1

10.5K 356 2
                                    

~flashback~

"Lisaaa?" suara melengking penelepon membuka percakapannya diseberang sana, "kapan kau akan tiba di Korea?"

"Bisakah Mom menanyai kabarku dulu? Atau setidaknya berbasa-basilah untuk rasa sayangmu terhadapku?" Lisa menjawab malas telpon kesekian kalinya di hari itu—telpon dari ibunya.

Lisa kesal dengan sikap ibunya akhir-akhir ini. Ibunya selalu memaksa Lisa untuk segera pulang ke Korea setelah tugas pertukaran pelajarnya di Thailand selesai.

Lisa adalah murid berprestasi di salah satu sekolah besar di Korea. Ia ditugaskan untuk menjalani pertukaran pelajar selama satu tahun di Thailand. Awalnya ia tak mau menerima tawaran itu karena beberapa alasan yang perlu dipertimbangkannya. Tapi dengan segala bujukan pihak sekolah, akhirnya Lisa mau untuk menjalani pertukaran pelajar di Thailand.

Lisa terlalu malas pulang ke Korea dengan segala permohonan menjijikan dari ibunya saat ini. Bukan ia tak suka untuk pulang ke Korea dan tinggal bersama ibu tersayangnya lagi, tapi ia hanya tak mau membahas hal yang menurut ibunya itu sangat penting, menikah. Sekali lagi bukan, bukan Lisa yang akan menikah karena ia masih berstatus pelajar kelas akhir sekolah menengah atas, tapi ibunya.

Ibu Lisa yang sudah lama menduduki tahta single parent-nya itu kini sudah rentan mempertahankan singgasananya sendirian, ia butuh pendamping.

"Oh ayolah, sayang, Mom sudah menanyakannya tadi pagi dan kau baik-baik saja. Kau selalu baik-baik saja. Bahkan sekarang hembusan nafasmu saja terdengar damai di telingaku"

Nyonya Manoban, ibunya Lisa, ia selalu tahu apa yang dirasakan anak perempuan semata wayangnya itu walaupun terpisah jarak yang terpaut jauh—Korea-Thailand.

"Hm..." Lisa menggumam kesal. Memasang wajah malasnya, walaupun ia tahu ibunya takkan melihat tampang kesalnya saat ini.

Seolah tak mengetahui dengusan  kesal Lisa, Nyonya Manoban melanjutkan perkataannya. Meski ia pun tahu pasti kalau Lisa sedang kesal sekarang.

"Kapan waktu penerbanganmu?"

"Malam nanti" Lisa membalas singkat pertanyaan ibunya itu.

Lisa tahu diri sekesal apapun dirinya pada ibunya, ia selalu mengalah pada akhirnya dengan permohonan aneh yang jarang ibunya minta. Ia tak bisa harus berlama-lama berlagak marah apalagi sampai membenci ibunya.

"Akan ada Paman Lee yang menjemputmu"

"Lalu Mom?"

"Mom ada urusan malam ini dan akan kembali besok pagi. Mungkin akan terlambat untuk menyambutmu di rumah"

"Mom lebih mementingkan urusanmu? Apa dengan pri-"

"Ne, dan itu untuk keseriusan kami, Lisa"

"Aku bahkan belum menyetujuinya. Bagaimana bisa Mom melakukannya?" Lisa mengerucutkan bibirnya dan menghentakan kakinya keras dengan lantai, ia meremas kasar ujung bajunya melampiaskan emosinya secara diam. Menahan diri untuk tidak membentak ibunya.

"Aku tidak-" lanjut Lisa namun terpotong ucapan ibunya.

"Bicarakan ini setelah kau sampai dan beristirahat di rumah. Kirimi Mom pesan saat pesawatmu akan take off. Take care, honey, sampai jumpa. Kututup-" secara sepihak Nyonya Manoban memutus sambungan teleponnya dengan Lisa.

"Yak! Mom!" teriak Lisa pada ponselnya. Ia benar-benar kesal. Bagaimana tidak? Ia baru saja akan pulang tapi harus dihadapkan dengan masalah menjijikan seperti itu—bagi Lisa.

***

"Lisa!" seru Nyonya Manoban setelah ia membuka pintu rumahnya. Ia merentangkan kedua tangannya sambil berjalan menuju sofa pembaringan Lisa.

Something Wrong [selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang