Setelah sekian lama author ngga update, maap ya kemaren habis UKK soalnya😁
"Pokoknya hari ini Melody mau berangkat sekolah!"
"Iya, kamu boleh ke sekolah, sayang."
"Tapi kamu jaga diri kamu ya, sayang. Nanti biar Mama bilang Yasmine sama Ghevi, biar mereka jagain kamu."
"Pa, Ma, Melody masih pucet gitu kok dibolehin sekolah sih?! Nanti kalo Melody kenapa-napa gimana coba?!"
Samuel dan Jessica saling pandang, kemudian tertawa. Bagaimana tidak, pagi ini, Melody ngotot ingin berangkat ke sekolah, sedangkan Musical juga ngotot untuk melarang Melody ke sekolah. Astaga, kedua anaknya ini terlihat sangat lucu sekarang. Mereka sama sama menampilkan wajah kesalnya.
Samuel berhenti tertawa dan membuka suara, "Musical, adik kamu pasti baik baik aja kok. Kamu ngga perlu khawatir sampe segitunya lah. Papa juga b aja tuh."
"Tapi Pa---"
"No tapi tapian. Sini kalian," Samuel mengulurkan tangan kanannya. Musical dan Melody yang mengerti maksudnya langsung menyalami tangan Papanya. Setelah itu, mereka juga menyalami tangan Mamanya.
"Musical berangkat." Musical berpamitan dengan mukanya yang masih ditekuk.
"Melody berangkat, Pa, Ma." Melody berpamitan dengan wajah yang sangat ceria.
Samuel dan Jessica tertawa untuk kedua kalinya melihat perbedaan wajah kedua anaknya. Musical dan Melody keluar rumah bersama. Musical melajukan mobilnya, mengantar Melody terlebih dahulu.
***
Musical berjalan ke kantin kampus nya setelah menerima WhatsApp dari Azam. Azam bilang, ia sedang sarapan disana. Sesampainya di kantin, Musical melihat Azam yang melambaikan tangannya ke arahnya. Musical pun segera menghampirinya.
"Ngapain lo, Zam?"
"Lo ngga liat gue lagi makan?" Jawab Azam sambil terus mengunyah. Azam terlihat benar benar lapar seakan ia tidak makan selama tiga hari.
"Maksud gue ngapain lo nyuruh gue kesini?"
"Ya nemenin gue lah. Masa iya gue duduk sendiri disini, serasa jones banget gue." Musical tertawa geli mendengar jawaban Azam yang nyeleneh.
"Ngga usah ketawa berlebihan gitu. Gue pernah baca di internet, tertawa berlebihan bisa mengakibatkan kematian." Azam tertawa sendiri mendengar kalimatnya yang terdengar sok tau.
"Yee itu lo sendiri yang ketawa berlebihan. Gue belum mau dateng ke rumah lo terus ngucapin belasungkawa ya."
Azam memberhentikan tawanya, "Iya iya, becanda elah. Lo ngga makan?"
"Gue udah sarapan di rumah tadi."
"Ooo. Muka lo napa ditekuk gitu?" Tanya Azam disela sela kegiatan mengunyahnya.
Musical berdeham singkat, "Gue kesel, Melody maksa berangkat ke sekolah. Padahal dia itu lagi ngga vit. Ck, bandel banget kalo dibilangin."
"Bokap sama nyokap lo ngizinin?"
"Iyalah!" Ketus Musical.
"Yaudah."
Musical memutar bola matanya kesal, "Kok respon lo gitu amat sih, air zamzam?!"
"Nama gue Azam, bukan air zamzam." Azam menyingkirkan mangkuk bubur ayam yang sudah kandas. Ia meletakkan kedua tangannya di atas meja dan menatap Musical.
"Jangan natap gue kek gitu, anjir."
Azam tidak mempedulikan umpatan Musical. Ia sudah bersiap untuk memulai nasihatnya. "Nih ya, Cal, orangtua lo aja ngizinin adek lo sekolah. Kok lo malah ngelarang sih? Lagian nih ya, dia juga pasti bosen lah kalo dirumah terus. Lo aja kalo lagi kagak enak badan tetep maksa ke kampus. Padahal muka udah kaya mayat idup!" Azam terkekeh di akhir kalimatnya.
"Ya tapi kan beda, Zam. Gue kuat, lah Melody? Gimana nanti kalo dia sakit lagi? Gue ngga mau dia kenapa napa. Ngertiin dikit dong, Zam!"
"Ish, najis, Cal. Ngertiin, ngertiin. Lo pikir kita pacaran apa? Kalo menurut gue sih, lo ngga perlu khawatir berlebihan gitu lah sama Melody. Dia kan juga udah besar, udah tau mana yang bener mana yang salah."
"Ngga! Melody itu masih kecil. Dia belum tau apa apa, Zam."
"Yaelah, yang sebenernya bandel itu lo! Menurut lo, Melody itu bayi baru lahir apa yang belum tau apa apa?!"
"Ya bukanlah!"
"Lah yaudah." Azam beranjak pergi meninggalkan Musical.
"Heh? Kok gue ditinggal sih?! Woy! Air zamzam!"
"Bodo! Gue ngga denger, Cal!"
***
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Genç KurguSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...