Minggu pagi. Melody sudah siap dengan dress biru laut selutut, jepitan rambut dengan warna senada, dan sepatu high heels dengan warna yang senada pula. Rambutnya ia biarkan tergerai. Wajahnya ia poles make up tipis.
Hari ini, Melody akan mengikuti kompetisi biola di gedung kota. Niatnya bukan semata-mata karena menuruti perkataan Venus, ia berpikir mungkin kali ini ia bisa menambah pengalamannya, lagi.
Setelah kemarin lusa ia meminta didaftarkan oleh Musical, Musical langsung menghubungi sepupu temannya yang menjadi panitia di kompetisi itu. Syukurlah, meskipun kali ini banyak kontestan yang ikut, Melody masih bisa mendaftar.
Kedua orangtua Melody kali ini tidak bisa ikut melihat aksi putrinya. Mereka harus pergi ke rumah tantenya karena ada urusan penting. Mereka sudah berangkat sejak tadi dan mungkin akan pulang nanti sore atau malam. Akhirnya, Melody hanya pergi dengan Musical.
Pukul 10.45 Melody dan Musical sampai di gedung kota. Kompetisi biola itu akan dimulai pukul 11.00. Gedung kota terlihat sangat ramai sekarang. Melody dan Musical berjalan beringingan, masuk ke dalam gedung. Mereka duduk di kursi yang sudah dipesan Musical, di barisan kedua dari depan.
Mata Melody memindai setiap sudut gedung. Ia tidak menemukan seseorang yang ia cari. Venus. Orang yang menyuruh Melody untuk mengikuti kompetisi itu, justru tidak terlihat.
Musical memperhatikan adiknya yang terlihat tengah mencari seseorang. "Nyari siapa?"
Melody menengok ke arah Musical, menggelengkan kepalanya.
"Gugup ya? Tenang aja. Kamu pasti bisa!" Musical menenangkan adiknya. Ia mengelus rambut Melody. Melody tersenyum manis. Ia selalu bisa tenang hanya karena mendengar kakaknya mengucapkan kalimat sederhana.
Tak lama kemudian, MC mulai naik ke atas panggung, berbasa-basi sebentar. Setelah itu, kontestan pertama naik ke atas panggung, memulai permainannya. Permainannya indah, terlihat anggun karena ia membawakan lagu mellow.
Kini, giliran kontestan nomor 13 yang sedang memainkan biolanya. Melody mendapat nomor 14. Ia pergi ke belakang panggung untuk bersiap. Meskipun sudah terbiasa mengikuti kompetisi, tetap saja ia gugup.
MC naik ke atas panggung, "Berikan tepuk tangan yang meriah untuk nomor 13, Sandra Marissa. Sekarang, kita lihat penampilan nomor 14, Melody Alodya."
Melody naik ke atas panggung dengan biola di tangannya. Ia berdiri di tengah panggung, membungkukkan badannya untuk memberi penghormatan kepada juri. Ia menatap seluruh penonton. Venus tidak terlihat. Melody menatap kakaknya yang sedang tersenyum padanya.
Melody memposisikan biolanya. Ia mulai menggesek bow, memainkan lagu Canon In D. Sesekali ia memejamkan matanya. Menikmati lagu itu.
Permainan biola Melody diakhiri dengan tepuk tangan yang meriah dari para penonton. Melody membungkukkan badannya untuk penutup. Ia turun dari atas panggung, kembali menuju kursinya.
Musical menyambut Melody dengan senyuman manis. "Permainan yang luar biasa."
"Thank you, my beloved brother."
Setelah semua kontestan tampil, MC mengumumkan juara kompetisi biola kali ini. Melody berharap ia bisa menang. Bulan lalu, ia meraih juara 3 dari 107 kontestan. Sedangkan sekarang hanya ada 78 kontestan. Peserta kali ini lebih sedikit mungkin karena jarak waktu antara kompetisi bulan lalu dengan kompetisi sekarang hanya berselisih satu bulan lebih sedikit. Padahal biasanya, kompetisi biola akan diadakan tiga bulan sekali atau bahkan enam bulan sekali. Ditambah lagi, kompetisi sekarang diadakan di gedung kota. Aneh saja, gedung kota lebih sering digunakan untuk pameran, dan biasanya kompetisi biola akan diadakan di gedung seni.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Novela JuvenilSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...