Haii happy holiday semua 🎉cie yang udah naik kelas😁maap ya, author akhir akhir ini sibuk. Ada hal yang harus diberesin. Plaakk!!! *Sok sibuk lo thor 😂
Tenang, author update 2 chapter langsung kok. Baik kan. Iya kan. Iya lah.
Happy reading ❤
"Melody Alodya!"
Melody yang sedang mencatat pelajaran yang ada di papan tulis mendongak ketika Bu Wati memanggilnya. "Iya, Bu?"
"Kamu ke ruang kesenian sekarang juga. Pak Andre memanggil kamu." Melody bingung dengan perkataan Bu Wati. Untuk apa Pak Andre memanggilnya, apalagi di ruang kesenian. Ia meletakkan pulpennya lalu beranjak keluar kelas setelah mengucapkan terimakasih kepada Bu Wati.
Gadis itu berjalan santai di koridor. Koridor sepi kali ini karena sedang jam pelajaran, kecuali yang sedang jam olahraga di lapangan tentunya. Setelah sampai di depan ruang kesenian yang ada di lantai tiga itu, ia mengetuk pintu. Terdengar suara Pak Andre menyuruhnya untuk langsung masuk. Melody melangkahkan kakinya menuju ruangan khusus di dalam ruang kesenian yang memang tersedia untuk Pak Andre, guru kesenian.
"Bapak manggil saya?" Tanyanya sopan.
"Iya. Silahkan duduk, Melody." Melody duduk di hadapan Pak Andre. Selama beberapa detik terjadi keheningan hingga Pak Andre mulai bersuara.
"Apa bakat kamu dalam alat musik?" Melody mengerutkan keningnya, bingung akan maksud pertanyaan Pak Andre yang menurutnya to the point.
"Saya dengar, kamu hobi bahkan mahir bermain biola?"
Deg.
Gadis itu sukses membulatkan matanya. Muncul banyak pertanyaan di benaknya. Bagaimana bisa Pak Andre tau? Di sekolah ini, yang tau akan hal itu hanya Ghevi dan Yasmine. Sangat tidak mungkin jika mereka yang memberitahu Pak Andre.
"Emm...saya tidak memiliki hobi bahkan tidak mahir dalam bermain biola, Pak." Ucapnya sambil meremas roknya.
Pak Andre menatap intens siswi di depannya. Pak Andre itu dapat membaca ekspresi seseorang, jadi banyak sekali siswa yang lebih memilih menunduk saat bicara dengan beliau. Tetapi siswi di depannya justru dengan sangat beraninya menatapnya sejak awal menginjakkan kaki di ruang kesenian.
"Saya sudah tau semuanya, Melody. Kamu tidak perlu menyembunyikan hal itu. Justru kalau kamu mau memberitahukan kepada saya sejak dulu, saya pasti akan mengirim kamu untuk mengikuti kompetisi biola untuk mewakili sekolah ini."
"Tapi Pak, saya---"
"Saya tidak suka murid yang membohongi saya." Ucap Pak Andre dengan sedikit penekanan.
"Baik, saya akui kalau saya memang hobi bermain biola. Tapi kalau mahir, saya tidak ingin menyombongkan diri, Pak." Pak Andre tersenyum simpul mendengar penuturan siswinya.
"Kalau boleh saya tau, siapa yang memberitahu Bapak tentang ini?" Melody memberanikan dirinya menanyakan hal ini karena sejak tadi tanda tanya besar muncul di kepalanya.
"Siswa kelas XI IPA 1, Venus Kevaro."
Deg.
Melody menghela napas kasar. Ia melupakan satu nama. Venus. Cowok itu juga tau kalau Melody mahir bermain biola. Gadis itu meremas roknya lebih keras untuk meredam kekesalannya pada Venus.
"Kamu seharusnya berterimakasih kepada Venus. Sebentar lagi, akan ada pentas seni untuk kegiatan akhir semester. Saya yakin kalau Venus tidak memberitahu saya, maka kamu pasti tidak akan menunjukkan bakat kamu. Dan saya harap, saat pentas seni besok, kamu mau menunjukkan bakat kamu itu. Anggap saja itu suatu tantangan dari saya, Melody Alodya."
Melody berusaha bersikap sopan di depan Pak Andre setelah mendengar semua perkataan Pak Andre. Bagaimana bisa ia harus berterimakasih? Ia justru ingin mencakar wajah Venus yang sudah berani beraninya membongkar rahasia yang ia sembunyikan selama bersekolah di SMA Garuda.
"Maaf Pak, tapi saya menolak tantangan Bapak."
Pak Andre mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"
"Saya hanya ingin menjaga privasi saya." Wajah Melody yang tadinya terlihat 'sedikit' ramah, menjadi kembali ke awalnya, cuek.
"Saya tidak peduli. Itu urusan kamu. Saya bukannya mengganggu privasi kamu, saya hanya ingin kamu lebih terbuka. Semua guru tau kalau kamu termasuk siswa yang cerdas dan juga rajin. Tapi sifat kamu yang cuek itu bisa saja menutup pandangan orang lain tentang sifat baik kamu yang sebenarnya. Saya hanya ingin kamu lebih mengekspresikan diri kamu. Saya juga sudah melihat video rekaman kamu saat kamu mengikuti kompetisi biola, bahkan saya punya videonya. Saya tetap ingin menantang kamu dan saya harap kamu memikirkan ini baik baik."
Pak Andre memberi jeda untuk mengambil napas, "Sekarang kamu boleh kembali ke kelas dan tentunya, memikirkan jawaban atas tantangan saya. Sekali lagi, saya harap kamu menerima tantangan saya."
Melody bangkit dari kursinya, ia tersenyum singkat pada Pak Andre, "Saya permisi."
Melody keluar dari ruang kesenian dengan perasaan yang campur aduk. Pikirannya melayang kemana mana. Pak Andre, biola, pentas seni, dan Venus. Ia berniat akan menemui Venus pulang sekolah nanti untuk menanyakan maksudnya.
Sesampainya di kelas, Melody langsung menuju ke kursinya lalu melanjutkan aktivitas nya yang sempat tertunda tadi, mencatat materi di papan tulis. Matanya fokus ke depan. Ia tidak mendengarkan sejuta pertanyaan yang keluar dari mulut Ghevi ataupun Yasmine.
Saat pergantian pelajaran, Melody mengeluarkan ponselnya. Ia mencari salah satu nama di kontaknya. Venus. Beberapa waktu lalu, Gilang sempat memberikan nomor WhatsApp Venus. Ia bilang jika suatu saat ia butuh sesuatu, ia bisa menghubungi Venus. Awalnya Melody menolak, tetapi ia rasa mungkin suatu saat ia memang membutuhkan nya sehingga ia menerimanya.
Melody mengetik sesuatu untuk Venus.
Melody.Alodya
Gue pengen ketemu lo pulsek nanti. Gue tunggu di parkiran.Setelah selesai, ia membuka room chat nya dengan Musical dan mengetik pesan.
Melody.Alodya
Kak, nanti pulang ngga usah jemput Melody ya. Melody pulang sendiri aja.Tidak sampai 10 detik, notifikasi masuk ke ponsel Melody.
Kak Musical ❤
Mau ngapain?Melody mendengus kesal. Ia yakin, disana, kakaknya sedang ngedumel tidak jelas. Ia pasti sedang mengkhawatirkan nya.
Melody.Alodya
Nanti Melody ceritain di rumah. Boleh ya? Kali ini aja kak😚Kak Musical ❤
Oke untuk kali ini aja. Tapi inget, jangan pulang kesorean. Sampe jam 6 kamu belom pulang, kakak ambil semua stok coklat sama eskrim kamu😏Melody membulatkan matanya. Coklat dan eskrim kesayangannya akan diambil oleh kakaknya?!
Melody.Alodya
Iya kakak sayang. Melody ngga bakal pulang telat kok. Udah ya kak, bye. Love you😘Kak Musical ❤
Love you too, Princess 😘Melody menekan opsi keluar dari aplikasi berwarna hijau. Saat ia akan menekan tombol off pada ponselnya, muncul notifikasi. Ia segera membuka lagi aplikasi berwarna hijau itu.
Venus
Y.Melody ingin sekali membanting ponselnya untuk melampiaskan kekesalannya pada Venus. Tapi ia masih sayang dengan ponselnya yang merupakan hadiah dari Papanya saat ia lulus SMP.
"Dy, Pak Tri masuk noh. Matiin handphone lo."
Melody mematikan ponselnya saat mendengar perkataan Ghevi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Novela JuvenilSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...