Siang ini, Yasmine menunggu supirnya di halte depan sekolahnya. Lima belas menit yang lalu, Melody juga ada di halte bersamanya, tapi setelah itu Musical datang menjemputnya. Yasmine menolak ajakan Melody untuk pulang bersama. Rumah mereka memang searah, tetapi rumah Yasmine lebih jauh sehingga Yasmine tidak mau merepotkan Melody dan kakaknya. Ghevi juga sudah pulang dengan motor Scoopy pink-nya.
Yasmine celingukan dengan wajahnya yang sudah kucel. Suara motor terdengar di telinganya. Ia menengok ke sumber suara, menemukan Venus, Nafi, dan Gilang dengan motor sport nya masing-masing. Tatapan Yasmine dan Nafi sempat bertemu sesaat sebelum Nafi memutuskan kontak matanya terlebih dahulu. Trio most wanted itu berhenti di depan gerbang, berbicara sebentar, lalu pergi ke arah yang berbeda. Venus dan Gilang ke arah kanan, sedangkan Nafi ke kiri.
Nafi menghentikan motornya di depan halte. Yasmine menatap sekelilingnya, tidak ada siapapun selain dirinya di halte itu. 'Wait, Nafi mau ngapain? Cuma ada gue disini.' batinnya.
Cowok itu melepas helmnya lalu turun dari motornya. Ia mendekati Yasmine sambil tersenyum hingga matanya menyipit. Cowok itu bukan hanya menghampiri Yasmine, ia juga ikut duduk di sebelah kanan Yasmine. Pandangannya lurus ke depan. "Mau bareng?"
Yasmine menoleh ke samping kanannya. Mata Nafi masih tetap menatap ke depan. Yasmine bingung harus menjawab apa. Pertanyaan Nafi sungguh to the point tanpa basa basi apapun. "Gue lagi nungguin supir gue kok."
"Jawaban dari pertanyaan gue cuma ya atau ngga, dan jawaban lo ngga ada hubungannya sama sekali sama pertanyaan gue." Oh, sepertinya kali ini Nafi sedang mengikuti sifat Venus. Dingin. Nada bicaranya tak seramah saat pertama kali bertemu Yasmine.
Yasmine benar benar gugup saat itu. Ia sangat bingung. Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padanya. Mobilnya datang menjemputnya. "Supir gue udah njemput. Gue duluan ya. Dan...makasih buat tawaran lo."
Nafi tersenyum tanpa menjawab apapun. Yasmine berdiri menuju mobilnya. Sebelum mobil melaju, ia sempat menurunkan kaca mobil dan menampilkan senyum manisnya ke arah Nafi.
Nafi mendekati motor sport nya. Ia memakai helm full face dan menaiki motornya.
"Suatu saat lo bakal naik motor ini. Sama gue." Ucapnya pelan sambil memandang mobil Yasmine yang hilang di kejauhan.
***
Melody menghempaskan tubuhnya di kasur empuknya. Kakinya ia biarkan melayang di pinggir kasur. Pikirannya terus tertuju ke satu orang. Orang yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya. Dari awal bertemu, ia merasa familiar dengan cowok itu. Mata hitam pekatnya, hidung mancungnya, bibirnya yang tipis, semua terasa familiar. Ia mencoba mengingat kapan ia pernah bertemu dengan cowok itu.
Venus Kevaro.
Melody mengingat pernyataan Venus di perpustakaan saat itu, 'Gue, Vero'. Nama Venus dan Vero berkeliaran di benak Melody. Gadis itu mengusap wajahnya kasar. Ia melepas sepatunya, menggantinya dengan sandal jepit. Ia juga mengganti seragam sekolahnya dengan baju santai.
Melody menuju ke meja riasnya. Ia menggelung rambutnya asal dan menusukkan tusuk kondenya. Ia berjalan ke sudut kamarnya, mengambil kotak biola miliknya. Gadis itu membuka kotak biola itu dan mengambil biolanya.
Gadis itu membuka jendela balkon kamarnya. Membiarkan siluet senja masuk ke kamarnya. Ia berdiri menghadap balkon lalu memposisikan biolanya. Melody mulai menggesek bownya. Memainkan salah satu lagu kesayangannya, River Flows In You. Ia mencoba melupakan semuanya dan hanya terfokus pada kumpulan nada yang ia mainkan.
Saat sedang menikmati nada itu, jari telunjuk kiri Melody terasa perih. Ia menghentikan aktivitasnya. Gadis itu mengumpat kesal saat melihat jarinya lecet. Sepertinya ia menekan senar biola terlalu kuat. Melody memasukkan kembali biolanya ke dalam kotak. Ia menutup kembali jendela balkon kamarnya setelah merasakan angin menerpa sedikit rambutnya yang tidak ikut tergelung.
***
Kali ini author bingung mau ngasih a/n apa -,-
Intinya, kalo suka ceritanya jangan lupa vote and comment 👍
Bubyeee 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Teen FictionSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...