Suasana sekolah masih saja seperti ini. Ramai dan membosankan. Memecah kesunyian dan ketenangan yang seharusnya dirasakan untuk menambah suasana langit yang tak secerah hari kemarin.
Adrian berjalan lebih depan dari gadis yang tak jauh beberapa langkah di belakangnya, dan masih berusaha menyetarakan langkahnya agar berjalan beriringan.
Banyak pasang mata yang melihat keduanya. Mata mereka seakan tak lepas dari kedua remaja yang berjalan menuju arah yang sama, namun tak saling menghiraukan.
Luna melihat sekitarnya, melihat mereka yang tak melepaskan pandangannya pada dirinya dan Adrian. Ada beberapa siswa yang melemparkan senyum kepadanya, ada juga siswi yang menatapnya dengan tatapan tak suka. Ia tak mengerti.
Luna mempercepat langkahnya, kembali menyesuaikan langkah kakinya dengan langkah kaki lelaki di depannya. Sedikit lelah, namun akhirnya dia bisa berjalan beriringan dengan Adrian.
"Adri, kenapa mereka ngeliatin kita?" Luna sedikit mendongkakkan kepalanya menatap manik mata Adrian yang jauh lebih tinggi darinya.
"Udah biasa mereka kaya gitu. Ga usah dipikirin." Jawab Adrian dingin.
Beberapa manik mata dari siswi sekolah yang akan menjadi sekolah barunya ini menatapnya dengan tatapan tajam. Tentu saja Luna merasa tak nyaman dengan ini. Namun sekarang ia mengerti mengapa para siswi itu menatapnya, mereka pasti iri melihatnya berjalan dengan Adrian. Adrian pasti merupakan salah satu siswa yang banyak dikagumi.
"Lo mau masuk kelas apa?" Tanya Adrian.
"Kelas IPA." Luna tersenyum menatap Adrian yang memulai percakapan setelah sekian lama.
"Yaudah nanti gue bilangin. Lo yang rajin belajarnya." Adrian menepuk-nepuk bahu gadis disampingnya. Luna tersenyum senang, walaupun dingin, Adrian masih memperhatikannya.
"Adri?"
"Hmm?"
"Ko kamu cuekin mereka sih? Kayanya di Indonesia, banyak yang suka kamu kan? Sama kaya di Amerika dulu?" Luna benar-benar penasaran dengan jawaban Adrian.
"Emang banyak yang suka gue, gue kan ganteng." Seringai tawa di wajah Adrian membuat Luna kembali merasakan kehadiran Adrian yang dulu. Adrian yang hangat kepadanya.
"Tapi gue tetep aja pilih satu cewe, dan ga akan ada yang bisa gantiin dia." Lanjut Adrian.
'Apa aku?' Tanya luna pada batinnya. Ia tersenyum.
Suara bel masuk berbunyi menandakan seluruh siswa harus segera masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Siswa-siswi SMA Angkasa Putra berhamburan menuju kelasnya, terkecuali dengan Adrian dan Luna yang baru saja sampai tepat di depan pintu ruang guru.
"Adri, aku sendiri aja. Kamu masuk gih, udah bel. Lagian Om Arga kan udah urus data aku di sekolah ini, jadi aku tinggal tanya dimana kelasnya." Ucap Luna.
"Gapapa?" Tanya Adrian menaikkan sebelah alisnya.
"Iya Adri gapapa."
"Yaudah gue ke kelas dulu. Lo hati-hati."
"Iyaa."
***
Waktu begitu cepat berlalu, seperti kilat yang menyambar langit, seperti halnya waktu istirahat kali ini yang dengan semangatnya muncul tepat pada pukul 10 pagi.
Seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Dan rata-rata menuju tempat dan tujuan yang sama, kantin. Seolah diburu waktu, seluruh penghuni sekolah dengan segera mengutamakan keselamatan hidupnya. Mengisi perut mereka yang kosong dengan berbagai makanan yang tersedia di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Bad Boy
Teen Fiction-[ZONA BAPER] Entah apa yang mereka lihat darinya. Dari lelaki berpenampilan urakan dengan kelakuan yang super absurd itu. Dia yang selalu ingin mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Dan benar saja dia memang selalu mendapatkan apa yang menjadi ing...