini?

Hingga sekarang waktu yang tepat untuk Bintang membawa Ikmal berbicara berdua. Karena selama ini saat Bintang ingin membawa Ikmal, selalu ada Luna disampingnya.

Sekarang dia melihat mobil Ikmal keluar dari parkiran sekolah. Dan di dalam mobil Ikmal sendiri tanpa ada Luna. Sudah saatnya Bintang memberitahu sesuatu pada Ikmal. Dengan segera ia menghidupkan motornya dan mengikuti mobil Ikmal yang sudah melewati gerbang sekolah.

Tanpa basa basi Bintang menyeimbangi mobil Ikmal kecepatan tinggi. Karena dia tidak mau Ikmal mengetahui bahwa dirinya mengikuti. Sudah dipastikan kalau Ikmal tahu Bintang membuntutinya. Ia akan segera menancap gas dan menghindar dari kejaran Bintang.

Saat Bintang berada tepat disamping kanan pintu kemudi. Ikmal menatapnya dari dalam mobil. Ia kaget mengetahui Bintang berusaha berhentikan mobilnya dengan menyalip. Sudah Bintang duga! Ikmal menambah kecepatan menghindari dirinya.

Bintang menggeram kesal melihat mobil Ikmal berhasil mendahuluinya. Dengan kecepatan diatas rata-rata. Tanpa takut Bintang terjatuh atau kecelakaan dengan kendaraan lain. Ia terus berusaha menyeimbangi mobil Ikmal yang kini tepat berada di depannya. Tak menyia-nyiakan waktu, Bintang langsung saja menyalip dan berhenti di depan mobil Ikmal.

Ikmal yang kaget dan tidak bisa mengendalikan mobilnya pun menabrak motor Bintang. Membuat Bintang tersungkur beserta motornya. Beruntung mobil Ikmal tidak terus berjalan. Jika iya, maka Bintang akan terus terseret. Kaki kanan Bintang terjepit oleh badan motornya.

Orang-orang sekitar yang melihat hal itu langsung menolong Bintang. Dan menggedor kaca mobil Ikmal. Ikmal dipaksa keluar karena mereka berfikir bahwa Ikmal dengan sengaja menabrak motor Bintang.

"Gak papa, Pak. Dia pacar saya" ucap Bintang setelah kaki kanannya terbebas dari jepitan. Dan melihat Ikmal yang keluar mobil dengan cengkraman erat oleh orang sekitar.

"Beneran, Dek?"

"Bukan orang jahat yang berniat mencelakai kamu?"

"Bukan, Pak" bantah Bintang pada 2 dari sebagian bapak-bapak lain. "Kami sedang ada masalah sedikit. Bisa kalian pergi sekarang?"

Warga yang tadi berkerumun pun membebaskan diri. Mereka menahan kesal karena ekspresi Bintang yang jauh dari kata ramah. Bahkan tadi dia seperti mengusir warga. Padahal warga yang membantu Bintang bebas dari jepitan.

"Kamu mau mati?"

Ucapan tajam dan menusuk membuat Bintang mengalihkan pandangannya dari motor yang sebelumnya ia dirikan pada Ikmal. Ikmal menatapnya dengan tatapam tajam. Tapi bagi Bintang, itu tatapan yang menggemaskan! Membuat dia tersenyum samar.

"Kamu fikir nyawa kamu ada berapa? 10? Gak semua orang suka sama cara kamu berkendara! Ugal-ugalan! Dasar bossy!" Sentak Ikmal berdiri dihadapan Bintang.

Sedangkan Bintang, dia mengabaikan semua ucapan Ikmal yang terkesan memarahinya.

"I love you" perkataan Bintang membuat mulut Ikmal bungkam dan mengalihkan pandangannya pada Bintang yang menatapnya rindu.

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang