Chapter 1

9.7K 448 103
                                    

"Melody! Kok lo baru berangkat sih? Gue dari tadi nungguin lo, dodol!" Suara teriakan salah satu sahabat Melody yang terdengar sangat nyaring ditelinganya membuat Melody meringis kecil.

"Apaan sih lo! Sakit telinga gue, Ghev!" Ucap sahabat Melody yang lainnya tak kalah nyaring.

"Berisik! Awas gue mau lewat!" Melody yang memang cuek ditambah dengan moodnya yang sedang buruk membuat kedua sahabatnya ketakutan.

Tanpa basa basi, Yasmine yang berdiri di samping meja Ghevi bergeser posisi supaya Melody bisa lewat. Melody mendudukkan tubuhnya di kursi sebelah Ghevi. Yap! Melody duduk satu meja dengan Ghevi. Sedangkan Yasmine satu meja dengan Dania. Seperti biasa, Melody memasang muka datar sedatar datarnya muka datar. Jika Ghevi bertanya pada Melody, apa alasan ia memasang muka seperti itu, maka dengan santainya Yasmine menjawab 'Melody itu kekurangan ekspresi, mendingan dia kita ikutin ekskul teater aja'.

Bel masuk berbunyi nyaring setelah kedatangan Melody 2 menit yang lalu. Siswa siswi segera masuk ke kelas dan duduk di tempat masing-masing. Jam pertama hari ini akan diisi oleh pelajaran fisika. Bu Indah yang akan mengajar pagi ini belum juga menampakkan sepatunya yang super mengkilap.

"Woy, Dy! Absen jangan lupa. Gue mau ngabsen depan nih."

Rendy, selaku partner sekretaris Melody selama 3 bulan ini, menggebrak meja Melody. Melody mendengus kesal, melirik Rendy sebentar, lalu bangkit dari kursinya menuju ke meja guru. Ia mengambil buku absen, memandang sekilas setiap siswa dikelasnya untuk memastikan bahwa tidak ada satupun siswa yang tidak masuk. Ia mulai menyoretkan tinta pada pulpennya pada buku absen itu.

Fyi, Melody, Rendy, dan wali kelas mereka, Bu Wati, sudah melakukan kesepakatan untuk tugas sekretaris kelas XI IPA 2. Melody sebagai sekretaris 1 betugas untuk mengisi buku absen, sedangkan Rendy sebagai sekretaris 2 bertugas untuk mengisi papan absen yang ada di depan kelas mereka tepatnya di samping pintu kelas.

Setelah selesai mengisi buku absen, Melody kembali ke kursinya. Tak lama setelah itu terdengar ketukan sepatu yang diyakini bahwa itu sepatu milik Bu Indah. Dan benar saja, Bu Indah muncul dari pintu, tak lupa dengan suara ketukan sepatunya yang masih terdengar jelas karena kelas dalam keadaan sunyi.

"Plis deh, gue benci pelajaran ini. Lempar Hayati ke rawa-rawa bang." Rengek Ghevi dengan gaya alaynya.

"Plis deh, gue benci denger lo ngoceh terus. Panas telinga gue, Ghev. Lo ngga capek apa dari tadi ngoceh mulu? Capek telinga gue dengernya, Ghev. Ya ampun." Melody hanya melirik Ghevi sekilas sambil memutar bola matanya.

"Ya ampun, Melody! Lo ngomong berapa kata barusan? Omaygad!!! Lo ngomong banyak kata!" Ucap Ghevi dengan suara toanya. Seisi kelas sempat menengok sebentar ke arahnya. Ia tak sadar jika Bu Indah mengamatinya daritadi.

"Ghevi Agnesia! Jika kamu masih ingin berbicara, silahkan bicara diluar! Pintu masih terbuka lebar untuk kamu!" Bu Indah berdiri menatap tajam ke arah Ghevi, sedangkan yang disebut namanya hanya menampilkan watadosnya sambil meminta maaf.

***

Jam ke satu, dua, tiga hanya diisi oleh beraneka ragam rumus yang membuat Ghevi kelaparan. Melody nampak santai santai saja. Yasmine pun tak jauh berbeda dari Ghevi. Kali ini, mereka bertiga tengah menyantap bakso dan orange juice di kantin sekolah. Mereka lebih sering menghabiskan istirahat pertamanya di kantin yang berada di lantai satu, karena menu makanannya yang lumayan lengkap. Sedangkan saat istirahat kedua, mereka akan membeli cemilan di lantai dua yang terletak di samping kelas XI IPA 1, hanya selang satu kelas dari kelasnya, atau mereka hanya berdiam diri di kelas sambil membicarakan banyak hal.

"Sumpah kepala gue serasa mau pecah! Huh! Mana ini bakso pedes banget. Ngga tau apa gue lagi puyeng. Astaga air please!!!" Ghevi mengipaskan tangannya ke wajahnya yang kini sudah merah.

Melody [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang