AdriTha 22

8.1K 300 7
                                    

'Lalu kini aku harus terbiasa jauh denganmu? Padahal aku telah jatuh sedalam-dalamnya pada sosok kamu.'

-Aletha Titania Sasha

***

Pagi itu Aletha, Reyna dan Bella telah berada di dalam mobil berwarna putih milik Reyna. Bella si pemegang kemudi menjalankan mobilnya dengan kecepatan di bawah rata-rata membuat angin dingin pagi itu berhembus dan nikmat untuk dirasakan melalui kaca mobil yang sengaja mereka buka.

Jam masih menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh menit, ya mereka berangkat sepagi itu menuju sekolah yang padahal jaraknya tidak begitu jauh dari rumah Aletha.

"Kenapa berangkat sepagi ini sih?" tanya Aletha memandang kedua sahabatnya bergantian.

"Biar pikiran lo ga suntuk Tha, kan lo suka udara pagi kan? Nah makanya kita berangkat sepagi ini." jawab Reyna.

"Peka banget si sahabat guee," Aletha menunjukkan mata fluppy nya, lalu menggandeng kedua sahabatnya yang berada di kursi depan persekian detik.

Mata binar Aletha menatap keluar jendela mobil, menghela nafas beberapa kali menikmati hembusan angin pagi yang sejuk, bibirnya tersenyum berusaha melupakan apapun yang kini menjadi pengganggu pikirannya.

Tiba-tiba Aletha teringat pada pagi di hari itu pada saat dirinya dan Adrian menyusuri jalanan menuju kebun bunga matahari, ia begitu mengingat senyumnya yang merekah kala itu, menepiskan segala kesedihan berganti menjadi kebahagiaan yang tak terkira, namun kini sosok itu hanya akan menjadi kenangan baginya, menjadi waktu yang telah berlalu.

***

Aletha terduduk menatap kosong ke arah meja kantin yang terletak di pojok. Tangannya hanya sibuk mengaduk semangkuk bakso yang sejak tadi tak sesuap pun masuk ke mulutnya.

Pandangannya menggambarkan satu sosok yang biasanya akan ada tepat di meja pojok kantin itu bersama mereka yang juga ada disana. Bayangan seringai tawa terukir jelas dipikirannya, membuatnya tersenyum sendiri mengingat setiap tingkah lelaki yang bahkan sejak kemarin tak lagi menampakkan tawa konyolnya hanya untuk membuatnya tertawa.

Lalu bayangan indah itu berubah menjadi bayangan ketika lelaki itu menampakkan wajah kecewanya, setiap kata yang lolos dari lelaki itu teringat jelas dalam ingatannya, mengalun tanpa henti seperti sebuah lagu yang sengaja diputar tanpa diganti.

"Woy Thaaa, makan bakso nya!" Reyna menyadarkan Aletha dari lamunannya.

"Lo liatin apa sih?" tanya Bella yang kemudian mengikuti arah pandangan Aletha.

"Ouu gue ngerti, lo kangen kan Tha?" Bella menaikkan sebelah alisnya, melemparkan pertanyaan yang membuat Aletha hanya bisa menyunggingkan sedikit senyumnya.

"Ohh iyaa, Luna ga sekolah ya, dia kenapa?" seakan mengalihkan topik, Aletha justru menanyakan keberadaan seseorang yang sama sekali tak terkait dengan pertanyaan Bella.

"Gue gatau," jawab Reyna singkat.

Bella hanya menaikkan bahunya mengisyaratkan bahwa ia juga tak mengetahui alasan Luna tak datang ke sekolah.

Yaa semenjak kejadian di hari milad sekolah, Luna tak lagi bergabung dengan mereka, setiap kali di kelas perempuan berdarah blasteran itu hanya fokus pada guru yang menjelaskan, ia tak banyak bicara, ketika bel istirahat berbunyi pun ia tak berniat untuk mengajak atau menerima ajakan Aletha, Reyna ataupun Tifani teman sebangkunya untuk pergi ke kantin bersama.

Bella dan Reyna yang duduk di hadapan Aletha tiba-tiba mengalihkan pandangan ke arah Ifan yang berjalan mendekati meja yang mereka tempati, matanya menyorot tajam sekilas ke arah meja pojok kantin yang disana terdapat Alvaro, Revan dan dua orang lelaki yang juga merupakan siswa kelas IPS-1.

Para siswa di bangku pojok kantin tersebut sontak mengarahkan pandangan tajam juga terhadap Ifan, mengikuti kemana Ifan berjalan, terlebih Alvaro dan Revan seperti mengawasi setiap langkah Ifan jika saja lelaki itu akan membuat ulah pada Aletha, keduanya sama-sama kompak seperti mewakili Adrian yang kini tak ada untuk Aletha.

"Tha, ikut aku yu jangan disini." sontak Ifan menarik tangan Aletha untuk mengikutinya. Alvaro dan Revan yang melihatnya tentu saja geram, mereka langsung melangkahkan kakinya menuju meja kantin tempat Aletha berada.

BURGGH!
Hantaman keras Alvaro tentu saja langsung mendarat di pipi Ifan tanpa sepatah kata pun yang keluar terlebih dahulu dari mulutnya. Refleks Ifan mengusap ujung bibir yang terasa perih serta terdapat darah segar disana. Aletha mundur beberapa langkah dari Ifan dengan matanya yang membulat melihat Alvaro yang spontan memukul Ifan.

"Alvaro!" Reyna berdiri dari duduknya, tentu saja ia kaget melihat Alvaro yang secara spontan menghajar seseorang dan menampakkan raut wajah meluapkan kekeselan.

Reyna hendak menghampiri Alvaro untuk menahan lelaki itu, namun langkahnya dihentikan oleh Bella yang tepat berdiri di belakangnya.

"Tapi Bel, nanti dia bakal dapet masalah yang sama kaya Adrian, gue gamau dia ikut dihukum." ucap Reyna mengerutkan keningnya menampakkan wajah khawatir.

"Lo tunggu aja, Alvaro ga sefrontal Adrian." baru saja Bella menjelaskan kepada Reyna, benar saja Alvaro lantas melewati Ifan sebelum akhirnya menarik lengan Aletha untuk menjauh dari Ifan dan meninggalkannya.

Aletha tak berkutik, ia hanya mengikuti langkah Alvaro yang menariknya menjauhi Ifan, ia menengok ke belakang menatap Ifan yang kini tersenyum licik ke arahnya, ingin sekali ia melepaskan tangan Alvaro, namun percuma di belakangnya Reyna, Bella dan Revan akan menghalangi langkahnya untuk kembali menuju Ifan.

Lorong sekolah yang mereka lalui terlihat sepi tak seperti biasanya, tentu saja seperti itu karena ini tepat pada jam istirahat yang membuat hampir seluruh siswa berada di kantin, perpustakaan, atau mungkin beberapa siswa lelaki menuju belakang sekolah untuk menyulut sebatang rokok.

"Gue harus nemuin Ifan." ucapan Aletha tentu saja membuat Alvaro, Revan, Reyna dan Bella menghentikan langkahnya, menatap bingung ke arah Aletha.

"Maaf, " sepatah kata itu yang terlontar dari mulut Aletha sebelum akhirnya ia berbalik ke arah kantin.

"Anjing, aing bingung si Aletha diapain sama si Ifan, tiba-tiba berubah gitu." Revan memukul tembok kelas yang berada di sampingnya, melepaskan amarahnya pada tembok tersebut.

"Aletha pasti punya alesan Revan, jangan kaya gitu." ucap Bella menepuk bahu Revan.

"Araranjing anjing anjing goblok dengan sayur kol anjing," Alvaro menekankan setiap kata kasarnya, yang tentu saja langsung mendapat jitakan dari Reyna.

"Adrian jangan sampe tau, " perkataan Bella membuat ketiganya mengangguk setuju.

***

ALHAMDULILLAH UPDATE!😂
SORRY FOR SLOW UPDATE GUYS:(
DON'T FORGET TO VOMENT😊

SEE YOU❤

My Boyfriend is Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang