Melody sudah rapi dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya. Rambutnya ia kuncir kuda dengan beberapa helai yang sengaja ia sisakan di depan telinganya.
Gadis itu mondar-mandir di samping kasurnya. Ia ingin segera turun, sarapan bersama, lalu berangkat ke sekolah bersama kakaknya. Itu kebiasaannya. Tapi hari ini, dengan mood yang tidak memungkinkan dirinya untuk bertemu dengan Musical, bagaimana ia bisa ke bawah?
Tiba tiba satu nama terlintas di pikirannya. Yasmine. Ia bisa meminta pertolongan padanya karena rumah mereka searah. Ia segera mencari nomor Yasmine dan menghubunginya.
"Halo Dy?"
"Yas, lo dimana?"
"Gue? Dijalan. Ada apa?"
"Tolong jemput gue ya, Yas. Gue mohon jemput gue sekarang." Pintanya dengan nada memohon.
Yasmine mengerutkan keningnya. Ia berada di dalam mobil bersama Nafi karena Nafi menjemputnya tadi. Mereka juga sudah hampir sampai di sekolah. Tidak mungkin kan, mereka kembali lagi dan menjemput Melody? Akhirnya Yasmine mengingat seseorang yang sudah pasti bisa menjemput Melody.
"Hah? Oh! Iya iya. Gue jemput sekarang. Lo tunggu aja ya Dy."
"Ya ampun Yas sumpah lo baik banget sih. Jadi makin sayang gue tuh. Yaudah gue tunggu ya! Nanti kalo udah sampe depan, kasih tau gue."
Di seberang, Yasmine menahan tawanya. "Iya iya, nanti gue kabarin. Lo tunggu ya!"
"Oke, bye!"
Tawa Yasmine meledak begitu saja membuat Nafi kebingungan. "Ada apa?" Tanyanya.
"Gue tau lo ndengerin gue waktu telepon tadi." Nafi tersenyum. Iya, dia memang menyimak pembicaraan Yasmine dengan Melody.
"Gue kok mencium aroma jahil gitu ya, Yas?"
"Ssstt...sekali kali jahilin Melody. Gue ngga bisa bayangin ekspresinya nanti." Yasmine mencari kontak seseorang untuk dihubungi. Untung saja orang itu cepat mengangkat teleponnya.
"Ada apa?"
'Buset! To the point banget ni orang!' batin Yasmine.
"Ven lo dimana sekarang?"
"Rumah."
"Tolong jemput Melody ya."
"Buat?"
"Ah, udah lo lakuin aja sih, ribet amat."
"Gue tanya bu---"
Tut.
Sambungan diputus oleh Yasmine. Ia yakin di seberang sana Venus sedang mengumpat tidak jelas. Biar saja jika dia marah.
"Tuh kan jahil." Ledek Nafi.
"Bodoamat."
***
Melody masih mondar-mandir menunggu telepon dari Yasmine. 'Duh, mana sih ni bocah lama amat.'
Ponsel Melody berbunyi. Yasmine mengirim WhatsApp untuknya.
Yasmine Syalalalala~
Dy, gue di depan gerbang. Lo turun buruan.Melody segera menggendong ranselnya. Ia berjalan sambil mengetikkan balasan untuk Yasmine.
Melody.Alodya
Oke gue otw.Gadis itu tidak berpamitan pada kedua orangtuanya, terlebih kakaknya. Ia hanya berteriak dari ruang tamu, "Melody berangkat! Assalamualaikum." Dia sudah tidak peduli apa tanggapan keluarganya. Masa bodoh, yang penting ia tidak bertemu dengan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Teen FictionSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...