AdriTha 15

10.2K 351 23
                                    

Jika cintamu bukan aku, maka aku tak akan membiarkan cintamu untuk orang lain.

-Luna Criela

***

Adrian dan Luna telah siap untuk berangkat ke sekolah, setelah keduanya pamit pada Arga dan Mona yang menginap di rumah Adrian. Mereka langsung menaiki mobil dan meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Lun, gue mau jemput Aletha, gapapa kan?" tanya Adrian dengan pandangannya yang tetap fokus ke depan.

"Iya Dri, gapapa." jawab Luna. Luna tak memiliki hak untuk melarang Adrian, toh dia bukan siapapun bagi lelaki di sampingnya.

Tak ada yang memulai percakapan di antara keduanya. Hingga tak lama mobil Adrian tepat berada di komplek rumah Aletha.

Adrian menghampiri Aletha yang baru saja keluar dari gerbang rumahnya. Menyunggingkan senyuman pada gadis yang kini mengikat rambutnya tak seperti biasanya, namun jelas tak merubah kecantikannya.

"Meraknya hari ini cantik." ucap Adrian sambil menyubit pipi Aletha.

"Berarti kemarin-kemarin ga cantik?" celoteh Aletha memajukan bibirnya.

"Ngga, " Adrian menjeda perkataanya, menunggu respon dari Aletha.

"Kamu juga jelek." dengus Aletha.

"Ngga pernah jelek maksudnya sayang, makanya jangan nyamber mulu huu," Adrian mencubit hidung mancung Aletha, lantas membuat perempuan itu mengaduh kesakitan, namun menampakan rona merah di wajahnya.

Luna menatap nanar ke arah Adrian dan Aletha lewat kaca mobil yang masih tertutup. Matanya hampir meneteskan cairan bening, namun berhasil ia tahan. Hatinya sakit, tentu saja. Berulang kali ia harus melihat lelaki yang dicintainya tertawa bukan karenanya. Namun ia tak bisa melakukan apa-apa.

"Hey Lun, lo kenapa? Nangis yaa?" tanya Adrian saat baru saja duduk di kursi kemudi, menunjuk ka sudut mata Luna yang basah.

"Kelilipan ini mah. Gue pindah ke belakang ya." Luna berusaha menyembunyikan kesediahannya, ia berpindah ke kursi belakang di samping Aletha, bagaimana pun kini Aletha sahabatnya.

"Yehh gue udah kaya supir ganteng gini." dengus Adrian.

"Ayo jalan. Masnya ngedumel mulu." canda Aletha.

"Hahaha," Luna ikut tertawa, walau sebenarnya ia sama sekali tak tertarik, namun tetap ia berusaha agar terlihat baik-baik saja.

***

Waktu telah menunjukkan pukul 09.00, namun suasana SMA Angkasa Putra masih terdengar sangat gaduh. Di setiap kelas hanya terdapat siswa dengan kesibukannya masing-masing, mengobrol, makan, bernyanyi, hingga terdengar suara meja yang dipukul mengikuti nada sebuah lagu.

Suasana di kelas IPA 1 pun tak mau kalah dengan kebisingan kelas yang lain. Di dalamnya melakukan hal yang serupa, bahkan lebih gaduh dari kelas-kelas yang lain.

"Woyy berisik woy, kek di pasar aja ni kelas. Panas kuping gue." teriak Reyna dengan kedua tangan yang menutup telinganya, mukanya di tekuk seperti kehilangan semangat untuk apapun.

"Yaelah gapapa kali Na, kan jarang juga guru rapat." ucap Aletha santai.

"Yaa tapi kan Tha ga sampe mukul-mukul panci, niat banget tuh si Ari, kaga ngerti lagi gue." celoteh Reyna.

Berbeda dengan yang lain, Luna hanya menggeser-geser tampilan menu di layar ponselnya. Jempolnya berkali-kali membuka aplikasi pesan, lalu menutupnya.

My Boyfriend is Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang