Yasmine dan Ghevi yang sedang asyik menonton YouTube di ponsel Yasmine, kompak menoleh saat Melody menyapanya.
"Hai." Kalimat singkat namun mampu membuat mata mereka berbinar. Melody yang jarang sekali menyapa orang kini mau menyapa mereka. Wajahnya sudah tidak sepucat kemarin, ia terlihat lebih baik hari ini.
"Melody!!! Aaaaa, gue pikir lo ngga berangkat hari ini!!!" Ghevi berteriak heboh lalu memeluk Melody erat.
"Astaga, gue ngga bisa napas, Ghev!" Ghevi segera melepas pelukannya, kedua jarinya membentuk huruf V menunjukkan peace.
"Lo udah sehat, Dy?" Tanya Yasmine yang menampilkan raut khawatir nya.
"Alhamdulillah gue udah baikan kok. Muka lo b aja dong, senyum." Melody menarik kedua sudut bibir Yasmine dengan dua jarinya.
"Yeee, gue sebagai sahabat lo kan wajar kali kalo khawatir. Tadi tante Jessica telpon gue, suruh ngejagain lo."
Ghevi mengerutkan keningnya, "Kok tante Jessica ngga nelpon gue ya?"
"Sori gue lupa ngasih tau lo. Tante Jessica nyuruh kita berdua jagain lo, Dy." Jelas Yasmine.
Melody mengangguk, "Thanks ya." Mereka bertiga berpelukan sebentar, lalu kembali ke kursi masing-masing karena bel masuk berbunyi.
Jujur, Melody merasa sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Yasmine dan Ghevi. Sekonyol konyolnya mereka, segila gilanya mereka, Melody tetap sayang.
***
Para siswa buru buru keluar kelas saat bel istirahat berbunyi. Entah kemana tujuan mereka. Yasmine berdiri dari kursinya, menuju ke meja Melody dan Ghevi.
"Girls, jam keempat sampe keenam nanti kita jamkos loo."
"Ada apa?" Tanya Melody dan Ghevi kompak.
"Soalnya anak anak basket mau pada latian buat pertandingan bulan depan."
"Kita harus nonton!" Ucap Ghevi dengan semangat 45-nya.
Melody melirik sebentar ke arah Ghevi, "Napa lo? Mau mandangin Gilang?"
"Yeee kalo udah tau ya kagak usah nanya, Dy." Yasmine tertawa melihat wajah Ghevi yang memerah karena malu.
"Udah deh, ngga usah ngeledek gue. Kantin kuy." Ghevi berjalan mendahului Melody dan Yasmine menuju ke kantin.
Di tengah perjalanan menuju kantin, Melody, Yasmine, dan Ghevi melihat Venus, Nafi, dan Gilang. Mereka sepertinya akan ke lapangan untuk persiapan karena mereka sudah menggunakan seragam basket dan mengganti sepatunya.
"Subhanallah, cogan anjirr." Ghevi meremas tangan Melody dan Yasmine membuat empunya berteriak kesal. "Apa apaan sih?!"
"Hehee, sori, refleks." Ghevi memperlihatkan sederet gigi putihnya di hadapan kedua sahabatnya.
Benar saja, jam keempat kini pinggir lapangan sudah dipenuhi oleh para siswa yang ingin menonton latihan anak anak basket. Baru latihan saja sudah banyak yang nonton, apalagi saat pertandingan nanti. Sudah dipastikan hampir seratus persen dari mereka pasti berniat untuk melihat aksi most wanted SMA Garuda. Sebagian besar siswa jamkos, para guru juga banyak yang ikut menonton.
Melody, Yasmine, dan Ghevi juga sudah berada di pinggir lapangan. Masing-masing dari mereka memandang seseorang yang berbeda.
'Vero? Arrgghh, gue bisa stres cuman gara gara mikirin lo, Ven.' batin Melody.
'Nafi semangat latihannya, sori gue cuman bisa berdoa doang buat lo.' batin Yasmine.
'Gilang lo ganteng banget kalo udah di lapangan, asli deh. Semangat Gilang.' batin Ghevi.
Hanya pikiran Melody yang melenceng. Ia memang tidak terlalu peduli dengan pertandingan ini.
Latihan pun dimulai. Banyak siswa yang berteriak menyemangati, terutama para kaum hawa. Dan lebih parahnya lagi, Farrah dkk. Geng yang terkenal 'wajah putihnya' itu sangat tergila-gila dengan trio most wanted, siapa lagi kalau bukan Venus, Nafi, dan Gilang. Geng Farrah yang terdiri dari Farrah, Viana, Fida, berteriak heboh mendukung Venus dkk dengan kata kata yang lebay.
"Venus!!!! Semangat!!! I love you Venus huuuu!!!"
"Nafi yeaaayyy!! Kamu pasti bisaaa!!!"
"Gilaaaannggg!!! Aku padamu huuuu!!!"
Ghevi geram mendengar teriakan Farrah dkk yang nauzubillah, membuat telinganya sakit. "Apaan sih Farrah? Apa faedahnya teriak teriak gitu kalo ujung ujungnya ngga dilirik sama sekali sama Venus?"
Yasmine melirik ke arah Farrah dkk, "Mak lampir kan emang doyan teriak teriak, Ghev."
"Itu mah bukan Mak lampir, tapi badut Ancol." Ucap Melody santai.
"Nah pinter lo!"
Melody, Yasmine, dan Ghevi fokus menyaksikan latihan basket sampai selesai. Setelah itu mereka pergi ke kantin, udara siang ini cukup panas membuat mereka kehausan.
"Gilaa, Gilang keren banget tadi."
"Kerenan Nafi lah."
"Paan si ribut mulu. Dimana mana kerenan gue." Melody melengos pergi setelah membeli minuman dingin. Yasmine dan Ghevi yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Melody!"
Melody menghentikan langkahnya. Dari arah yang berlawanan muncul Gilang yang masih menggunakan seragam basketnya.
"Ya?"
"Lo sendiri?" Melody mengangguk.
"Dimana sahabat lo yang namanya Ghe...Ghev...Gheva ya?" Tanya Gilang sambil menggaruk tengkuknya.
Melody mengerutkan keningnya, "Ghevi maksud lo?"
"Nah! Iya, Ghevi. Dimana dia?" Mata Gilang berbinar saat mendengar nama Ghevi disebut.
"Oh, ada. Dia lagi di kantin sama Yasmine."
"Lah, lo ngga ikut? Biasanya kalian selalu bertiga."
"Gue juga habis dari sana. Nih." Melody menunjukkan botol minuman dingin yang barusan ia beli ke hadapan Gilang.
Gilang ber'oh' panjang. "Yaudah, gue duluan ya. Take care!"
Gilang tersenyum singkat dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Melody.
***
Ikutin terus cerita ini :) silahkan vote kalo suka and comment kalo mungkin ada kesalahan atau mau kasih kritik :))
Salam hangat,
Syanantha ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Teen FictionSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...