Chapter 9

4.3K 257 32
                                        

Setelah mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin, diadakan istirahat selama lima belas menit. Melody berjalan ke perpustakaan untuk meminjam novel. Ia sudah tidak punya stok novel untuk dibaca, saat pulang sekolah nanti ia akan meminta Musical mengantarnya ke toko buku.

Gadis itu masuk ke perpustakaan lalu menuju ke rak khusus untuk novel. Sesekali ia mengambil salah satu novel, membaca sekilas sampul belakangnya, mengembalikan lagi ke tempatnya. Begitu terus. Sampai ia tak sengaja melihat Venus ada di balik rak tempat ia berdiri. Melody menghampiri Venus, melupakan tujuannya ke perpustakaan. Ia ingin menanyakan perihal kompetisi kemarin.

Seseorang menepuk pundak Venus membuat empunya menoleh. Ia mengangkat sebelah alisnya saat mengetahui bahwa yang menepuk pundaknya adalah Melody.

"Kemana lo kemarin?" Venus mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Melody.

"Gue udah ikut kompetisi itu dan gue sama sekali ngga liat lo disana." Jelas Melody.

"Gue ada," jawaban singkat Venus membuat Melody naik pitam.

"Maksud lo apa sih?! Lo seenak jidat nyuruh gue untuk ikut kompetisi itu, gue turutin. Karena gue pikir dengan begitu gue ngga bakal berurusan lagi sama lo. Dan sekarang? Gue udah ikutin kompetisi itu, gue belajar susah payah, dan gue menang! Gue menang, Venus! Dan itu cuma buat lo!" Melody menaikkan nada bicaranya sambil menunjuk dada Venus karena tinggi badannya hanya sepundak Venus. Untung saja perpustakaan masih sepi dan petugas perpustakaan pun tidak mempedulikan mereka.

"Gue ada disana, lo yang ngga liat gue." Venus mengucapkan kalimatnya santai membuat Melody semakin kesal.

"Lo apa apaan sih?! Terus lo dimana kemarin? Jelas jelas gue ngga liat lo!"

"Ck, gue ada bukti." Venus merogoh kantong celana abu-abu nya, mengambil benda pipih berwarna hitam. Ia mengutak-atik ponselnya sebentar dan menunjukkan video penampilan Melody dan beberapa foto Melody saat menerima piala.

"Sekarang lo percaya?"

"And...congratulation for your competition." Tambah Venus.

"Oke gue percaya! Dan, makasih buat ucapan selamat lo. Sekarang lo harus jawab gue! Siapa lo dan apa tujuan lo nyuruh gue ikut kompetisi itu?"

Venus tersenyum miring. Ia menjawab pertanyaan Melody dengan santai, "Gue," Venus menjeda kalimatnya sebentar.

"Vero."

Venus pergi begitu saja meninggalkan Melody. Melody merasakan kepalanya sakit, ia tidak asing dengan nama yang disebut Venus.

***

"Melody kemana ya? Udah dua jam pelajaran masa dia ngga balik dari perpus?" Wajah Ghevi terlihat khawatir. Bagaimana tidak, daritadi Melody belum kembali ke kelas.

"Iya ya? Duh, lo kemana sih Dy?" Yasmine pun tak kalah khawatir seperti Ghevi.

"Gimana kalo kita ca---"

"Yasmine Qinanta! Jika kamu bosan dengan pelajaran saya, kamu boleh keluar sekarang!" Teriak guru yang sedang mengajar di kelasnya.

Yasmine hanya menunduk malu. Ia berniat untuk mencari Melody saat jam istirahat nanti.

Bel istirahat berbunyi. Para siswa berhamburan menuju ke kantin. Yasmine dan Ghevi memulai aksinya, mencari Melody. Pertama, mereka pergi ke perpustakaan. Hasilnya nihil. Penjaga perpustakaan hanya mengatakan kalau tadi Melody bertemu dengan Venus dan sempat berbicara dengannya, kemudian Melody pergi entah kemana. Yasmine dan Ghevi pergi menjelajahi setiap kamar mandi di sekolah, siapa tau Melody mendapat panggilan alam kan? Hasilnya juga nihil. Mereka berniat pergi ke kantin, siapa tau Melody kelaparan dan langsung ke kantin. Di koridor menuju kantin, mereka bertemu Venus. Tanpa aba aba, suara Ghevi memenuhi koridor.

"Heh, Venus! Dimana Melody?!" Untung saja koridor agak sepi karena sebagian besar siswa menghabiskan waktu istirahatnya di kantin.

Yang ditanya hanya mengendikkan bahunya dan berjalan santai melewati kedua gadis itu.

"Eh, eh, eh, tunggu!" Tangan Ghevi mencekal lengan Venus. "Penjaga perpus bilang, tadi lo ketemu dan sempet ngobrol sama Melody. Sekarang dimana Melody?"

Untuk kedua kalinya Venus mengendikkan bahunya. Dan kali ini, ia benar benar pergi melewati kedua gadis itu.

Yasmine menghentakkan kakinya kesal, "Ih, Venus itu manusia ato robot sih?! Heran gue."

"Tau tuh! Maunya apa sih tuh orang?! Sekarang kita harus nemuin Melody." Ghevi menarik tangan Yasmine sebelum seseorang datang menghampiri mereka.

"Eh, kak Ghevi sama kak Yasmine?" Yasmine dan Ghevi saling pandang.

"Iya, ada apa ya dek?" Yasmine yang merupakan anggota OSIS sedikit tau kalau ini adik kelasnya karena ia merasa pernah melihat gadis ini saat MOS.

"Emm..itu kak, kak Melody ada di UKS."

"Apa?!" Yasmine dan Ghevi kompak menjerit.

"Astaga Melody!!!" Ghevi berlari meninggalkan Yasmine yang memang suka telmi. Yasmine loading sebentar, ia mengucapkan terimakasih ke adik kelasnya dan berlari menyusul Ghevi.

Sesampainya mereka di UKS, mereka dikejutkan dengan Melody yang sedang terbaring di ranjang UKS sambil memijat pelipisnya.

"Oh my God, Melody!!" Melody membuka matanya dan melihat wajah khawatir kedua sahabatnya.

"Lo kenapa, Dy? Lo baik baik aja?" Di saat seperti ini, Yasmine akan menjadi sosok yang lembut. Ia akan merasa sangat sedih saat salah satu sahabatnya seperti ini.

"Gue baik baik aja." Melody kembali memejamkan matanya. Kepalanya sakit. Ia tidak mempedulikan kedua sahabatnya.

"Yaudah, lo istirahat aja disini. Gue ambilin tas lo terus minta izin ke guru ya." Ghevi ngacir ke luar UKS menuju ke kelasnya.

"Gue telponin kak Musical buat ngejemput lo ya?" Melody mengangguk pelan.

Di sisi lain, Musical sedang berkumpul bersama teman temannya di taman kampus. Sekarang ia sedang tidak ada jadwal kelas. Tiba tiba ponselnya berbunyi. Ia bingung melihat nama yang tertera di layar ponselnya, Yasmine. Perasaannya sedikit gelisah.

"Hape lo bunyi, Cal. Jangan cuma dipandengin doang." Kata Azam, salah satu teman Musical. Sahabatnya malah. Ia dan Azam sudah saling kenal sejak SD. Mereka juga berada di satu SMP dan SMA yang sama, dan sekarang bertemu lagi di kampus, satu jurusan yang sama pula.

Musical menggeser icon hijau lalu menempelkan ponselnya di telinganya. "Halo?"

"Halo, kak Musical? Kakak lagi dimana? Melody sakit kak." Kalimat Yasmine di seberang membuat Musical membulatkan matanya.

"Apa?! Gue kesana sekarang." Musical menutup telponnya sepihak. Ia meraih tasnya dan pergi begitu saja meninggalkan teman temannya.

Musical berlari ke arah parkiran kampus, menuju mobilnya. Ia segera masuk ke mobil lalu mengemudikannya ke sekolah Melody. Ia sempat mendapat umpatan kesal dari para pengguna jalan lain karena ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Musical sampai di sekolah Melody. Napasnya terengah-engah karena berlarian dari tempat parkir ke ruang guru untuk meminta izin dan berlari lagi ke UKS. Ia melihat adiknya dengan wajah pucat terbaring di ranjang. Ia mendekat, mendekap tubuh adiknya sebentar. Musical berpamitan ke Yasmine dan Ghevi yang ikut menunggu Melody di UKS, tak lupa juga mengucapkan terimakasih.

Musical menggendong Melody ala bridal style. Tas Melody ia sampirkan di bahu kanannya. Melody masih menutup matanya, kepalanya berdenyutan. Musical mendudukkan perlahan adiknya di mobil. Kemudian ia membawa adiknya pulang ke rumah.

***

Holaa👋

Author tadinya mau update kemarin, tapi karena lagi capek banget akhirnya ga jadi update deh :v maapkeenn yaa✌ terus ikutin ceritanya yaww, kalo ada kritik ato saran boleh comment 👌

Salam hangat,
Syanantha ❤

Melody [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang