Aletha Titania Sasha

61.2K 1.4K 47
                                    

Sinar mentari pagi menyorot mata Aletha yang masih tertutup rapat dan enggan terbuka. Ia merasa sangat begitu lelah dan membutuhkan lebih banyak lagi waktu tidur, karena pasalnya ia dan keluarganya baru saja sampai di rumah pukul 3 dini hari tadi seusai liburan panjang kenaikan kelas yang mereka habiskan waktu liburan itu di Yogyakarta tempat tinggal neneknya.

Sinar matahari yang merasuk melalui jendela kamar Aletha benar-benar membuatnya harus bangkit dari tidur pendeknya. Dengan malas ia bangkit dari ranjangnya, lantas menuju kamar mandi dan segera bersiap pergi ke sekolah di hari pertamanya kelas 11.

"Tha cepet turun, sarapan dulu keburu kesiangan! Mau berangkat bareng mama atau sendiri?" Teriak Susan.

"Iyaa iya ma, Aletha bentar lagi turun, beresin dulu buku nih. Aletha berangkat sendiri aja ma" Sahut Aletha.

Tak lama Aletha segera bergegas ke ruang makan, untuk memenuhi ajakan mama nya itu.
Aletha hanya mengambil sepotong roti dengan selai coklat kesukaannya, lalu segera meneguk susu coklat, sebelum bergegas pergi ke sekolah.

***

Aletha memarkirkan motor matic berwarna putihnya di parkiran yang telah disediakan sekolah. Tak begitu lama menempuh perjalanan karena memang situasi jalanan di Bandung tidak terlalu macet saat pagi hari.

Aletha berjalan melalui koridor sekolah dengan gontai. Malas sekali rasanya harus kembali ke sekolah dengan tanpa penyemangat.
Dasar jomblo. Eh.

"Heh Alethaaa! Ayo ikut gue ih, disana gawat di lapang Tha gawat!" ucap Reyna sembari menarik tangan Aletha dari belakang.

"Ih lo apaan sih Na, gue ke kelas dulu ah, gue mau nyimpen tas dulu, lagian apa sih lo, gausah tarik gue ah."

"Alethaa, lo harus ikut gue. Adrian Tha Adrian!"

"Adrian siapa?"

"Itu loh Tha Adrian anak kelas 12 IPS 1,anaknya pemilik sekolahan, dia ganteng banget masa, dia sekarang lagi duel basket tuh sama si Ifan anak IPA 2 yang suka sama lo itu Tha." jelas Reyna dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Bodo amat lah gue sama si Adrian Adrian itu, bodo amat Reyna. Lagian apa sih yang lo suka dari dia, cuma cowok urakan yang bisanya buat onar di sekolah. Ganteng aja ga cukup kali Na." berusaha melepaskan tangannya yang ditarik sahabat absurd nya itu.

"Aletha, gue bingung deh sama lo hampir semua cewe di sekolah ini ngebet sama si Adrian cowo kece itu, tapi lo b aja? Mata lo katarak kali Tha, cowo ganteng gitu aja lo anggep biasa aja. Yaudah kalau lo gamau liat Adrian, lo temenin gue dong, sekalian lo semangatin tuh si Ifan, pasti dia seneng banget di semangatin lo." cerocos Reyna panjang kali lebar.

"Ga Reynaa ga. Gue ga mau, lagian nanti si Ka Ifan bisa-bisa kegeeran kalau gue ada disana. Ga gue gamau. Lo aja."

"Ah berisik Tha, ayo!" tiba-tiba saja Reyna menarik Aletha agar mengikutinya. Dengan langkah yang tak teratur terpaksa Aletha mengikuti langkah sahabat tengilnya itu ke lapangan basket.

***

Aletha melihat di koridor samping begitu sangat ramainya siswa-siswa yang mengerumuni lapangan basket itu, sebelum akhirnya ia kembali ditarik Reyna menerobos sekumpulan siswa. Hingga kini ia dan Reyna berada di lapangan, menjadi orang yang paling depan menyaksikan duel sengit antara Adrian dan Ifan.

"Anjir mimpi apa gue harus ikut nyaksiin pertandingan orang-orang yang kurang kerjaan kaya mereka." Dengus Aletha pasrah.

"Udah Tha liat aja dulu, Adrian ganteng anjir ga tahan gue." Ucap Reyna alay.

"Bodo amat Na bodo amat." Ucap Aletha malas.

***

Tak lama kemudian, duel basket antara Adrian dan Ifan berakhir. Dengan skor 3-1 yang tentunya membuat seantero sekolahan bersorak kegirangan meneriaki idolanya. Siapa lagi kalau bukan si bad boy Adrian. Namun tentu saja hanya Aletha yang bersikap biasa saja. Kalau bukan karena sahabatnya yang memaksa, ia tak mungkin berada di lapangan basket ini, ia benar-benar tak tertarik dengan Ifan si kapten basket, ataupun Adrian yang merupakan bad boy dengan fans nya yang menurut Aletha alay. Ia tak pernah berpikir, mengapa para perempuan-perempuan itu menyukai lelaki urakan seperti Adrian, memang wajahnya tampan Aletha dapat mengakui. Namun apa yang dapat dibanggakan dari wajah yang tampan tapi kelakuan absurd.

Baru saja Aletha akan beranjak meninggalkan lapangan. Seseorang memanggilnya.

"Aletha Titania Sasha!" Teriak seorang lelaki dengan nafas yang memburu dan senyum merekah di wajahnya serta keringat yang membasahi tubuhnya yang atletis. Adrian.
Mendengar ada yang memanggilnya Aletha membalikkan badan dan mencari sumber suara lantang itu. Ia terdiam di tempat, merasa heran mengapa si bad boy itu memanggilnya. Mengapa lelaki absurd itu mengenalnya.

"Gue?" Tanya Aletha menunjuk dirinya sendiri.

"Iya lo." Jawab Adrian, mendekati Aletha dan langsung menarik lengan gadis mungil itu ke tengah lapang. Reyna dan siswa lain yang melihatnya hanya melongo dengan tatapan iri dan bertanya-tanya.

"Mulai sekarang, lo milik gue, dan ga ada satupun orang yang bisa milikin lo, selain gue." lantang Adrian tiba-tiba dengan tangannya yang menggenggam erat lengan Aletha, semua orang yang melihatnya melongo dan tak percaya dengan perkataan Adrian yang tiba-tiba berkata seperti itu pada Aletha.

Aletha yang merasa dirinya dipermalukan langsung melepas paksa genggaman Adrian dan berlari meninggalkan lapangan tanpa peduli banyak orang yang ia tabrak pada saat menerobos kerumunan wanita-wanita fans si bad boy itu. Aletha benar-benar tak peduli. Yang ia tahu kini, ia hanya tak mengerti. Dan ia merasa sangat malu.

Aletha berlari menuju kelasnya. Tak jarang juga disepanjang jalan ia mendengar omongan-omongan yang tidak enak tentang dirinya. Ia benar-benar merasa telah dipermalukan oleh si bad boy Adrian itu. Ia juga tak mengerti mengapa dirinya. Aletha benar-benar ingin sekali membuang mukanya itu ke tong sampah. Dalam waktu detik, kini dirinya menjadi bahan perbincangan orang-orang di sekolah, terlebih lagi para wanita yang merupakan penggemar anak pemilik sekolahan itu. Aletha sungguh bingung, begitu sangat berpengaruh seorang cowok urakan biang onar seperti Adrian. Dan sialnya kini ia menjadi orang yang disangkutpautkan dengan Adrian. Padahal Aletha sama sekali tidak mengenal lelaki itu.

Bagaimana isi cerita awal ini guys? Semoga kalian suka ya, gatau kenapa tiba-tiba aja gue ingin nulis lagi setelah sekian lama. Ini cerita yang dadakan sih.
Tapi jangan lupa vote dan comment ya guys❤

My Boyfriend is Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang