Chapter 14

3.8K 200 16
                                    

Setelah bertemu dengan Melody dan menanyakan keberadaan Ghevi, Gilang menuju ke kantin. Bola matanya bergerak memindai seisi kantin. Setelah menangkap objek yang ia cari, ia menghampirinya.

"Ghevi!"

Pemilik nama menoleh, mencari orang yang memanggilnya. Ia terkejut setelah melihat seseorang memakai seragam basket melambaikan tangan ke arahnya. Orang itu berjalan santai mendekati Ghevi.

"Hai. Masih inget sama gue?" Tanya cowok itu dengan nada menggoda.

Ghevi sedikit gugup saat menjawabnya, "Hah? Emm..i-iya gu-gue inget. Gilang kan?"

Gilang terkekeh geli melihat tingkah Ghevi. "Seratus buat lo! Santai aja. Gue ngga gigit."

Yasmine yang merasa menjadi obat nyamuk, memutuskan untuk pergi tanpa berpamitan pada Ghevi ataupun Gilang.

"Lo ngapain disini?"

"Gue...itu...anu, habis beli minuman." Ghevi celingukan mencari Yasmine yang tadi ada di sebelahnya.

"Temen lo udah pergi." Ucap Gilang santai.

"Hah? Kemana? Kok ngga bilang gue?!" Tanpa sadar, Ghevi mengeluarkan suara toanya.

'Mampus gue! Nih mulut enak banget ngomongnya sih. Ngga tau kalo gue lagi ada di depan salah satu most wanted apa?!' teriak Ghevi dalam hatinya.

"Ngga tau tuh. Udahlah biarin aja. Temenin gue makan ya, gue laper banget nih, capek lagi. Ayo, ayo!"

Gilang menarik tangan Ghevi, membawanya ke salah satu meja kosong (bukan bangku kosong ya😂). Cowok itu mendudukkan Ghevi di kursi lalu ia pergi untuk memesan makanan. Setelah itu, Gilang membawakan nampan yang berisi satu mangkok bakso dan sebotol air mineral dingin ke mejanya. Ia duduk dan mulai menyantap baksonya dengan lahap. Terlihat sekali jika ia memang lapar.

Ghevi kebingungan melihat Gilang yang makan dengan lahap. Ia jadi ikutan lapar. Tanpa sadar, ia menatap intens cowok dihadapannya sekarang. Gilang yang merasa sedang ditatap pun mendongakkan kepalanya. Ia kebingungan melihat cewek didepannya yang sedang menampilkan wajah polosnya.

"Hei!" Ghevi terlonjak kaget saat Gilang mengagetkan nya sambil menggebrak meja yang ia tempati. Botol air mineralnya pun hampir terjatuh ke lantai. Seisi kantin menatap mereka berdua dengan tatapan yang berbeda. Ada yang menatap bingung, kaget, iri, jijik, dan lain-lain.

"Ngeliatin apa sih lo?"

Ghevi memutar bola matanya, "Ngeliatin lo makan lah!"

"Weh, santai dong. Jangan ngegas. Tapi ngga papa sih, gue seneng kalo lo mau nunjukin sifat asli lo di depan gue." Gilang tersenyum singkat lalu melanjutkan kegiatan makannya.

"Lo ngga mau nawarin gue makan, Gil?" Tanya Ghevi refleks. Ia benar benar lapar, ditambah melihat Gilang yang sangat lahap menyantap baksonya.

Gilang mendongak, "Lah? Lo laper? Kenapa ngga pesen aja?"

"Lo kan ngga ngajak gue, Gil!"

"Lah? Kurang jelas ya? Kan tadi gue bilangnya 'temenin gue makan' itu artinya lo cuma nemenin gue, bukan makan bareng gue. Dan satu lagi, jangan panggil gue Gil karena gue ngga GILA, panggil gue Lang kan bisa. Heran gue, Venus sama Nafi juga hobi banget manggil gue Gil." Jelas Gilang panjang lebar. Sepertinya Gilang memang suka menjelaskan dengan detail dengan kalimat yang panjang, ya, seperti saat ia menjelaskan pada Melody dulu.

Ghevi kesal mendengar perkataan Gilang. Ia beranjak pergi dari kantin tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Gilang. Ia berjalan cepat menuju kelasnya. 'Dasar cowok ngga peka!' batinnya.

Melody [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang