Kamu bahagiaku. Kamu mentari yang terik namun mengangatkan. Dan aku tak akan kembali membiarkan kamu hilang.
-Adrian Muhammad Arsy
***
Adrian mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata selepas keluar dari parkiran Mall.
Di sepanjang jalan lelaki itu celingukan ke kanan dan kiri mencari sebuah toko bunga, namun nihil sudah hampir sampai ia tak juga menemukan.
Matanya berbinar ketika melihat seorang lelaki paruh baya dengan roda kayu bertuliskan 'Jual Bibit Bunga' di trotoar jalan. Tanpa berpikir panjang, Adrian menghampiri penjual tersebut.
"Lagi cari bibit bunga apa mas silahkan." ucap lelaki paruh baya itu.
"Ada apa aja pak?"
"Banyak mas, segala macam bibit bunga mah ada disini atuh mas"
"Bunga matahari ada?"
"Ada mas ada, mau berapa?"
" 21 aja pak."
"Asli mas? Alhamdulillah Ya Allah borongan." penjual bibit bunga menampakan wajah yang sangat gembira, hal itu membuat Adrian tertawa melihatnya.
Setelah membayar apa yang dibelinya, Adrian kembali mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Langit biru yang terlihat gelap semakin membuat lelaki itu ingin cepat-cepat sampai di rumah Aletha.
***
Adrian menyalami tangan kedua orang tua Aletha saat baru saja dipersilahkan masuk. Dirinya menunggu di ruang tamu ditemani Alfan, ayah dari Aletha.
"Nama kamu?" tanya Alfan tiba-tiba.
"Adrian om." jawab Adrian singkat dengan senyuman dan anggukan sopan.
"Ian kan?" Alfan menaikkan sebelah alisnya, ia begitu mengenali sosok lelaki di hadapannya.
"Sorry om?" Wajah gugupnya tak bisa lagi ia sembunyikan.
Pikiran Adrian tak karuan mendengar pertanyaan lelaki paruh baya itu, pertanyaan yang terlontar sangat yakin dari mulutnya, membuat Adrian tak tahu harus mengatakan apa.
"Kamu Ian kan? Teman kecil Aletha dulu?" Alfan menegaskan pertanyaannya.
"Hm ehh iya om, tapi" suara Adrian terbata-bata, ada rasa bersalah dalam hatinya.
"Tapi Aletha belum tau? Cepat beritahu dia sebelum dia kecewa jika tahu dari orang lain." ucap Alfan tegas.
"Adrian takut sama apa yang bakal Atha respon om, Adrian takut Atha kecewa tentang yang dulu."
"Justru semakin lama kamu sembunyikan akan membuat Aletha semakin tak percaya kamu, dulu dia begitu kecewa temannya pergi begitu lama dan ga pernah kembali. Mungkin sekarang dia udah coba buat lupain kamu, tapi om tau dia ga pernah bisa lakuin itu. Kamu harus kasih tau dia."
Adrian membenarkan pernyataan Alfan, ia memang tak ingin membuat Aletha kecewa, namun justru jika ia terus menyembunykannya akan menambah rasa kecewa dalam diri Aletha.
"Iya om, Adrian akan segera jelasin ke Aletha jika waktunya sudah tepat."
"Udah nunggu lama yaa?" Aletha memecah keheningan antara Alfan dan Adrian di ruang tamu.
"Ngga ko Tha, santai aja." Sunggingan senyum Adrian berhasil terlempar walau sebenarnya saat melihat Aletha kini, ia begitu sangat takut kembali menyakiti perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Bad Boy
Teen Fiction-[ZONA BAPER] Entah apa yang mereka lihat darinya. Dari lelaki berpenampilan urakan dengan kelakuan yang super absurd itu. Dia yang selalu ingin mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Dan benar saja dia memang selalu mendapatkan apa yang menjadi ing...