"Mau kemana?" Ketus Aletha yang baru saja keluar dari gerbang rumahnya bersama Adrian.
"Ke suatu tempat, kamu pasti suka." Jawab Adrian dengan senyum tipisnya sambil mengacak gemas rambut perempuan mungil di sampingnya.
Embel-embel 'kamu' yang dikatakan Adrian membuat Aletha tersenyum samar. Entah mengapa semakin kesini sifat cuek dirinya pada lelaki posesif itu semakin memudar. Apa mungkin Aletha sudah menerima dirinya yang di klaim sebagai milik seorang Adrian Muhammad Arsy?
Baru saja Aletha akan menaiki motor Adrian, ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Ia langsung membuka pesan masuk itu, setelah sebelumnya berkata pada Adrian untuk menunggu sebentar.
Pagi Aletha...
Lo sibuk ga? Bisa gue ajak lo jalan?Belum sempat Aletha membalas pesan dari Ifan, Adrian langsung mengambil paksa benda pipih di tangan Aletha setelah tak sengaja ia melihat nama pengirim pesan tersebut.
"Loh kenapa direbut?" Celetuk Aletha yang tak suka jika Adrian berlaku seperti itu.
"Kamu jangan berhubungan sama dia. Dia bahaya buat kamu." Ucap Adrian, membuat Aletha melongo tak mengerti apa maksud Adrian.
Adrian mengetikkan balasan pada Ifan dengan ponsel milik Aletha. Kini darahnya terasa berdesir, mengingat apa yang dikatakan Ifan tempo lalu tentang dirinya yang akan menyakiti Aletha.
COBA LO DEKETIN ALETHA, LO MATI!
Adrian mengirim pesan itu cepat sebelum akhirnya mengahapus kontak Ifan di ponsel milik wanita yang sangat ia lindungi itu.
"Lo ga bisa seenaknya ngatur gue buat jauh sama siapa, deket sama siapa ka! Ka Ifan baik kok, kenapa gue harus jauh sama dia?!" Celetuk Aletha dengan wajah merah padam, tak suka dengan sikap Adrian yang menurutnya terlalu posesif terhadapnya.
Adrian menstandarkan motornya lalu menuruni motor yang baru saja ia naiki. Ia berdiri tepat di depan wanita yang menunduk, memperlihatkan kekecewaan terhadapnya.
"Maaf Atha, aku ga akan larang kamu buat berteman dengan siapapun, selagi memang kalau itu cuma teman, aku ga akan larang. Tapi Ifan, dia bahaya buat kamu, aku gamau kamu kenapa-kenapa Atha." Dengan tenang Adrian menarik tubuh Aletha ke dalam pelukannya, mengelus rambutnya. Ia dapat merasakan perasaan Aletha yang mungkin menjadi takut terhadap dirinya yang berlaku kasar dan seenaknya. Padahal ia lakukan ini, untuk kebaikan Aletha sendiri.
Mendengar setiap kata lembut yang terlontar dari mulut Adrian, yang mengelus lembut rambutnya, membuat Aletha seakan merasakan kembali perlindungan yang dulu selalu ia dapatkan dari Ian. Aletha luluh begitu saja, ia seakan mempercayai setiap perkataan Adrian, perkataan lelaki jangkung ini seakan mengingatkan dirinya pada masa lalunya.
"Atha harus janji, jangan pernah ada berhubungan apapun sama dia." Ucap Adrian, melepaskan pelukannya menatap nanar wanita yang kini berusaha mencari kebohongan dari matanya.
Aletha hanya mengangguk pelan untuk membuat Adrian tenang, ia bisa melihat dari mata Adrian yang begitu khawatir terhadapnya ditambah dengan kepalan tangannya yang tadi ia lihat pada saat Adrian merebut ponselnya.
Namun tetap saja, sebenarnya Aletha belum bisa berjanji pada Adrian, karena pasalnya Ifan tak pernah sekalipun membuatnya dalam bahaya. Ia juga tak mungkin langsung percaya pada Adrian, yang jelas-jelas lelaki itu saja tiba-tiba mengklaim dirinya. Kepercayaannya kini belum ia labuhkan pada siapapun, karena menurutnya kepercayaan itu mungkin saja akan dirusak, seperti kepercayaannya dulu yang dirusak oleh Ian.
Disisi lain, Ifan menonjok keras cermin dihadapannya saat setelah membaca pesan yang masuk dari kontak bernamakan Aletha, namun ia tentu bisa menebak yang membalas pasannya adalah Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Bad Boy
Teen Fiction-[ZONA BAPER] Entah apa yang mereka lihat darinya. Dari lelaki berpenampilan urakan dengan kelakuan yang super absurd itu. Dia yang selalu ingin mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Dan benar saja dia memang selalu mendapatkan apa yang menjadi ing...