'Merencanakan masa depan itu mudah, tergantung ada atau tidak ada seseorang yang membangkitkan semangat untuk itu.'
-Adrian Muhammad Arsy
Dua hari sebelum diadakan acara pentas seni memperingati HUT Angkasa Putra membuat seluruh siswa sibuk dengan apa yang akan mereka tampilkan nanti.
Beruntungnya sekolah memberikan waktu dua hari tersebut untuk latihan dan persiapan sehingga sekolah membebaskan para siswa dengan diberhentikan kegiatan belajar untuk dua hari ke depan.
Suasana Angkasa Putra begitu ramai. Tarian tradisional siswi di lapang, suara gaduh di ruang band, hingga lapangan basket yang digunakan sebagai tempat latihan teater.
Aletha dan Reyna melakukan pemanasan sebelum akhirnya mereka melakukan gerakan demi gerakan mengikuti alunan musik yang akan mengiringi tari modern yang akan mereka bawakan nanti.
"Nah lo inget kan Tha sama dance ini?" tanya Reyna pada Aletha yang sejak tadi berusaha mengingat setiap gerakan.
"Iya Na, gue ga banyak lupa ko sama cover Blackpink, karena gue suka," deretan gigi putih Aletha menggambarkan bahwa dirinya begitu menikmati setiap gerakan yang baru saja ia lakukan.
"Oke, sekarang kita mulai lagi dari awal ya Tha?"
"Kuy laa!" jawab Aletha semangat.
"Eehh eh eh eh! Jangan dulu di play dong, tunggu gue ganti baju yaaa yaa yaa, sorry sorry gue telat heheee, " sergap Bella yang baru saja memasuki ruangan kelas yang digunakan untuk Aletha dan Reyna dance.
"Cepetannn mbaaa," teriak Reyna yang baru saja melihat Bella keluar ruangan dengan stelan baju santai yang dibawanya.
"Gue kira Bella ga akan mau ikut loh Na?" mata Aletha melemparkan kebingungan pada Reyna.
"Gue paksa dia haha, walaupun sikap dia kek cowo, tapi dance dia uhh pro banget Tha, makanya gue ajak," jelas Reyna, Aletha hanya membulatkan mulutnya mengerti.
***
Adrian, Alvaro dan Revan berkeliling di seluruh penjuru sekolah, memasuki setiap ruangan dengan maksud dapat menemukan pasangannya masing-masing.
"Dimanaa dimanaa dimanaa, kekasih tercintaa tak tau dimanaa lama tak datang ke rumahhh," alunan nyanyian dangdut meluncur begitu saja dari mulut Revan, dirinya begitu sangat menghayati seakan Bella benar-benar hilang. Dramatis.
"Memang lagi ganteng tapi bukan sok ganteng, ingin berduaan dengan dirimu Reynaaa," seakan tak mau kalah Alvaro ikut berdendang dengan lagu yang berbeda namun jelas ia pelesetkan dari lirik aslinya.
"Berduaan berduaan, dosa goblok," tegas Revan, namun menunjukkan sebuah candaan.
"Lah lu, nyanyi udah kek adik gue istri lo aja, sengena mas, ga akan gue restuin tau rasa lo." sahut Alvaro dengan wajah sinianya.
"eehh ehh calon abangg, ga boleh gitu ah ga baik," seakan takut dengan ancaman Alvaro, wajah Revan berubah menjadi manis dengan deretan gigi putih ditambah matanya yang centil ia kedipkan beberapa kali, membuat siapa saja yang melihatnya geli.
"Najis." celoteh Alvaro. Adrian hanya menyungkingkan senyuman melihat kedua sahabatnya yang auto gesrek itu.
"Sutt anjir, berisik mulu lu pada, ntar kita ketauan kalau lu pada ga bisa diem." ucap Adrian pelan, dengan pandangan yang masih fokus ke arah Aletha melalui celah pintu ruangan itu, diikuti oleh Alvaro dan Revan.
"Pacar gue seksi kalau lagi dance," mata binar Alvaro tak terlepas dari Reyna, walaupun punggungnya sudah sangat pegal karena Revan bersandar di atasnya melakukan hal yang sama.
"Mesum anjir." celoteh Revan.
"Berat gue bro, mundur dikit napa." Adrian yang berada di posisi paling bawah mengoceh pada Alvaro dan Revan yang begitu seenaknya bersandar.
"Si Revan noh, gue mah kaga." mata Alvaro mendelik ke arah Revan.
Bukannya mengerti keadaan, Revan malah semakin mendekatkan merapatkan tubuhnya dengan cepat.
BRUGGG!
Ketiganya tersungkur bersamaan membuat pintu ruangan itu terbuka lebar dan tentunya membuat para penghuninya melirik ke arah gaduh dengan mata tajam yang siap menerkam ketiga lelaki itu.Adrian, Alvaro dan Revan sontak berdiri bersamaan dengan tatapan sayup kepada masing-masing pasangannya yang melemparkan pandangan tajam seperti akan mengeluarkan bola matanya.
"Ehh Reyna, itu tuh diajarin Revan." Alvaro berusaha mencari kambing hitam dari perbuatannya.
"Lah ko gue, bukan Bella, bukan aku Bel, si Adrian tah," Adrian menghela nafas, ia tak ada niatan untuk membela dirinya sendiri, toh semuanya sudah tertangkap basah salah.
Alih-alih mengomel, Aletha, Reyna dan Bella melangkah meninggalkan tiga lelaki itu, dengan pandangan yang tak peduli. Jelas membuat ketiganya melongo, dengan perasaan malu dan bersalah.
***
"cape?" tanya Adrian saat baru saja Aletha duduk di samping bangku kemudi Adrian.
"heem," Aletha hanya mengangguk dengan kepalanya yang langsung ia senderkan.
Adrian melajukan mobilnya pelan, tangan kirinya menyelipkan anak rambut Aletha yang tertidur pulas. Matanya menatap gadis disampingan dengan penuh arti dan tak pernah membuatnya bosan.
"hoaahh udah nyampe?" Aletha meregangkan kedua tangannya, dengan mata yang mulai membuka ketika Adrian mengusap pipinya pelan.
"Belum, "
"Lah itu rumah aku." jawab Aletha menunjuk ke arah rumah sebelah kanan lewat kaca mobil.
"Iya, tapi bukan rumah kita sayang."
"Rumah kita?" Aletha menaikkan sebelah alisnya.
"Iya, rumah masa depan, " Adrian mencubit hidung Aletha gemas.
"Aamiin," jawaban perempuan itu singkat, namun membuat Adrian senang, setidaknya kisah cintanya tak seperti film yang bertepuk sebelah tangan.
***
Akhirnya update setelah sekian lama:(
Stay terus yaaa sama cerita ini, akan lebih semangat semogaa hehee
Don't forget to voment guys:)See you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Bad Boy
Teen Fiction-[ZONA BAPER] Entah apa yang mereka lihat darinya. Dari lelaki berpenampilan urakan dengan kelakuan yang super absurd itu. Dia yang selalu ingin mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Dan benar saja dia memang selalu mendapatkan apa yang menjadi ing...