9. Rahasia Besar

3.1K 172 0
                                    

"Kapan adik lo dioperasi?" Tanya Shasa sambil berjalan dilorong rumah sakit dengan keempat temannya.

Tadi mereka sudah di ruang rawat adiknya Asri. Sangat memprihatinkan kondisinya. Dan sekarang mereka berniat kembali ke base camp.

"2 minggu yang lalu"  Jawab Asri yang berada didepan bersama Bintang dan dibelakang ada Indhi, Siska dan juga Shasa.

"Kenapa gak cerita sama kita-kita?" Tanya Siska.

"Hooh bener tuh. Kenapa?" Tanya Indhi.

"Gua gak mau ngerepotin kalian"

"Dengan kayak gini lo lebih ngerepotin kita" Tepat setelah Bintang mengeluarkan kalimat itu dengan menekan kata yang ditebalkan keempat sahabatnya kompak berenti berjalan di tengah lorong yang mulai sepi.

Bintang yang merasa tidak ada pergerakan dari arah belakang pun berhenti melangkah dan menoleh. Ia mendapatkan keempat temannya berdiri disana. Menatap dirinya dengan tatapan berbeda-beda. Sedangkan Asri hanya menundukkan kepala.

Mungkin dia menyesal karena telah merepotkan teman-temannya. Apa lagi setelah Bintang berbicara seperti itu.

Dan yang lainnya menatap Bintang tak percaya karena ini bukan Bintang. Bintang akan membantu temannya meskipun merasa direpotkan. Tapi, ini baru mau menolong sudah bilang merepotkan. Sungguh tidak menyangka. Bukan?

Bintang menghela nafas lalu berbalik badan menghadap ke para sahabatnya.

"Gue ngomong kayak gitu bukan berarti gue gak mau direpotin sama lo, Ci. Gua sebagai sahabat lo rela direpotin karena itu emang tugas gue sebagai sahabat lo. Tapi lain kali lo harus cerita sama kita. Apapun yang terjadi. Meskipun itu masalah yang menyangkut nyawa, gue akan bantu.

Gue tau. Gue emang jarang ngomong panjang lebar sama kalian. Karena disini gue yang paling jarang ngomong. Tapi kalo lo cerita. Kuping gue masih berfungsi buat dengerin cerita lo, Ci" Jelas Bintang panjang kali lebar dengan menepuk pelan pundak Asri. Hening keadaan disana sesaat.

"Hiks... Jadi terhura gue" balas Indhi sambil bercanda sedikit. Tidak tau apa keadaan disini sedang tegang.

"Gak ada yang lagi bercanda Indhi" Peringat Siska membuat Indhi mendengus kesal. Padahalkan dia hanya ingin memecah keheningan yang ada disana.

"Yang dibilang Bintang bener. Kita siap kok dengerin cerita lo" sambung Shasa.

"Sorry" Hanya itu yang Asri ucapkan. Karena dia tak mampu lagi membalas kalimat-kalimat sahabatnya yang memang benar adanya.

"Yaudah kita jadiin ini sebagai pelajaran aja. Dan buat yang lain juga jangan ada yang kalian sembunyiin dari kita. And lo Bi, kita gak pernah tau tuh lo tinggal dimana? Sama siapa? Lo gak pernah cerita tuh sama kita. Itu juga termasuk disembunyiin" jelas Shasa dan disetujui yang lain.

Ya. Mereka semua emang gak ada yang tau Bintang tinggal dimana dan dengan siapa. Itu rahasia terbesar Bintang yang telah Bintang simpan selama bersahabat dengan mereka. Mungkin agak susah buat Bintang bongkar itu semua.

Bintang meneguk air leyurnya. Karena tiba-tiba saja ia merasa tenggorokannya kering.

"Oke. Gue akan kasih tau kalian. Sekarang ikut gue"

•••

"Wow... Jadi lo tinggal ditempat sebagus ini?"Tanya Indhi dan Asri berdecak kagum.

"Hm..."

"Bi lo tinggal disini sendiri?" Tanya Siska sambil mengelilingi ruang tv bersama Indhi dan Asri yang masih kagum.

Sedangkan Bintang dan Shasa hanya duduk disofa.

"Hm..."

"Trus lo bayar tempat ini sama uang sekolah dan uang jajan lo. Siapa yang bayarin?" Tanya Shasa yang akhirnya mengeluarkan suara.

Pertanyaan tersebut menarik perhatian Indhi,Asri dan Siska. Karena terlihat mereka langsung duduk disofa dekat Bintang dan Shasa.

Bintang berdehem keras sebentar dan membenarkan posisi duduknya.

"Gue bakal jelasin semua. Dan bakal cerita sedikit. Tapi jangan ada yang motong cerita gue. Ngerti?" Tanya Bintang diangguki semuanya.

"Gue disini tinggal sendiri. Dan biaya hidup gue selama ini ditanggung sama abang pertama gue. Kalian tau kenapa gue bisa tinggal sendiri? Gua kabur dari rumah" Raut wajah Bintang meredup tapi dia menetralkan raut wajahnya supaya tidak terlihat menyedihkan.

"Kenapa?" Tanya Asri.

"Karena gue gak mau tinggal sama pembunuh" jawab Bintang yang amat terlihat kilatan amarah dalam matanya. Dia juga menekan kata 'pembunuh'.

"Nyokap gue udah meninggal 4 tahun yang lalu. Dia meninggal dibunuh pake pisau tepat dijantungnya sama bokap dan selingkuhannya. Gue ada disaat nyokap gue menghembuskan nafas terakhirnya. Waktu itu kejadiannya dihalaman rumah gue. Dan gue ada dibalik pintu utama sambil sembunyi. Setelah tau nyokap gue meninggal gue marah. Bahkan gue nyerag bokap dan selingkuhannya. Tapi gue ditahan sama abang gue. Abang gue gak percaya kalo nyokap gue tuh dibunuh bukan bunuh diri.

Dia malah bilang kalo nyokap gue meninggal karena ulahnya sendiri. Padahalkan gue liat langsung kejadiannya." Bintang tak bisa lagi menahan air matanya yang sedari tadi ia tahan.

"Masih ada kita. Kita percaya kok sama lo. Ya walaupun kita juga gak tau cerita aslinya. Tapi apapun yang lo lakuin kita dukung. Asal jagan kelewat batas aja" balas Shasa diangguki yang lain.

"Abang lo tau lo tinggal disini?" Tanya Siska.

"Awalnya sih enggak. Tapi..." Bintang menggantungkan kalimatnya. Karena ia sedang berfikir apakah ia cerita saja kalo abangnya itu suami dari kepsek baru disekolahnya atau enggak.

"Tapi apa?" Tanya Indhi greget.

"Tapi sekarang dia tau gue tinggal disini dan sekolah di SMA Erlangga. Ini bener-bener rahasia gue. Gue udah sembunyi dari abang gue hampir 2 tahun. Karena gue kabur pas keluar SMP. Tapi akhirnya ketauan juga"

"Trus bokap lo udah tau?" Tanya Asri pelan takut Bintang merasa kesinggung.

Bintang menggeleng. "Gak. Dia gak tau. Abang gue masih ngerahasiain ini dari bokap gue. Karena gue ngancem kalo sampe dia ngebocorin sama bokap. Gue bakal pergi lebih jauh lagi dari ini"

"Kenapa dulu lo gak kabur keluar kota aja?" Pertanyaan Shasa yang lebih masuk akal dibandingkan pertanyaan temannya yang lain.

"Setengah hati gue bilang buat pergi jauh dari jakarta. Dan setengah hati lagi kayak gak rela gue tinggalin kota kelahiran gue sendiri. Awalnya gue kabur kerumah abang gue pas gue masih SMP. Karena waktu itu gue masih bingung mau pergi kemana. Tapi setelah keluar. Baru deh gue kabur dari rumah abang gue dan tinggalah gue disini." Jelas Bintang.

"Yaudah tenang kita bakal rahasiain ini semua dari yang lain. Rahasia lo aman sama kita" Sombong Indhi.

"Yoi" Sambung Asri. "Ohya. Tapi apatemen lo terbuka lebarkan buat kita?" Tanya Asri.

"Apartement bukan apatemen" Ucap Siska.

"Iya ntu maksud gua"

Bintang terkekeh mendengar pertanyaan Asri. "Terbuka buat kalian berempat"

"Wis... Asik dong. Disinikan ada Ps nya. Eh lo suka main Ps sendiri Bi?"

"Gue gak pernah main Ps. Itu buat pajangan aja" Jawab Bintang dari pertanyaan Indhi.

"Cih... Songong bener lo. Udah lah main ma gua aja yuk Ci" Ajak Indhi disetujui Asri.

Tak lama Asri dan Indhi pun bermain Ps dengan rancauan mereka. Sementara Shasa dan Siska menonton sambil makan cemilan yang diambil Bintang tadi di kulkas.

Akhirnya Bintang lega setelah menceritakan masalah dia. Seenggaknya masih ada yang mau mendengarkannya.

-------------

Oit.... Oit.....

Gimana?????

Mana sih vote sama commentnya???

Yang banyak dong biar semangat nulisnya nih😆😆😆

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang