"Astaghfirullah haladzim. Kamu kenapa, Melody?" Jessica yang sedang asyik membaca majalah sambil menonton TV di ruang keluarga dikejutkan dengan Musical yang menggendong Melody.
Musical tidak menjawab pertanyaan Mamanya. Ia berjalan menaiki tangga menuju kamar Melody. Ia menurunkan Melody dari gendongannya ke atas kasur. Jessica melepas sepatu yang Melody pakai kemudian menarik selimut hingga ke leher putrinya.
"Melody kenapa, Musical?" Tanya Jessica.
"Musical ngga tau, Ma. Tadi Yasmine nelpon Musical dan bilang kalo Melody sakit." Jawab Musical sambil mengelus rambut Melody.
"Yaudah, kamu balik ke kampus gih. Biar Mama yang jagain Melody."
"Musical disini aja, Ma."
Jessica menghela napas panjang. Ia paham, sekarang putranya pasti sangat mengkhawatirkan putrinya. Sakit Melody, kesedihan Musical. Itu yang bisa Jessica simpulkan. Jessica mengiyakan keinginan Musical untuk menjaga Melody. Ia pamit ke dapur untuk membuat susu vanila untuk Melody.
Musical menggeser tubuh Melody. Ia duduk di pinggir kasur dan menyenderkan kepalanya di senderan kasur. Ia memandangi setiap lekuk wajah adiknya. Adik kecilnya, yang ia jaga selama hampir tujuh belas tahun ini. Ia tidak suka melihat Melody sakit. Tentu saja. Kakak mana yang suka jika melihat adik kesayangannya sakit? Kepingan memori bersama Melody hadir di pikirannya. Dari saat mereka masih sama sama suka menangis dan berebut susu, sampai hal hal kecil lainnya. Melody mengajarkannya seberapa pentingnya seorang kakak menjaga adiknya. Musical tersenyum tipis. Ia mengambil ponselnya di saku celana jeans-nya untuk menghubungi Azam kalau ia tidak kembali lagi ke kampus hari ini. Setelah selesai, ia membiarkan kepalanya tetap bersender di senderan kasur lalu memejamkan matanya.
***
"Yas, lo ngerasa aneh ngga sih?" Ghevi dan Yasmine asyik menyantap makanannya di kantin. Sekarang sudah istirahat kedua. Mereka tidak sempat makan saat istirahat pertama karena harus membantu Melody.
"Aneh apaan?"
"Ya aneh aja. Maksud gue Melody. Dia kaya nyembunyiin sesuatu ngga sih dari kita? Gue sih bukannya nethink ya, cuman gue ngerasa gimana gitu."
"Gue emang ngerasa sedikit aneh sih ngeliat Melody akhir akhir ini. Dia jarang bareng kita ya ngga sih? Tapi gue ngga mikir terlalu jauh lah, toh kita udah kenal dia. Melody bakalan cerita kalo ada apa apa. Kalo emang ada sesuatu, mungkin dia belum mau cerita apapun ke kita. Setiap orang punya privasi kan?" Yasmine menjawabnya dengan santai. Ia memang baru mengenal Melody saat MOS kelas X dibanding dengan Ghevi yang sudah mengenal Melody sejak kecil. Tapi karena beberapa kesamaan sifat, Yasmine bisa mengerti Melody.
"Iya sih. Btw, gue kok jadi nethink nya ke Venus ya? Lo sadar ngga sih, akhir akhir ini Venus sering ndatengin Melody dan mereka keliatan udah saling kenal gitu, buktinya mereka berdua sering ngobrol. Jangan jangan mereka berdua backstreet?!" Sahabat Melody yang satu ini tingkat ke-telmi-an dan kepolosannya sudah akut. Di saat orang lain berbicara serius, ia malah ngawur dan loading beberapa saat. Ia yang sudah mengenal Melody bertahun-tahun bahkan belum sepenuhnya mengenal Melody, tidak peka lebih tepatnya.
"Sembarangan! Ngga mungkin lah! Lagian ngga terlalu sering juga kali. Mereka kalo ketemu nih, kalo gue perhatiin, mereka cuman bicara seperlunya aja. Ya, secara kita semua paham gimana Melody dan gimana Venus. Gue ngerasa nih, si Venus punya sesuatu sama Melody." Yasmine mengelap bibirnya dengan tisu karena sudah selesai makan. Ia duduk dengan kedua tangan menumpu dagunya.
"Surprise maksud lo? Ya ampun Venus ternyata so sweet ya." Ghevi justru bertepuk tangan kegirangan. Yasmine menepuk keningnya singkat.
"Bukan! Maksudnya tuh, aduh apa ya? Masalah? Ah bukan. Problem? Ah, sama aja. Urusan? Nah, itu dia. Venus kayanya punya urusan sama Melody."
"Urusan apa?" Tanya Ghevi dengan wajah polosnya.
Yasmine menoyor kening Ghevi singkat, "Ya mana gue tau!"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Novela JuvenilSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...