"WOY GEBETAN!!!"
Hampir seluruh penghuni kantin menengok ke meja yang berada di pojok. Tiga orang cowok duduk disana dengan menampilkan ekspresi yang berbeda-beda. Yang satu melambaikan tangannya ke tiga cewek yang baru masuk kantin, dengan senyum yang merekah. Yang satu menatap datar sahabatnya itu sambil mengumpat dalam hati. Yang satu mengelus dada, tak kuat dengan kelakuan sahabatnya yang gesrek itu.
Orang yang dipanggil 'gebetan' itu, tak sadar juga ikut menoleh ke sumber suara. Ketiga cewek itu mengerutkan keningnya heran.
"IYA LO! GHEVI AGNESIA! SINI! DUDUK SINI SAMA GU---"
Ucapan Gilang terpotong karena Venus menjejalkan roti isi cokelat yang Gilang beli tadi. Roti itu sudah dimakan setengahnya hingga kini mulut Gilang belepotan cokelat. Venus daritadi gatal ingin menyumpal mulut Gilang yang akhir-akhir ini hobi sekali berteriak. Sedangkan Nafi tertawa terpingkal-pingkal di tempatnya.
Ghevi menepuk jidatnya. Karena ucapan Gilang, kini perhatian penghuni kantin terarah padanya. Melody dan Yasmine salting sendiri. Mereka tentu saja risih dengan tatapan-tatapan itu.
"Yas, sini!" Panggil Nafi.
Yasmine mengangguk. Ia menggandeng tangan Melody. Melody menggandeng tangan Ghevi. Tatapan menyebalkan itu masih saja mengikuti mereka.
"Duduk sini." Pinta Venus dengan nada datar sedatar papan selancar. Ia menarik kursi di sebelahnya untuk tempat duduk Melody. Biarpun sudah pacaran dengan Melody, Venus tetaplah Venus. Masih dingin, cuek, dan irit bicara. Ia mungkin akan banyak bicara kalau hanya ada kedua sahabatnya dan Melody.
Melody duduk di samping Venus. Yasmine di samping Nafi. Sedangkan Ghevi berhadapan dengan Gilang.
Melody berdiri dari kursinya. "Mau pesen apa? Biar gue yang pesenin."
"Samain aja, Dy." Jawab Yasmine dan Ghevi bersamaan.
Melody mengangguk. Ia berjalan sendiri menuju stan soto. Ia ingin makan soto hari ini. Setelah memesan, ia mengambil tiga botol air mineral di lemari es lalu duduk di bangku panjang di samping stan itu. Dari arah pintu, geng Farrah masuk ke kantin. Dan sialnya, mereka menuju ke stan soto.
Farrah yang berjalan paling depan, menatap Melody dengan tatapan sinis. Melody hanya menatap datar mereka. Orang seperti Farrah, kalau ditantang makin menjadi.
"Cih, yang udah berhasil jadian sama kapten basket! Gayanya aja songong banget! Sok cuek gitu!" Sindir Farrah dengan suara yang sengaja dikeraskan.
'Cari masalah nih anak.' batin Melody.
"Neng Melody, ini sotonya sudah siap." Kata Mang Dadang yang menjual soto itu.
Melody memberikan uang lalu mengambil nampan yang diatasnya sudah ada tiga mangkuk soto. Tanpa mempedulikan Farrah, ia berjalan begitu saja melewatinya membuat Farrah mengumpat kesal.
"Aseek makan soto!" Ucap Ghevi girang.
Melody meletakkan nampan, mengambil mangkok bagiannya, lalu duduk di tempatnya semula. Ia menuangkan kecap dan sedikit sambal, lalu asyik menikmati soto Mang Dadang.
"Lo ngga panas Dy, ndengerin si badut ancol ngoceh kek tadi?" Tanya Yasmine hati-hati. Ia dan yang lain daritadi memperhatikan Melody dari kejauhan, apalagi saat Farrah menyindirnya, mereka juga tahu. Yasmine ingin sekali menampar badut ancol itu, tapi ditahan oleh Venus. Yasmine tahu, walaupun Melody diam, bukan berarti ia tidak terganggu, tapi ia mencoba sabar.
"Kenapa emang?" Tanya Melody balik.
Gilang menggebrak meja secara mendadak. "Melody mah udah kebal yakan? Bocah model Melody sama Venus mah semacam budek gitu kalo disindir. Yekan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Teen FictionSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...