Chapter 30

3.2K 163 14
                                        

Penampilan modern dance baru saja selesai. Kini giliran duet biola dan piano. Venus dan Melody naik ke atas panggung. Venus terlihat sangat maskulin dengan kemeja putih dan setelan jas hitam formal yang melekat di tubuhnya. Melody tampak anggun dengan dress pilihannya dan sepatu high heels berwarna senada, tak lupa mahkota kecil diatas rambutnya yang digerai.

Hari ini, pentas seni SMA Garuda akan dilaksanakan. Semua siswa mengenakan pakaian bebas. Yang perempuan mengenakan dress. Yang laki-laki mengenakan kemeja atau jas.

Venus duduk di kursi pianonya. Melody memposisikan biolanya di antara rahang dan pundaknya. Instrumen River Flows In You mengalir lembut di setiap penjuru aula sekolah. Instrumen yang dimulai dengan gesekan biola Melody lalu dipadukan dengan dentingan piano Venus.

Ada banyak ekspresi yang ditampilkan penonton yang terdiri atas semua warga sekolah. Mulai dari siswa kelas X hingga XII, guru, staf tata usaha, bahkan penjual kantin dan penjaga sekolah pun ikut menyaksikan pensi itu.

Nafi, Yasmine, Ghevi, dan Gilang duduk berjejeran di kursi deret ke tiga. Tadinya mereka berniat duduk di deret paling depan, tetapi itu hanya tersedia untuk para guru. Mereka takjub dengan penampilan Melody dan Venus. Yasmine meremas rok selutut yang ia pakai. Ghevi hampir menangis, matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Nafi tersenyum tipis. Gilang tertawa lebar, matanya fokus dan tidak berkedip.

Instrumen itu diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari hampir semua penonton. Venus tersenyum tipis. Untuk pertama kalinya ia tampil dengan alat musik. Untuk pertama kalinya ia tampil dengan seseorang yang membuatnya penasaran. Melody menampilkan senyum terbaiknya. Ia puas dengan penampilan nya kali ini. Lagu favoritnya, alat musik favoritnya.

Melody dan Venus turun bersamaan dari atas panggung. Keduanya langsung dihadiahi pelukan singkat dari sahabatnya. Ghevi memeluk Melody paling lama dan paling erat, membuat Melody kebingungan.

"Ghev, gue ngga bisa napas!"

Ghevi langsung melepas pelukannya, "sori sori. Gue terharu banget liat penampilan lo tadi." Ia menyeka air mata yang terlanjur keluar. "Dy, sumpah gue terharu banget. Gue udah lama ngga denger lo main biola sekeren tadi. Ya ampun."

Melody tersenyum, "kangen gue ya?"

"Ish! Bukan lo. Biola lo doang!"

"Kalo ngga ada gue, biola itu bakalan diem aja."

"Iya iya terserah lo Dy. Intinya penampilan lo luar biasa!" Puji Ghevi yang langsung disetujui oleh yang lain.

"Buat memperingati hari ini, pulsek nanti gue traktir gimana?"

Seketika mata mereka berbinar setelah mendengar tawaran Venus. Siapa sih yang tak suka traktiran?

"Aseeek! Setelah bertahun-tahun lamanya, planet kesayangan gue ngga bisa main alat musik. Sekarang ceritanya lo syukuran gitu ya." Goda Gilang dengan alisnya yang naik turun.

"Mending sekarang kita balik ke kursi penonton, liat peserta yang lain." Ajak Nafi. Semuanya mengangguk dan menuju ke kursi penonton. Mereka duduk berjejeran seperti formasi awal. Nafi, Yasmine, Ghevi, lalu Gilang. Venus dan Melody yang tak tau apa apa hanya duduk saja. Melody di sebelah kanan Gilang dan sebelah kiri Venus. Setelah itu, mereka sibuk menikmati penampilan pensi.

"Setelah ini akan ada penampilan terakhir, yang akan dibawakan oleh Nafi Fahreza dari kelas XI IPA 1. Langsung saja, ini dia, NAFI FAHREZA!!!"

MC itu turun dari atas panggung. Suara tepuk tangan terdengar jelas saat Nafi naik ke atas panggung dengan gitarnya. Yasmine, Melody, Ghevi, Venus, dan Gilang tidak ada yang mengetahui kalau Nafi akan tampil di pensi ini. Mereka bertanya-tanya, apa yang akan Nafi tampilkan?

***

Melody [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang