AdriTha 37

2K 106 30
                                    

Aletha gusar terduduk di bangkunya, berulang kali melihat arloji yang melingkar di lengan kirinya. Jam sekolah tak kunjung cepat berlalu. Sesekali ia memutar musik dengan alasan agar waktu cepat berputar tak berasa. Namun tetap saja ia tak mampu menahan sabarnya.

Yap. Hari ini adalah hari dimana Adrian sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit. Semalam kondisi Adrian berangsur membaik, sehingga dokter membolehkannya pulang sore ini.

Waktu masih menunjukkan pukul 15.15, 15 menit lagi jam pelajaran fisika di kelas Aletha akan selesai, terasa sangat lama jika ditunggu. Ia tak sabar ingin menjemput Adrian, mengantarnya ke rumah. Memang Mona membolehkan Aletha? Mungkin itu jadi pertanyaan setiap orang yang mengetahui bagaimana sifat dari ibu tiri Adrian tersebut. Tenang, Luna memberi kabar bahwa kedua orang tua Adrian tak akan datang hari ini. Dengan begitu Aletha bisa leluasa menemui Adrian, walau hanya sehari.

Kringg!!!

Bel pulang sekolah berbunyi, guru fisika baru saja meninggalkan kelas. Dengan terburu Aletha berlari meninggalkan kelas, tak sabaran.

"Heh cepett ayooo Reynaaa, Lunaaa ayoooo!" teriak Aletha diujung pintu kelas.

"Yaelah sabar Tha, nih gue beresin dulu barang." sahut Reyna. Sedangkan Luna hanya terkekeh melihat Aletha yang terlihat heboh.

Ketiganya berjalan sedikit terburu untuk memasuki mobil Reyna yang terparkir agak jauh. Awan terlihat abu menandakan akan segera turun hujan.

"Ayo Na, gasss!" seru Aletha.

"Sans kali Tha, jam pulang Adrian kan setengah lima, masih ada waktu sejam kita, ga akan telat kok." jelas Reyna. Lalu mulai menyalakan mesin mobil, dan melaju.

Benar saja, hujan turun cukup deras. Bersyukur ketiganya sudah berada di mobil. Jalanan menjadi sedikit padat, karena bertepatan dengan jam pulang kerja dan sekolah. Ditambah hujan deras yang baru turun.

"Na, ini kita bisa ga si ga usah lewat sini? Macet banget Na, kapan sampenya coba?! " keluh Aletha, kepada Reyna yang memegang stir.

"Alethaaa gini ya, ini tuh udah jalan paling deket buat ke rs, lo mau puter balik juga gmna, ini jalanan padat banget, mana bisa muter balik. Diam ah lo ga sabaran banget heran gue." jelas Reyna sedikit kesal.

"Tapi Na, ini dua puluh menit kita diem gini anjir! Gmna gue mau sabar. " dengus Aletha.

Luna hanya terkekeh mendengar perdebatan singkat kedua sahabatnya.Lalu Reyna kembali fokus pada jalanan, sedangkan Aletha gelisah dengan keadaan jalanan yang dilihatnya.

***

Adrian hampir selesai membenah dirinya untuk pulang, pakaiannya sudah berganti tak lagi mengenakan stelan rumah sakit. Kembali mengenakan jam tangan yang empat hari kemarin tergeletak di nakas meja samping ranjang, sedikit menyisir rambutnya menggunakan jemari. Terakhir ia mengenakan sendal jepit rumah sakit, karena sepatu terakhir yang ia kenakan pasti masih tertinggal di rumah Aletha pada saat ia terjatuh dari balkon.
Adrian terkekeh mengingat hal yang dilakukannya.

Lelaki itu sudah terduduk di bangku lobby rumah sakit, menunggu Aletha yang akan menjemputnya bersama Luna dan Reyna. Jarum jam yang ia kenakan sudah menunjuk pukul 17.15, namun yang akan menjemput belum juga sampai.

Tha dimana?

Pesan berhasil dikirim Adrian kepada Aletha, menanyakan keberadaannya.

'Sial.' keluh Adrian dalam hatinya, ketika melihat ponselnya lowbat.

Dengan sisa baterai ponselnya, Adrian kembali mengetikkan pesan kepada Aletha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boyfriend is Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang