AdriTha 29

8.7K 328 16
                                    

'Kesalahan masa lalu menjadi musuh untukku, ingin melupakan namun terlalu takut menyakitimu di hari selanjutnya.'

-Adrian Muhammad Arsy

***

Senin pagi membuat para siswa berhamburan dari kelas dengan atribut yang lengkap menuju lapangan, upacara yang rutin dilaksanakan tidak membuat siswa-siswi terbiasa dengan sikap yang seharusnya pada saat upacara tersebut, ketidaktertiban justru menjadi ciri khas yang selalu menonjol, entah itu atribut yang tak lengkap, mengobrol, sampai dengan ponsel yang dimainkan.

Hukuman rutin pun selalu dilakukan setiap selesai upacara, beberapa siswa mungkin ada yang jera dan berusaha mulai mengikuti aturan, namun tetap saja dominan siswa yang kerap kali melakukan kesalahan yang sama.

Sudah hampir setengah jam upacara berlangsung, beberapa siswa yang merasa tidak mengenakan atribut lengkap mulai resah karena sebentar lagi akan dipanggil untuk melaksanakan hukuman. Aletha yang termasuk ke dalamnya mempersiapkan mental untuk hukuman tersebut yang tak biasa didapatinya, ia tak membawa topi untuk yang pertama kalinya setelah sekolah selama hampir dua tahun.

"Seperti biasa, bagi siswa-siswi yang tak memakai atribut lengkap, maju ke tengah lapang! Sekarang!" tegas Bu Fani selaku guru BK.

Setiap murid yang merasa terpanggil menghela nafas, pasrah, dan melangkah lunglai menuju tengah lapangan.

Adrian yang baru saja muncul di barisan kelas Aletha langsung menarik lengan Aletha yang baru melangkahkan kakinya menuju tengah lapang, topi yang dikenakannya ia lepaskan lalu ia pakaikan di kepala Aletha, membuat gadis itu sedikit mendongkakkan kepalanya menatap Adrian yang tiba-tiba muncul.

"Biar aku yang ganti," ucap Adrian.

"Aku aja, aku yang salah, aku harus tanggung jawab." timpa Aletha kembali mengenakan topi tersebut di kepala Adrian.

Tentu saja lelaki itu tak akan mengalah, ia kembali mengenakan topinya pada Aletha.

"Aku juga harus tanggung jawab atas kamu. Kamu disini aja." Adrian melangkah menuju lapang, Aletha tak lagi bisa mencegah lelaki yang keras kepala itu.

"Beruntung lu Tha," ucap Reyna dengan deretan gigi putihnya sambil merangkul Aletha.

Aletha tersenyum dengan tatapan yang tak lepas dari lelaki yang kini berada di tengah lapang di bawah matahari yang mulai terik.

Batinnya sedikit mengkhawatirkan Adrian yang baru saja sembuh, ia yakin sebenarnya lelaki itu masih sangat merasa lemah, namun ia benar tak bisa mencegah apa yang telah menjadi inginnya Adrian.

Luna tersenyum miris melihat sikap Adrian pada Aletha, sesak yang kini hanya bisa ia rasakan. Ia merasa sendiri, untuk apa ia datang jika seseorang yang ia harapkan tak akan menemaninya justru jauh dari segala ekspetasinya. Bukan hanya hal itu, kini ia tak tahu bagaimana harus bersikap pada Aletha, Reyna dan Bella. Perasaan bersalah mulai ia rasakan, segala yang telah ia lakukan terasa sangat percuma dan hanya semakin mengundang kerugian untuk dirinya sendiri.

***

Adrian, Alvaro, Revan, Aletha, Reyna dan Bella telah berada di sebuah mobil berukuran besar milik Alvaro sejak bel pulang sekolah berbunyi. Rencana dadakan Alvaro itu tentu saja membuat kelimanya mengoceh dan saling bertanya kemana Alvaro akan membawa mereka.

My Boyfriend is Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang