3

4.2K 262 6
                                    

Kedua lelaki yang kini berada di dalam mobil lamborghini hitamnya menatap jalanan dengan cemas, lebih tepatnya seperti sedang mencari? Melihat setiap ruas jalan yang mereka lewati tanpa ada satu inchi pun tertinggal. Raut kecemasan terlihat jelas diwajah tampan kedua lelaki tersebut.

Seunghyun si pemilik suara bariton yang bertubuh jangkung dengan mimik muka dinginnya sedang serius menyetir mobil dengan kekhawatiran luar biasa kentara diwajahnya, menyelidik jalanan tanpa sela. Sementara Yongbae, lelaki berkulit putih bersih berambut mowhak yang duduk disamping kursi kemudi pun terlihat sama khawatirnya dengan Seunghyun, melirik setiap sudut jalanan tanpa melewatkan tikungan disetiap gangnya.

"Kau fokus saja menyetir, hyung" tegur Yongbae masih dengan matanya menelusuri jalanan, "biar aku yang melihat sekitar"

"Bagaimana bisa? Aku mencemaskannya. Jiyong pergi sendiri dengan motornya. Sore hari pun terasa panas, bagaimana kalau sampai dia kenapa-kenapa?" ujar Seunghyun yang sedang menyetir. Matanya pun tak kalah cemas meneliti setiap sisi bahu jalan.

"Omo! Itu Jiyong!" pekik Yongbae tiba-tiba yang melihat seorang yang sedang dicarinya, tengah tergeletak di pinggir jalan dengan seorang gadis disebelahnya yang terlihat kebingungan dan berusaha membangunkan Jiyong.

Seunghyun yang juga ikut terkejut melihat Jiyong yang terkapar segera menepikan mobilnya dan buru-buru keluar dari mobil menghampiri Jiyong, diikuti Yongbae.

"Astaga, apa yang terjadi padanya?" seru Seunghyun tergopoh-gopoh, "kau lagi?!" serunya berlanjut ketika mendapati Lisa-lah yang ada disebelah Jiyong.

"Sudahlah, hyung, kita urus Jiyong dulu" sela Yongbae sambil melepas helm yang masih terpakai dikepala Jiyong.

Sementara Seunghyun dan Yongbae sibuk mengurusi Jiyong yang pingsan, Lisa sibuk dengan isi batinnya sendiri. Lisa justru bingung mengingat-ingat siapa dua orang ini.

"Kenapa lelaki suara berat itu mengatakan 'kau lagi' ? Apa kami pernah bertemu? Tapi rasanya mereka tak asing, ah iya, aku ingat! Mereka pemilik mobil yang kutendang-tendang tadi. Astaga masalah ini benar-benar membuatku larut sampai tak mengenalinya padahal baru saja bertemu" batin Lisa.

Seunghyun dan Yongbae kembali menghampiri Lisa yang masih berdiam ditempatnya setelah membaringkan tubuh Jiyong di kursi penumpang bagian belakang dengan nyaman.

"Tiba-tiba saja dia pingsan di hadapanku tadi" Lisa bersuara dengan pelan sembari mengangkat tubuhnya berdiri dan tentu saja menundukan kepalanya, ia takut kepada Seunghyun hanya dengan mendengar suaranya itu.

"Bawa dia ke rumah sakit, aku akan membawa motornya" suruh Seunghyun kepada Yongbae, "dan kau ikut dia" beralih pada Lisa.

"Kenapa ak-" baru saja Lisa akan protes dengan memberanikan diri mendongakan wajahnya, ia sudah diberi tatapan tajam oleh Seunghyun, membuat Lisa kembali menunduk.

"Masuklah" ucap Yongbae.

Seunghyun sudah menunggangi motor Jiyong bersiap melaju pergi. Sementara Lisa hanya bisa menuruti kedua orang yang asing baginya tanpa rasa khawatir orang itu akan berbuat hal yang bukan-bukan padanya.

Suasana canggung tercipta di mobil itu dari awal perjalanan. Tak ada suara bahkan musik saja tidak. Benar-benar hening. Lisa mulai bosan melihat sepinya jalanan di balik kaca jendela mobil. Ia mengedarkan pandangan ke penjuru mobil. Dan tak sengaja ia memerhatikan kedua wajah lelaki didalam mobil itu. Yongbae yang sedang fokus menyetir mobil di kursi kemudi sebelahnya dan Jiyong dengan wajah pucatnya yang masih setia memejamkan matanya dengan tenang di kursi belakang. Lisa memerhatikan lamat-lamat kedua makhluk indah ciptaan Tuhan yang bersamanya sampai akhirnya menemukan sesuatu hal.

"Aigoo.." kata Lisa tiba-tiba tapi masih dengan suara standarnya.

"Wae?" Yongbae menimpali heran suara tiba-tiba Lisa.

"Mirip. Kalian kembar?" tanya Lisa.

"Ne" jawab Yongbae memutar bola matanya.

"Eumm.. Tapi berbeda" ujar Lisa lagi.

'Tadi bilang mirip, sekarang berbeda?' -Yongbae tidak menanggapi Lisa selain dengan gerutu di batinnya.

Mereka sudah sampai di sebuah rumah sakit besar di Seoul yang tak lain rumah sakit milik keluarga Kim—keluarga Yongbae. Yongbae memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu utama rumah sakit itu.

"Sudah sampai, cepat panggil perawat!" suruh Yongbae yang langsung keluar dari mobil, diikuti Lisa yang buru-buru masuk memanggil perawat.

Yongbae mengangkat tubuh Jiyong dari mobil dibantu dengan beberapa perawat untuk menidurkan Jiyong disebuah bangsal beroda yang sudah dipersiapkan. Kemudian sesegera mungkin Jiyong dibawa langsung ke ruang UGD untuk diperiksa lebih lanjut.

"Apa yang terjadi?" tanya Yongbae pada Lisa setelah mereka duduk di kursi ruang tunggu.

"Maafkan-"

"Bukan salahmu" potong Yongbae.

"Aku hanya sedang berjalan, lalu tiba-tiba dia menyerempetku. Dia meminta maaf padaku dan tiba-tiba saja dia pingsan" jelas Lisa dengan kepala tertunduk.

"Berbicaralah dengan menatap lawan bicaramu" tegur Yongbae tenang.

'Aku takut kau jatuh cinta padaku, kekeke~' batin Lisa.

Bukan Yongbae yang akan jatuh cinta pada Lisa. Tapi Lisa dululah yang telah menyukai Yongbae. Ia memang mudah sekali menyukai seseorang, apalagi pria tampan dan bersahabat seperti Yongbae, itu sebabnya Lisa mudah sekali beradaptasi dan mempunyai banyak teman. Lisa menyukai senyum Yongbae, selain itu Yongbae yang ramah dan tenang. Apalagi dia, tampan? Tentu saja. Lisa takut menatapnya karena itu.

"Ne, maaf-"

"Sudah berapa kali kau minta maaf hari ini?"

"Hehe.." Lisa membalasnya dengan senyum kikuknya sambil memegangi tengkuknya yang tidak kenapa-kenapa itu.

"Siapa namamu?" tanya Yongbae.

"Eh? Namaku Lalisa Manoban, panggil saja Lisa" jawab Lisa sedikit canggung.

"Yongbae, kau bisa memanggilku oppa?" balas Yongbae dengan smirk manisnya dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tentu saja Lisa menerima dengan senang hati.

"Bolehkah? Kita bahkan baru saja berbicara"

"Tentu saja. Kau terlihat lebih muda dariku"

"Aku berada di kelas akhir sekolah menengah atas"

"Dan aku fakultas seni di semester 3, lebih tepatnya aku suka dance"

"Benarkah?" Yongbae membalas Lisa dengan senyum elegannya kemudian ia bangkit menghampiri pintu UGD, walaupun ia tahu belum ada tanda-tanda pintunya akan dibuka. Ia bersandar disebelah pintunya mengeluarkan ponselnya sambil menunggu Seunghyun datang atau dokter yang menangani Jiyong keluar.

***
Author's note :

Mianhae, karena ini kebutuhan cerita Jiyong dan Yongbae jadi anak kembar hihihi..
Mengingat dulu GDxYB ga jadi debut sebagai duo, jadi karena dari kecil mereka bareng, aku jadiin kembar deh :))

Something Wrong [selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang