Kursi penonton lapangan basket SMA Garuda sudah dipenuhi para siswa dari kelas X sampai XII. Beberapa perwakilan siswa dari SMA Pancasila juga hadir menonton pertandingan basket kali ini. Hari ini, pertandingan basket SMA Garuda melawan SMA Pancasila akan dilaksanakan.
Anak anak basket SMA Garuda sedang berkumpul di ruang ganti khusus anak basket. Mereka diberi arahan oleh Pak Satyo, guru olahraga mereka, berdoa bersama, dan saling memberi support. Setelah selesai memberikan arahan, Pak Satyo keluar, membiarkan para anak didiknya berbicara satu sama lain. Ia sudah memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada Venus, selaku kapten basket.
"Kita harus semangat. Menang atau kalah urusan belakang. Kerjasama nomor satu. Usaha ngga akan mengkhianati hasil, bro." Ucap Venus tegas. Ia benar-benar memegang peranan besar dalam timnya.
Semua anggota basket mengangguk setuju. Gilang mengulurkan tangannya ke tengah kumpulan mereka, diikuti yang lain hingga tumpuk menumpuk. "SMA Garuda....!!!!"
"Pasti bisa!!!" Ucap mereka semua.
Mereka mempersiapkan diri masing-masing. Ada yang melakukan pemanasan kecil, memakai sepatu, ada juga yang sedang merapikan jambul badainya, siapa lagi kalau bukan Gilang.
Tak lama setelah itu, Pak Satyo masuk dan memerintahkan anak didiknya untuk segera menuju ke lapangan karena pertandingan akan segera dimulai. Venus meneguk air mineralnya sedikit, lalu mengawali rekan setimnya menuju ke lapangan.
Saat mereka tiba di lapangan, lawan mereka sudah berkumpul disana. Sorakan penonton mulai terdengar riuh. Mereka saling berjabat tangan dengan tim lawan sebelum pertandingan dimulai.
Anak anak basket mulai memposisikan dirinya masing masing. Venus berdiri paling depan, berhadapan langsung dengan kapten lawan. Mata hitam pekatnya berkilatan. Wasit meniup peluit nya, dimulailah pertandingan itu.
Melody, Yasmine, dan Ghevi, fokus memperhatikan pertandingan basket dihadapannya. Mereka terlihat tegang, terutama Melody. Mata coklat gelapnya fokus mengikuti posisi Venus yang sedang berlari menangkap bola.
Kedua tangan Ghevi meremas botol minuman yang ia bawa. Pertandingan basket kali ini sangat sengit. Mereka sama sama kuat, seimbang.
Yasmine melirik kesal ke arah Farrah dkk yang terus terusan meneriaki nama trio most wanted. Tiga tiganya ia teriaki. 'Dasar kecentilan!' batinnya.
Di tengah pertandingan, salah satu anggota tim SMA Garuda mengalami cidera karena tersikut oleh tim lawan dan akhirnya terjatuh. Venus yang jelas jelas melihat kejadian itu mengumpat pelan. Saat seperti ini, tingkat kepedulian Venus berada di atas rata-rata. Pertandingan sempat dijeda. Venus menghampiri temannya yang cidera, yang bernama Putra. Ia membantu memapah Putra ke pinggir lapangan. Venus berdecak kesal karena tak menemukan satu pun tim medis disana.
"Mana petugas PMR?!" Tanyanya dengan nada membentak.
Dari kejauhan, ia melihat petugas PMR yang berlarian menuju ke arahnya. Venus mendudukkan Putra di kursi, membiarkan ia ditangani petugas PMR. Sebelum ia kembali ke lapangan, Putra menahan pergelangan tangannya. Venus menoleh, mengangkat sebelah alisnya. "Gue percaya kemenangan berpihak ke kita, kapten." Venus menepuk punggung Putra pelan dan kembali ke lapangan.
Pertandingan dilanjutkan. Skor sudah 20-16 untuk SMA Garuda. Kali ini, bola ada di tangan Nafi. Cowok itu mengoper bolanya ke Venus. Venus mendribble bola mendekati ring. Ia memusatkan pandangannya ke ring, lalu melempar bola itu. Bola hampir saja masuk, tapi gagal. Bola oranye itu kini diambil alih oleh Bima, kapten lawan. Bima mengoper bola ke temannya, ia berlari lalu menerima operan dari temannya dan memasukkan bola ke dalam ring. Dan...bola itu meluncur sempurna ke dalam ring. Skor 17-20 untuk SMA Pancasila.
Teriakan penonton bertambah keras. Venus geram melihatnya. Ia memindai seluruh penonton, setelah menemukan seseorang yang ia cari, ia tersenyum singkat, lalu melanjutkan pertandingan.
Melody menajamkan penglihatannya saat melihat Venus tersenyum ke arahnya. 'Apa gue salah liat ya? Ngga mungkin Venus senyum ke gue.'
~~~
Pertandingan memanas. Di menit menit terakhir, Venus memasukkan bola oranye itu tepat ke dalam ring. Skor akhir 32-30 untuk SMA Garuda. Hanya beda tipis. Lapangan basket terdengar riuh oleh suara penonton. Anak anak basket saling mengucapkan selamat dan berjabat tangan dengan tim lawan. Mereka juga melakukan pelukan singkat ala laki laki.
Seusai pertandingan, anak basket SMA Garuda berfoto bersama, lalu berpencar masing masing. Ada yang menghampiri pacarnya, pergi ke kantin, ada juga yang langsung berganti baju karena gerah.
Venus, Nafi, dan Gilang segera dilingkari para kaum hawa yang menjadi fans nya. Venus sempat terjatuh saat kakinya tak sengaja diinjak oleh fansnya.
"WOY MINGGIR! AIR PANAS! AIR PANAS!"
Gilang berteriak dengan tangannya yang direntangkan. Lingkaran itu mulai terbelah. Gilang dengan santai berjalan dan memamerkan senyum kudanya. Venus dan Nafi bertatapan sebentar lalu berjalan mengikuti Gilang. Mereka bertiga berlari menyusuri koridor, mencari seseorang yang masing masing mereka cari. Di koridor, Nafi sibuk tertawa karena ulah Gilang. Venus hanya tertawa kecil. Sedangkan Gilang yang merasa ditertawakan, mendengus.
"Anjir, lo pinternya kebangetan, Gil!" Ucap Nafi di sela tawanya.
"Bukan temen gue." Venus berucap singkat setelah berhasil memasang muka datarnya kembali.
"Harusnya kalian itu berterimakasih sama gue. Kalo ngga ada gue, kalian pasti bakalan dikerumuni tuh sama semut putih."
"Kok putih?"
"Bedaknya yang tebalnya masyaallah itu loh!!" Gilang memegangi perutnya sambil tertawa terbahak bahak.
Mereka berpapasan dengan Melody dkk di koridor. Sempat terjadi adegan slow motion diantara mereka berenam.
"Hallooo!! Thanks ya berkat doa lo gue menang. Calon pacar lo ini juga sempet masukin bola ke ring loh!" Siapa lagi yang suka heboh seperti ini selain Gilang.
"Sayangnya gue ngga doain lo tadi." Jawab Ghevi singkat.
"Apa?! Lo manggil gue sayang?! Ah, iya sayang, aku juga sayang kamu."
"Bukan temen gue!" Ucap Venus dan Nafi kompak.
Gilang menengok ke kedua sahabatnya. "Apa yang kalian lakukan itu, JAHAT!" Gilang segera menarik tangan Ghevi, entahlah ia akan membawanya kemana. Yang jelas, sepanjang koridor, Ghevi berteriak heboh agar tangannya dilepas dari Gilang.
"Yas?" Panggil Nafi. Yang dipanggil menatap ke arahnya. "Ya?"
"Makasih udah nonton." Kalimat singkat tapi mampu membuat pipi tirus Yasmine memerah karena blushing. "Ikut gue sebentar ya?" Pinta Nafi yang langsung diangguki oleh Yasmine. Mereka berdua pergi. Entah kemana juga.
Hanya tersisa Melody dan Venus yang masih berdiri di tempat semula, tanpa ada niatan bergerak sedikit pun.
"Dy,"
"Ven,"
Mereka bahkan memanggil hampir bersamaan.
"Lo dulu." Ucap Melody cepat. Ia sebenarnya tidak tau akan bicara apa. Hanya iseng memanggil Venus untuk memecah suasana hening.
"Thanks udah nonton."
"Iya."
"Asal lo tau, tadi gue senyum ke lo." Venus tersenyum singkat, namun penuh arti. Lalu berjalan begitu saja melewati Melody. Gadis itu masih terbengong. Ke-telmi-an kedua sahabatnya sepertinya sudah menular padanya. Ia akhirnya menuju ke kelasnya. Toh, ia bingung juga harus kemana.
***
Udah lama ga update😜akhirnya update. Sebenernya udah ada di draft, cuman belum di publish hehee😂
Oh iya, gatau kenapa aku lagi pengen buat cerita yg genre fantasy. Ada yg tau ga gimana caranya biar banyak yg tertarik sama cerita itu? Butuh saran hihii :))
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody [TAMAT]
Teen FictionSeorang gadis cuek yang menyembunyikan fakta bahwa ia mahir bermain biola. Memiliki dua sahabat yang selalu mendukungnya. Memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Kehidupan nya sedikit berubah setelah bertemu dengan seseorang yang...