Pulang sekolah, Venus menolak ajakan Gilang yang ingin pergi ke rumah Nafi untuk bermain PS. Jangan ditanyakan kenapa mereka memilih di rumah Nafi. Jelas saja karena selain otaknya yang luar bisa cerdas, Nafi adalah gamers. Ia mengoleksi banyak stik PS di kamarnya.
"Vero? Udah pulang?" Tanya Mama Venus, Vella, saat Venus membuka pintu rumahnya.
"Jangan panggil aku pake nama itu, Ma. Nama aku Venus. V-E-N-U-S." Venus tidak menunggu jawaban Mamanya. Ia berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Sampai di kamar, Venus melempar tasnya ke sembarang arah. Ia merebahkan tubuhnya di kasur. Pikirannya kacau. Belum saatnya Melody tau kalau dia adalah Vero. Tetapi, melihat reaksi Melody yang terlihat biasa saja dan malah terkesan terlihat bingung, membuat Venus kesal. Masih teringat dengan detail saat gadis itu menolongnya lima tahun yang lalu.
Venus bangkit dari kasurnya. Ia mengambil sebuah kotak di laci nakas. Ia membuka kotak itu dan melihat sebuah kalung silver berliontin salah satu bentuk nada (anggap aja gini 🎵). Terngiang kejadian itu, pertama kali ia bertemu Melody.
*Flashback on*
Brakk
Venus terjatuh dari sepedanya saat sebuah motor tak sengaja menyenggol sepedanya dan menyebabkannya oleng. Venus terjatuh cukup keras sampai lutut, siku, dan telapak tangannya terluka. Ia bangkit dan menuju ke halte yang kebetulan tidak terlalu jauh dari jarak ia jatuh tadi. Ia menuntun sepedanya.
Pagi itu, Melody baru saja dari minimarket yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, sehingga ia hanya berjalan kaki. Ia melihat seorang cowok terserempet motor. Ia melihat cowok itu berjalan ke halte sambil menuntun sepedanya. Melody merasa kasihan melihatnya. Ia menghampiri cowok yang ia pikir seumuran dengannya.
"Hai! Kamu kenapa?" Melody duduk di samping cowok itu dan meletakkan plastik berisi coklat dan eskrim yang baru saja ia beli di sampingnya.
Venus yang sedang membersihkan lukanya dari pasir dan kerikil kecil mendongak. Melihat gadis cantik yang sedang menatapnya.
"Aku ngga papa." Jawab Venus. Ia kembali membersihkan lukanya.
"Kamu habis jatuh. Aku liat tadi. Sini, aku bantuin bersihin." Melody menarik tangan Venus. Ia mengambil sapu tangan yang selalu ia bawa di tas kecilnya. Perlahan ia membersihkan luka Venus. Setelah selesai membersihkan sikunya, Melody menarik kaki kanan Venus ke atas pahanya. Lutut Venus lecet. Ia juga membersihkan lututnya.
Venus menatap Melody dengan pandangan bingung. Ia sama sekali tidak mengenal Melody, tapi gadis ini mau membantunya. Venus sesekali meringis karena merasakan perih saat lukanya disentuh.
"Udah selesai," Melody menurunkan kaki Venus yah ada di pahanya.
"Maaf ya, aku ngga bawa betadine. Jadi aku cuma bisa bersihin luka kamu doang." Lanjut Melody.
"Ngga papa kok. Makasih ya." Melody mengangguk sambil tersenyum.
"Nama kamu siapa?" Tanya Venus.
"Nama aku Melody Alodya. Kamu bisa panggil aku Melody. Kalo kamu?"
"Namaku Venus Kevaro. Kamu bisa panggil aku Vero."
Melody mengernyitkan keningnya, "Vero? Nama kamu ngga ada kata Vero-nya."
"Ngga tau deh, Mama sama Papa manggil aku gitu. Diambil dari suku kata pertama sama terakhir nama panjang aku. Ve-nus Keva-ro." Jelas Venus.
"Oo gitu. Oh iya, barusan aku beli coklat sama eskrim. Kamu mau?" Melody mengambil sebatang coklat dan se-cup eskrim dari plastik belanjaannya.
"Boleh?" Tanya Venus ragu.
"Kenapa engga? Kakak aku bilang, kita harus suka berbagi. Nih ambil." Melody menyodorkan coklat dan eskrim itu ke tangan Venus.
"Wah, makasih ya. Aku makan ya?" Melody mengangguk. Ia memperhatikan Venus yang sedang makan eskrim.
"Kamu ngga makan juga?"
"Aku makannya nanti dirumah, bareng sama kak Musical."
"Itu nama kakak kamu?" Melody mengangguk.
Melody yang sedang asyik menatap Venus, terkejut saat Venus menyodorkan sesendok eskrim.
"Ayo, buka mulut kamu." Melody membuka mulutnya dan akhirnya mereka berdua menghabiskan eskrim itu bersama.
Mereka sempat bercerita banyak hal, terutama tentang Melody yang gemar bermain biola. Hingga akhirnya Musical datang dan menjemput Melody. Mau tak mau, Melody harus pulang saat itu.
"Aku pulang dulu ya." Pamit Melody.
"Iya. Hati hati ya."
"Ayo, Melody." Ajak Musical.
Melody menatap Venus sekali lagi yang juga sedang menatapnya. Akhirnya Melody naik ke depan sepeda Musical karena sepeda Musical adalah sepeda cowok (you know lah). Melody dan Venus sempat melambaikan tangannya sebelum akhirnya Melody hilang di kejauhan.
Venus juga memutuskan untuk pulang. Sebelum ia menaiki sepedanya, ia melihat benda berkilauan tak jauh dari tempat ia duduk tadi. Ia mendekati benda itu dan mengambilnya. Sebuah kalung silver berliontin salah satu bentuk nada. Venus memasukkan kalung yang diyakini milik Melody itu ke kantung celananya. Ia berniat untuk memberikan kalung itu jika bertemu lagi dengan Melody. Kemudian ia mengayuh sepedanya pulang ke rumah.
*Flashback off*
Ingatan itu kembali memenuhi pikiran Venus. Bagaimana pertemuannya dengan Melody, cewek yang baru dikenalnya yang sangat peduli dengan orang lain. Sejak saat itu, Venus rajin mendatangi halte itu setiap sore atau sehabis pulang sekolah, berharap ia bertemu lagi dengan Melody. Ada rasa nyaman saat ia bersama Melody, padahal mereka baru pertama kali bertemu. Venus ingin mengembalikan kalung itu. Tapi sayangnya, setelah tiga tahun penantiannya, ia sama sekali tidak bertemu dengan Melody.
Hingga saat Venus masuk ke SMA Garuda, ia bertemu Melody. Ia senang bukan main saat itu. Kesenangannya tak berlangsung lama setelah ia tau sifat Melody yang berubah. Ia terkenal sebagai cewek yang dingin, cuek, dan irit bicara. Semua hal itu menimbulkan tanda tanya besar di kepala Venus. Melody menolongnya saat itu adalah Melody yang ceria dan suka tersenyum, berbanding terbalik dengan Melody yang sekarang. Venus mengurungkan niatnya untuk menemui Melody lagi. Ia hanya memandang Melody dari jauh, memperhatikan nya diam-diam, dan juga mencari informasi tentang Melody. Tak ada seorang pun yang tahu, terutama Nafi dan Gilang, kalau ia sering memperhatikan Melody, semua itu tertutup rapat oleh sifat Venus yang memang dingin. Dan sejak itu pula, ia mengganti nama panggilannya menjadi Venus. Bukan lagi Vero. Ia ingin Melody tidak mengingat dirinya lagi. Ia ingin menghapus ingatannya tentang pertemuannya dengan Melody.
Venus meletakkan kembali kalung itu ke dalam kotak dan mengembalikan nya ke laci nakas. Venus beranjak dari kasurnya ke arah balkon kamarnya. Ia menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
'Liat gue yang selalu merhatiin lo disini. Liat gue yang rela bolak-balik ke halte itu cuma buat nunggu lo selama tiga tahun. Liat gue sekali aja, Melody Alodya.' batinnya.
***
Hey! Hari ini author update 2 part langsung yaa. Karena.....besok Senin author mau ada UKK. Doain ya semoga lancar dan hasilnya nanti memuaskan 🙏
Salam hangat,
Syanantha ❤
![](https://img.wattpad.com/cover/146598261-288-k814773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Genç KurguSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...