Chapter 29

3.1K 170 15
                                    

Melody dan Venus berlatih di ruang musik di rumah Melody. Musical yang biasanya ikut mengamati ada di kamarnya. Ia beralasan ada yang harus ia kerjakan, Melody tidak tau itu.

"Ven, serius!"

"Iya iya."

"Jangan iya iya doang, lakuin dong!"

"Iya astaga."

Venus menekan tuts piano dengan penuh kekesalan sehingga hasilnya terdengar buruk.

"Nekennya yang betul dong, dihayati."

"Iyaaaaaaaa. Ya ampun."

"Mainin yang betul Venus!" Tiba tiba Musical muncul di ambang pintu dengan kedua tangan yang masuk ke saku celananya. Venus dan Melody kompak menoleh ke arahnya.

Venus mendengus. "Iya kak, iya. Ulang dari awal aja deh."

Melody dan Venus memulai lagu dari awal. Musical duduk manis mengamati keduanya. Kaki kanannya ditekuk, diletakkan di atas kaki kirinya. Matanya mengamati setiap pergerakan Venus dan Melody. Telinganya mencermati setiap nada yang mereka mainkan. Kaki kirinya mengetuk ngetuk lantai mengikuti irama.

Musical mengembalikan posisi kakinya seperti semula. Ia bertepuk tangan dan mulai mengomentari permainan mereka. "Good! Permainan yang bagus. Kakak suka. Semuanya udah pas. Inget, pertahanin kekompakan kalian. Ikuti irama lagu, jangan nyepetin jangan ngelambatin, semuanya harus sesuai takaran." Ia memperhatikan sebentar Venus dan Melody yang sama-sama memasang wajah datar tengah menatap ke arahnya, memperhatikan komentarnya.

Teriakan Jessica dari lantai bawah terdengar samar di ruang musik yang kedap suara. Musical keluar sebentar. "Ada apa Ma?"

"Suruh Melody sama Venus turun ke bawah. Buruan!"

"Iya Ma." Musical masuk kembali, "kalian dipanggil Mama. Turun gih."

"Ngapain?" Tanya Melody. Musical mengendikkan bahunya.

Melody, Musical, dan Venus turun bersama. Betapa terkejutnya mereka, oh bukan, betapa terkejutnya Venus saat melihat Mamanya, Vella, ada di rumah Melody. Ia terlihat sangat akrab dengan Jessica. Ada juga Mbak Aya yang merupakan asisten Mamanya di butik.

"Mama?"

Jessica dan Vella kompak menoleh. Jessica menyuruh Venus dan kedua anaknya untuk ikut duduk bersamanya. "Sini duduk dulu."

"Mama kok bisa disini?" Tanya Venus sewot.

"Suka suka Mama dong. Kepo deh kamu." Vella menjulurkan lidahnya, mengejek Venus. Melody dan Musical bertatapan, merasa sedikit aneh dengan perilaku Vella yang gaul. Venus justru berdecak kesal. Ia yakin, Mamanya akan bercerita banyak hal tentangnya, lebih lebih dengan Jessica, ia yakin kedua emak ini akan saling membuka aib anaknya masing-masing.

"Jadi gini nih, Mama belum cerita ke kamu ya Dy. Mamanya Venus ini, tante Vella, itu temen SMPnya Mama. Mama aja belum lama inget, soalnya waktu naik kelas VIII, Mama kan pindah sekolahnya." Jelas Jessica.

"Dunia ternyata sesempit ini." Ucap Melody refleks.

"Ngomong apa kamu?!"

"Hah? Em..itu..anu..Melody ngga ngomong apa apa kok Ma."

Sebagai bentuk sopan santun, Musical dan Melody menyalami tangan Vella. Vella tersenyum senang melihat kedua anak Jessica. "Anak kamu yang satu ganteng, yang satu cantik." Puji Vella. "Ini toh yang mau tampil sama Venus? Kayanya dress yang tante bawa pas deh buat kamu." Tambahnya.

Terlihat kerutan di kening Melody. Vella meminta asistennya untuk mengambil sesuatu di mobil. Dan setelah asistennya kembali, ia membawa beberapa dress.

Melody memberanikan diri untuk bertanya, "Dress ini buat ngapain tante?"

"Ya buat kamu lah. Seminggu yang lalu, tante ketemu sama Mama kamu, terus dia cerita kalo ternyata kamu sama Venus mau ikut pensi. Nah, disitu tante baru ngeh kalo orang yang Venus bilang mau tampil bareng itu kamu. Kebetulan tante punya butik, jadi ya sekalian aja tante desain dress buat kamu. Tinggal dipilih nih mau yang mana."

Vella menunjuk dress dress itu. Ada lima dress. Ada yang sampai mata kaki, yang ekornya panjang, yang sebetis, yang selutut, ada juga yang diatas lutut. Ada yang berwarna putih, maroon, blue baby, soft pink, dan pink fanta. Ada yang lengannya mengembang dan tanpa lengan.

"Jangan bengong, anak cantik. Pilih aja yang kamu suka."

Melody menoleh ke Jessica, lalu Musical, lalu Venus. Jessica dan Musical tersenyum, Venus biasa saja. Menyebalkan!

Gadis itu menatap satu persatu dress dihadapannya. Hingga tatapannya berhenti pada dress sebetis dengan bagian bawah yang mengembang, tanpa lengan, berwarna soft pink.

Vella tersenyum saat Melody menyentuh dress itu. "Pilihan yang bagus. Tante juga suka yang itu. Ya udah, nih, kamu coba dulu ya."

"Ngga papa tante?"

"Ya ngga papa lah. Udah buruan."

Melody menuju ke kamarnya ia mengganti pakaiannya dengan dress itu. Ditatapnya bayangan tubuhnya yang sudah berbalut dress di cermin. Ia menyisir rambutnya yang sedikit berantakan karena sudah berkali-kali diacak-acak oleh Musical. Gadis itu turun ke lantai bawah. Terlihat semua orang yang ada disana terkagum.

"Wah, cantik." Puji Vella. "Pas banget. Oh ya, Ven, Mama udah siapin baju juga buat kamu. Ada dirumah."

"Iya Ma."

"Cantik banget sih adik gue." Musical memperhatikan Melody dari bawah sampai atas. Biarpun wajah Melody natural, tetap saja ia sudah terlihat cantik.

Melody mendekat ke tempat Vella berdiri. "Tante, makasih ya dress nya. Melody suka." Vella membelai rambut Melody. "Iya sama-sama. Tante seneng kalo kamu suka."

Kini Vella beralih ke Jessica. "Jes, aku pamit ya. Aku masih harus balik ke butik. Ven, Mama pulang duluan."

"Iya Ma. Ati ati."

"Oke. Ayo aku anter ke depan." Jessica mengantar Vella dan asistennya ke depan rumah.

Tatapan Venus beralih dari punggung Mamanya ke Melody yang masih memakai dress itu. 'Cantik. Sekarang aja udah cantik, gimana besok?'

"Ngapain senyam-senyum?" Celetuk Musical.

Venus menatap sebal ke arah Musical. Ia akhirnya kembali ke ruang musik untuk melanjutkan latihannya tanpa menunggu Melody ataupun Musical.

***

Hollaaaa!!! Jumpa lagi dengan saya wakakaka😁 hampir satu bulan ga update :" maapkeun yaa😚

Next? Tunggu aja hihii :v

Melody [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang