92. Darah

2.4K 124 1
                                    

Kadang Tuhan sering mempermainkan hati umatnya. Entah itu dalam keburukan atau dalam kebaikan.

Mengapa? Mengapa Tuhan selalu memberi masalah pada umatnya? Karena Tuhan menyayangi umat yang diberi-Nya masalah.

Percayalah!

Semua akan segera berakhir!

•••

Suasana di depan pintu ruang UGD penuh dengan isak tangis. Mereka menangisi orang yang mereka sayangi sedang berjuang untuk hidup di dalam ruangan. Bintang. Ya, Bintang berada di dalam ruangan UGD itu.

Flashback on

Duarrrr...

Duarrrr...

"NO!!!!!" Teriak Langit berlari mendekati jurang.

Bukan hanya Langit! Semua orang juga berlari ke sana untuk melihat mobil siapa yang meledak. Begitu sudah dekat dengan jurang. Mereka akhirnya tahu. Bahwa di dalam jurang mobil keduanya meledak dengan keras.

Tidak beda jauh dengan Ikmal yang kini menatapi jurang dengan lutut lemas dan pandangannya mengabur karena air mata.

"Bibin.." lirih Ikmal.

"Cepat kalian ke bawah!" Titah Wijaksana pada anak buahnya khawatir dengan meninggikan nadanya.

Tapi sebelum itu mereka dikejutkan dengan Ikmal yang sudah lebih dulu turun ke dalam jurang tanpa bantuan siapa pun.

"Ikmal! Jangan!" Cegah Bunda Ikmal. Tapi itu sia-sia! Karena kini Ikmal sudah tidak terlihat lagi tenggelam dalam kegelapan jurang.

Disusul dengan para sahabat Bintang juga anggota Awars lainnya. Tidak lupa dengan Langit Cs.

"Ayah. Ikmal... hiks..." isak Bunda Ikmal dipelukan Ayah.

"Ikmal pasti baik-baik aja" balas Ayah dengan tenang. Berbeda dengan hatinya yang berkecamuk dan khawatir.

Ikmal berusaha untuk mencapai dua mobil yang sudah terbakar. Dia memegang akar pohon besar supaya tidak terperosot dan terjatuh. Luka-luka goresan di tangan juga di kaki akibat tergores ranting pohon dia hiraukan. Yang terpenting sekarang adalah Bintang.

Begitu dia sudah dekat dengan dasar jurang. Segera dia berlari ke arah mobil yang sudah terbakar. Tidak peduli dengan api yang sudah membesar.

"IKMAL!" Teriak Asri berlari mencegah Ikmal yang sudah sangat dekat dengan mobil.

"JANGAN!" Bentak Asri saat sudah mencekal tangan Ikmal.

"LEPAS!" Sentak Ikmal melepaskan cekalan Asri. Baru saja cekalannya terlepas. Johan datang dan segera mencekal tangan Ikmal kuat.

Ikmal tidak tinggal diam. Dia berontak kuat untuk melepaskan cekalan Johan. Tapi bukannya terlepas cekalannya malah bertambah dengan Asri, Rifki, dan Siska yang kini mencekal tubuh Ikmal.

Tidak jauh berbeda dari keadaan Ikmal. Langit pun dicekal oleh Shasa, Indhi, dan Tio. Mereka menahan Langit yang akan berlari ke dalam mobil.

"Lo bisa terbakar!" Desis Siska menahan berontakan Ikmal.

"Sial! Kekuatan dari mana si Ikmal! Gede banget tenaganya!" Batin Tio merasakan tenagan Ikmal yang kuat.

"Kalian minggir! Aku mau nolongin Bibin" ucap Ikmal sendu menatap lirih mobil yang sudah termakan kobaran api. Rontaan Ikmal perlahan melemah dengan nadanya yang semakin lirih. Belum lagi air mata yang terus keluar dari mata Ikmal.

BINTANG [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang