Cowok sipit itu duduk di kursi yang sudah disediakan di tengah panggung. Ia memposisikan gitarnya. Petikan gitar itu terdengar indah. Setelah intro lagu selesai, mulailah ia bernyanyi.
You are the one girl
You know that it's true
I'm feeling younger
Every time that I'm alone with youMata sipit Nafi yang awalnya memandang seluruh penonton, beralih ke satu orang. Yasmine. Ia menatap dalam mata cewek itu. Yasmine lagi lagi meremas roknya. Matanya lurus ke depan, membalas tatapan Nafi. Melody menikmati lagi yang dinyanyikan Nafi, sesekali ia mengikuti liriknya. Ghevi menatap Nafi dan Yasmine bergantian, memastikan kalau mereka benar-benar saling tatap. Venus dan Gilang hanya diam dengan seribu pertanyaan di kepalanya. Bagaimana bisa Nafi tidak bercerita apapun? Nafi bahkan terlihat santai.
We were sitting in a parked car
Stealing kisses in a front yard
We got questions we shouldn't had asked but
How would you feel
If I told you I loved you
It's just something that I want to do
I'm taking my time spending my life
Falling deeper in love with you
So tell me that you love me too'Boleh ngga sih kalo gue geer? Nafi natap gue terus. Itu lagunya gitu amat. Kaya.....Nafi lagi ngungkapin perasaannya ke gue? Tahan Yas. Jangan geer dulu.' Yasmine terus terusan melafalkan kalimat 'jangan geer dulu.' dalam hatinya. Lirik lagu yang dibawakan Nafi seakan memang ditujukan untuknya.
In the summer as the lilacs blew
Blood flows deeper than a river
Every moment that I spend with you
We were sat upon our best friend's roof
I had both of my arms around you
Watching the sunrise replace the moon'Ini gue yang ngga ngerti apa emang itu lagu buat Yasmine ya? Pas banget gitu.' batin Ghevi. Ghevi melirik Melody yang masih asyik berkomat-kamit melantunkan lirik lagu yang dinyanyikan Nafi. 'Ini Melody yang ngga peka atau gue yang mikirnya aneh aneh?'
How would you feel
If I told you I loved you
It's just something that I want to do
I'm taking my time spending my life
Falling deeper in love with you
So tell me that you love me too
Tell me that you love me too
Tell me that you love me tooNafi mengakhiri lagunya. Tepuk tangan meriah menjadi penutup penampilan Nafi. Mata sipit itu masih saja menatap Yasmine. Nafi masih diam di tempatnya. Seperti hendak mengatakan sesuatu. Semua penonton terdiam, bingung dengan Nafi.
"So, tell me that you love me too, Yasmine."
Deg.
Dunia Yasmine seakan berhenti berputar saat itu juga. Melody, Ghevi, Venus, dan Gilang terkejut bukan main. Mereka berempat kompak menatap Yasmine, menunggu jawaban atas pertanyaan Nafi. Bukan hanya mereka berempat, tapi semua penonton. Entah dorongan darimana, Yasmine tersenyum di tempatnya, masih dengan menatap Nafi.
Dari atas panggung, Nafi dapat melihat dengan jelas kalau Yasmine tersenyum untuknya. Nafi tersenyum. Perasaannya terbalas. Ia turun dari atas panggung, menghampiri Yasmine. Kini mereka menjadi pusat perhatian.
"Would you be my girl, Yasmine Qinanta?"
Yasmine menarik napas dalam-dalam. Jantungnya berdetak tak karuan. Ia juga mencintai cowok di depannya. Cowok Cina yang awalnya hanya bisa ia pandang dari jauh, kini berada di depannya, menantikan jawaban darinya.
"Yes, I am."
Tepuk tangan kembali terdengar riuh di aula. Melody, Ghevi, Venus, Gilang, kompak menatap mereka berdua tak percaya. Gilang yang pertama kali sadar, langsung berteriak heboh.
"ASIIQQUUUEE PEJE-NYA BANG!!!"
'Kamvret si Nafi. Gercep banget. Gue aja masih otw belom kelar kelar. Dia udah ngebut aja.' teriak Venus dalam hatinya.
Ghevi spontan memeluk Melody dari samping. "Aaaa, Dy! Gue juga mau ditembak kaya gitu. So sweet!!!" Melody menatap jijik ke arah Ghevi. 'Alaynya kumat ni anak.'
MC kembali naik ke atas panggung, mengucapkan kata perpisahan, lalu ditutuplah acara pensi ini. Satu persatu penonton bubar. Beberapa siswa memberi ucapan selamat dan sesekali menggoda Nafi dan Yasmine.
"Eh Ven, lo mau nraktir kita dimana nih?" Tanya Gilang. Acara pensi sudah selesai tepat pukul 14.00. Syukurlah semua berjalan lancar.
"Restoran depan toko alat tulis."
"Anjay! Kenyang dong makan disana."
"Gue emang ngajak kalian makan yang bikin kenyang. Bukan yang cuma buat ganjel perut." Venus sudah melepas jasnya, gerah katanya. Kini tinggal tersisa celana panjang hitam dan kemeja putihnya yang sudah dilipat sesiku. Jasnya ia sampirkan di pundak kanannya. Tangan kirinya menggandeng erat tangan Melody. Entah sejak kapan dan mengapa ia melakukan itu. Melody juga diam saja tanpa merespon apapun.
Yang lebih parah lagi, Nafi malah merangkul mesra pundak Yasmine. Yasmine juga merangkul pinggang Nafi. Mereka sama sama menampakkan wajah bahagia. Maklum, pasangan baru yang lagi kasmaran.
Gilang justru sibuk menggoda Ghevi. Gilang menggiring Ghevi berjalan cepat hingga Ghevi sesekali hampir terjatuh, ditambah hak sepatunya yang cukup tinggi.
"Naf, PJ lo kapan nih? Jangan pelit lo, ntar kagak berkah, kagak langgeng lo."
"Gitu amat doa lo, Gil. Tega lo ya sama gue. Awas aja, besok besok kagak gue kasih contekan lo." Ancam Nafi.
Venus mencibir, "Dih, ngambekan. PJ lo besok aja deh ya Naf. Sekarang pajaknya gue dulu. Mana mau nembak anak orang kagak cerita cerita."
Nafi mempererat rangkulannya pada Yasmine, "Biar surprise, Ven. Lo kapan nyusul?"
"Secepatnya. Tunggu aja." Jawab Venus sambil melirik Melody yang masih ia gandeng. Melody sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan mereka. 'Ni cewek cantik tapi ngga peka.'
"Gue bawa mobil, siapa yang mau ikut?" Tawar Venus.
"Gue sama Gilang juga bawa mobil, Ven. Orang udah cakep gini, bawa cewek cantik lagi, masa iya bawa motor sport."
"Oke, kita langsung kesana."
Mereka memasuki mobil masing-masing. Melody dengan Venus. Yasmine dengan Nafi. Ghevi dengan Gilang.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Novela JuvenilSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...