41

1.4K 106 6
                                    

Flashback on~

Awal pekan yang begitu membahagiakan untuk Seunghyun yang baru saja merayakan kelulusan dengan predikat nilai terbaik seangkatan tahun ini. Tiga tahun sudah dia menjalani pendidikannya di bangku menengah atas dan berakhir dengan membawa nama baiknya dalam jajaran lulusan terbaik seantero sekolahnya. Kecerdasannya memang perlu diakui, caranya berdebat sangat lihai, pemikirannya yang kritis dan dalam memunculkan imajinasi untuk karya seninya tidak bisa hanya dibilang bagus.

Berbagai hadiah yang dibawanya keluar gedung kelulusan mulai dari beberapa kalung bunga yang tersemat menggantung dilehernya, beberapa buket bunga yang dipeluknya, penghargaannya dan juga kado-kado lainnya, membuat sang adik yang menghadiri perayaan kelulusannya bersama ibunya iri. Dia sangat bangga memang, apalagi sang ibu yang sedari tadi juga menangis haru membanggakan Seunghyun yang berprestasi di atas panggung kelulusan tadi. Sambil terus memeluk Jiyong, eomma Kim tak pernah lepas tersenyum dan bangga menatap Seunghyun begitu pula Jiyong.

Jiyong yang saat itu masih duduk dibangku awal sekolah menengah atas dan akan naik ke kelas dua diminta Seunghyun untuk turut serta menghadiri perayaan kelulusannya. Alasannya agar Jiyong bisa menemani eomma dan yang utama adalah agar Seunghyun bisa memamerkan pada Jiyong betapa gagahnya dia di atas panggung kelulusan. Karena mereka adalah kakak-adik yang tak lepas dari perdebatan yang selalu menganggap diri sendiri lebih hebat tapi mereka saling sayang.

"Hyung~ kelihatannya kau kerepotan, biar aku bawakan hadiahmu" tawar Jiyong saat mereka telah keluar gedung kelulusan. Mereka bertiga mengobrol sebentar diparkiran sebelum benar-benar memasuki mobil dan pulang.

"Tidak boleh, kau pasti iri dengan hadiahku, hm?" goda Seunghyun.

"Kenapa aku harus iri, aku bisa sepertimu besok. Aku hanya sedang berbaik hati ingin membawakan hadiah-hadiahmu itu" sangkal Jiyong. Ia memang iri dengan yang didapat hyungnya saat ini dan berniat jahil untuk membuka beberapa bungkusan kado dimobil nanti.

"Tidak, terimakasih. Biar eomma saja yang ikut membawakan, ini untuk eomma" Seunghyun memberi buket bunga yang paling menawan untuk eomma.

"Eoh terimakasih Seunghyunie, eomma bangga padamu" ucap eomma Kim lalu mencium pipi Seunghyun.

"Aaa.. Aku juga ingin dicium eomma" rajuk Jiyong pada ibunya yang dibalas kekehan dan langsung diberi kecupan dalam di keningnya. Jiyong tersenyum, "untukku?" ia menadahkan telapak tangannya pada Seunghyun.

Dibalas tautan alis bingung dari Seunghyun dan itu membuat Jiyong kesal, "aku juga ingin hadiahmu, seperti eomma" rengek Jiyong.

"Eoh, haha mengaku saja kau iri" tawa Seunghyun.

"Tidak" Jiyong mencebikan bibirnya setelah itu berpura-pura kesal dan justru membuat eomma dan Seunghyun semakin tertawa.

"Sudah, sudah, kita rayakan bersama appa dan saudara-saudaramu yang lain di rumah, ne" eomma menengahi. Menggiring dua putranya untuk masuk mobil.

"Tunggu, kalian mau apa?" tanya Jiyong saat Seunghyun dan eomma bersama-sama memasuki kursi belakang mobil.

"Kau yang menyetir, kan?" kata Seunghyun.

"Mwo? Kenapa aku lagi? Aku ingin dibelakang bersama eomma saja, sudah cukup kau membuatku iri" tolak Jiyong.

Seunghyun tertawa, "akhirnya kau mengakui kalau kau iri".

"Heish, terserahlah, aku ingin bersama eomma" kata Jiyong lagi.

"Tidak, tidak, kau tetap akan menyetir sampai rumah, karena ini hari bahagiaku kau tidak boleh merusaknya, semua keinginanku" Seunghyun bergagah bangga pada Jiyong.

"Eomma~" rengek Jiyong dengan memasang aegyo andalannya pada eomma.

"Kali ini saja ya" eomma tersenyum pada Jiyong. Nampaknya eomma juga akan sepaham dengan Seunghyun kali ini.

"Yak! Eomma tidak membelaku" Jiyong mengerucutkan bibirnya.

"Ji, kau suka menyetir, kan? Appa juga sudah membelikan mobil seperti katamu, jadi turuti eomma, ne" tutur eomma lembut, membuat hati Jiyong saat itu juga luluh dan menuruti eomma.

Walau sedikit kesal Jiyong tetap melangkahkan kakinya pada kemudi mobil, duduk dikursi kemudi sendirian. Sementara Seunghyun tersenyum menang kemudian melangkah duduk di kursi belakang bersama eomma.

Jiyong memang sangat suka menyetir, bahkan sewaktu belum cukup umur dia sering kali diam-diam belajar menyetir bersama Seunghyun. Bahkan sekarang Jiyong yang baru cukup umur beberapa bulan lalu langsung merengek meminta surat izin mengemudi agar dirinya bisa leluasa mengendarai mobil tanpa harus diam-diam lagi.

Dari kursi penumpang belakang, eomma yang duduk tepat dibelakang Jiyong dan tentu saja Seunghyun disebelahnya. Jelas sekali Seunghyun yang sengaja bermanja-manja dengan eomma dan sesekali menggoda Jiyong.

"Eomma terlihat semakin cantik dengan kalung ini" kata Seunghyun saat memakaikan kalung bunganya pada eomma. Dibalas senyuman eomma dan dirangkulnya tubuh Seunghyun, dibenamkan dalam dekapannya. Membuat Jiyong yang memerhatikan dari kaca spion didepannya merasa cemburu dengan itu.

"Ji, angkat wajahmu! Kenapa menekuk terus?" kekeh Seunghyun melihat raut wajah masam Jiyong.

"Aku sedang fokus menyetir" kata Jiyong datar tanpa mengalihkan pandangan.

"Coba tersenyum" suruh Seunghyun tapi Jiyong hanya diam.

"Perlihatkan senyummu, Ji" suruh Seunghyun lagi.

"Sudah" kata Jiyong.

"Mana aku tak melihat"

"Aku sudah tersenyum" bohong Jiyong.

"Coba perlihatkan"

Akhirnya Jiyong menoleh ke belakang, memperlihatkan senyum terpaksanya pada Seunghyun dengan lebar agar Seunghyun puas.

"Jiyong didepan!!" pekik eomma saat melihat sebuah mobil SUV dengan kecepatan tinggi melaju berlawan arah dari mobil yang dikendarai Jiyong. Mobil itu melaju mengambil jalur salah dan lajunya yang sedikit membelok-belok tak stabil, membuat Jiyong semakin terkejut dengan kedatangan mobil SUV itu.

Jiyong yang panik tanpa berpikir membanting stir ke arah kanan, tapi belum sempat sempurna mobil SUV itu akhirnya menubruk bagian kiri mobil Jiyong. Mobil Jiyong terpelanting di jalanan lenggang itu dengan bagian kirinya rusak parah. Sementara mobil SUV itu berputar tak tentu arah dan berakhir karena badan mobil itu yang menabrak tiang.

Kejadian sangat cepat saat Jiyong yang masih tersadar dengan banyak sekali luka dan darah mendapati wajah eommanya yang tiba-tiba saja mendarat didepan matanya. Tubuh eommanya yang juga terpental mendarat tepat berhadapan dengan tubuh Jiyong. Wajah eomma naas sekali, darah mengalir deras dari kepala, pelipis, hidung hingga mulutnya. Tepat berjarak kurang dari sepuluh senti pandangan kabur Jiyong dengan jelas menangkap bayangan naas sang eomma.

"Eomma.." Jiyong bergumam lemah sebelum akhirnya ia ikut tak sadarkan diri.

-

Kecelakaan itu tentunya sangat membekaskan luka perih dihati keluarga. Mendapati satu-satunya wanita di keluarga Kim telah merenggut nyawa atas kecelakaan itu. Tiga hari setelah operasi pada tulang pipi Seunghyun yang patah, ia belum juga mau berbicara. Karena setelah mengetahui sang eomma meninggal dan melihat bagaimana kondisi Jiyong yang tengah bertahan hidup dengan selang-selang medis dalam keadaan komanya, Seunghyun seakan hilang kata-kata. Ia merasa bersalah pada kecelakaan yang menimpanya. Mengingat hari dimana yang seharusnya berbahagia, kini malah menjadi hari paling mengenaskan. Hari-hari setelahnya pun masih terasa kelam dan hitam bagi Seunghyun.

Flashback off~

***

Maaf jilice-nya belum hadir lagi, ehehe

Tbc

Something Wrong [selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang