'Aku harap tidak ada batas kadaluarsa dalam sebuah kejujuran.'
-Adrian Muhammad Arsy
***
"Ka mu!" Aletha terbata menatap Adrian, cairan bening kini telah lolos dari matanya.
Spontan Adrian menggenggam tangan Aletha dengan rasa takut jika sedetik kemudian perempuan itu akan pergi.
Aletha menghempaskan tangan lelaki yang kini berusaha mencegahnya, ia berdiri lalu berlari meninggalkan Adrian yang terpaku sejenak lalu kemudian berusaha mengejarnya.
Reyna, Bella, Alvaro dan Revan keheranan melihat Aletha yang berlari dengan isakan yang tak dapat perempuan itu bendung diikuti Adrian dengan wajah khawatirnya.
"Kalem bro, kenapa?" Alvaro dan Revan mencoba mencegah Adrian, sedangkan Reyna dan Bella berlari mengejar Aletha.
"Atha Al, Van, gue takut!" ucap Adrian dengan wajah yang padam dan mata yang tak lepas mencari Aletha yang semakin menjauhinya.
"Yaudah lo tunggu dulu dia tenang!" ucap Revan sambil mencoba menahan Adrian yang meronta ingin dilepaskan.
"Lepasin anjing! Aing ga bisa biarin dia pergi!" Adrian masih saja berusaha melepaskan dirinya dari tahanan Alvaro dan Revan.
Burggh!
Bogeman mentah Alvaro mendarat tepat di wajah Adrian, ia tak tahu lagi bagaimana caranya membuat Adrian sedikit tenang dan mau mendengarkannya.Adrian tersungkur beberapa langkah, memegang sekejap pipi kanannya,
"Aletha anjing, gue harus jelasin ke dia!" teriaknya pada Alvaro dan Revan diikuti cairan bening yang berhasil menetes dari sudut matanya."Iya gue paham, tapi lo harus kasih dulu waktu dia buat sendiri Dri!" sanggah Revan menepuk bahu Adrian mencoba menenangkan lelaki itu.
"Dia udah sadar kalau gue Ian yang dulu! Gue yang udah ninggalin dia, gue yang ga pernah berani jujur ke dia!" jelas Adrian.
"Gue udah bilang lo harus kasih tau dia bangsat!" ceplos Alvaro menggelengkan kepalanya lalu membalik badan membelakangi sahabatnya yang tak melakukan apa yang seharusnya dilakukannya.
Adrian hanya menunduk, kedua tangannya mengepal, wajahnya merah padam, sesekali menghapus tetesan air mata yang tak bisa ia tahan. Untuk pertama kalinya ia seperti ini, ia takut jika lagi akan kehilangan seseorang itu.
Disisi lain Aletha terduduk memeluk kedua lututnya, kepalanya ia tundukkan, isakan tangis masih tetdengar jelas oleh kedua sahabatnya yang berada di kedua sisinya sambil mengelus punggung dirinya mencoba menenangkan.
"Gue ngerti Tha," ucap Bella singkat.
Aletha mengangkat kepalanya, menatap ke arah Bella di sebelah kanannya,
"Lo tau tentang ini?""Gue sempet denger dari Alvaro, gue kira Adrian udah bilang ke lo Tha,
"Tapi gue yakin, dia punya alesan Tha, lo harus denger penjelasan dia." Bella menatap manik mata Aletha, mencoba meyakinkan perempuan itu.
"Gue ngerasa bodoh, selama ini gue ga pernah sadar kalau dia Ian."
"Tapi Tha, bukannya seharusnya lo seneng akhirnya bisa ketemu lagi sama Ian?" tanya Reyna hati-hati, karena memang dirinya tidak tahu-menahu soal ini sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Bad Boy
Teen Fiction-[ZONA BAPER] Entah apa yang mereka lihat darinya. Dari lelaki berpenampilan urakan dengan kelakuan yang super absurd itu. Dia yang selalu ingin mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Dan benar saja dia memang selalu mendapatkan apa yang menjadi ing...