35

1.4K 123 4
                                    

Lisa dan Tuan Kim baru saja selesai mengurus penjelasan di kantor polisi mengenai kejadian tindak kriminal semalam pada Lisa. Awalnya Lisa tampak biasa saja menjelaskan kronologis kejadian mulai dari awal yang ia ketahui, tapi bertepatan saat pelakunya dihadapkan padanya dan Tuan Kim, Lisa benar-benar terkejut saat mengetahui dua pria datang dengan wajah tertunduknya.

Semua penjelasan dan kebenarannya sudah Lisa pegang dari mulut si pelaku yang tak lain adalah ayah kandung dan mantan kekasihnya sendiri yang bekerja sama dalam sebuah casino besar ilegal yang ternyata sudah menjadi incaran beberapa polisi Thailand karena kasusnya yang kerap kali menipu banyak orang. Sekarang casino itu mengalami rugi besar dan bangkrut, pegawai-pegawainya pun sudah banyak yang keluar dan mengundurkan diri. Kalau saja rencana penculikan terhadap Lisa semalam berhasil, mungkin casino mereka akan bangkit lagi dengan sistem pengayaan yang sama--menipu--atau mungkin lebih dengan cara haram lain. Mereka akan melakukan cara apapun untuk membuat mereka kaya dan banyak harta.

"Kenapa kalian berada di luar?" tanya Tuan Kim saat dirinya dan Lisa baru menjejakan kaki didepan ruang ICU tempat Jiyong dirawat.

Semuanya berkumpul di luar ruangan itu, ada Nyonya Manoban, Yongbae, Seungri dan Daesung yang duduk bersebelahan dan Seunghyun yang duduk sendirian dengan wajah tertunduknya. Satu pun belum ada yang menjawab pertanyaam Tuan Kim.

"Mom, hiks.." Lisa berlari menghampiri Nyonya Manoban, meraih tangan Nyonya Manoban dan ia menundukan kepalanya menatap jemari tangan Nyonya Manoban yang digenggamnya.

"Kenapa Dad melakukan itu?" isak Lisa.

Deg!

Ucapan Lisa memang sama sekali belum sepenuhnya dipahami Nyonya Manoban, tapi mendengar kata 'dad' yang keluar dari mulut Lisa membuatnya terkejut dan sama sekali tak menyangka. Apa pendengarannya yang salah? Pikirnya.

"Lisa? Wae? Tenanglah, apa yang terjadi?" Nyonya Manoban mendongakan kepalanya, menatap wajah sembab Lisa yang ia yakini sudah sejak tadi Lisa menangis.

"Kenapa Dad sangat kejam kepadaku? Hiks..hiks" sekarang Lisa mendudukan dirinya dilantai, dihadapan Nyonya Manoban dengan terus menunduk sesegukan.

Nyonya Manoban semakin gugup dengan pernyataan Lisa. Kenapa Lisa kembali menyebut-nyebut ayahnya? Apa ia bertemu lagi dengan ayahnya? Nyonya Manoban berusaha membuang jauh-jauh pemikirannya, jangan sampai Lisa bertemu dengan ayah kandungnya, dan ayahnya akan membawa paksa Lisa.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nyonya Manoban pada Tuan Kim yang saat itu tengah mengelus rambut Lisa guna menenangkannya.

"Pelaku yang hampir menculik Lisa semalam adalah ayah dan mantan kekasih Lisa" kata Tuan Kim.

Nyonya Manoban jelas terkejut. Tidak hanya dia, tapi semua orang yang terduduk disana ikut terkejut.

"Pe- pelaku penculikan?" Nyonya Manoban memastikan.

"Dad jahat, mom, dia jahat..hiks, Ten jahat, hiks.. Mereka jahat" rancau Lisa seraya membenamkan kepalanya ke dada Nyonya Manoban.

"Ceritakan dengan jelas, Lisa, tenangkan dulu dirimu" Nyonya Manoban mengelus lembut punggung Lisa. Namun Lisa hanya menggelang-gelangkan kepalanya dan semakin membenamkan wajahnya di dada sang ibu, Lisa belum mampu menjelaskan perkara yang sudan jelas ia ketahui ini. Ia tak sanggup hanya sekedar untuk membuka mulutnya sekarang. Terlalu menyakitkan untuknya.

"Tuan Manoban dan Ten, mantan kekasih Lisa bekerja sama dalam sebuah casino besar, mereka menipu dan kabar terakhir casino mereka akan bangkrut jika Tuan Manoban tidak segera membayar hutangnya yang sudah bermilyar itu. Mungkin Tuan Manoban menawarkan Lisa pada rentenir itu untuk menjadi bahan gadai sementara waktu" jelas Tuan Kim.

Penjelasan Tuan Kim benar-benar membuat hati Nyonya Manoban mencelos sakit. Tak menyangka mantan suaminya melakukan hal nista seperti itu hanya demi membangkitkan kekayaannya. Sampai anak satu-satunya mereka dipertaruhkan untuk kepentingannya semata yang sama sekali tidak berguna.

"Brengsek!" umpat Nyonya Manoban.

"Sudah, Lisa, uljima" Nyonya Manoban mengusap air mata Lisa, "apa yang lelaki itu pikirkan sampai tega-teganya memperlakukan Lisa seperti ini? Aku benar-benar tak habis pikir" geram Nyonya Manoban.

"Beruntung Lisa selamat dari aksi penculikannya" ujar Tuan Kim yang juga belum berhenti menenangkan Lisa, mengusap punggung Lisa.

"Apa mereka benar-benar sudah dipastikan dihukum berat? Aku sebagai ibu yang mengandung dan melahirkannya benar-benar tidak terima walau dia ayah biologis Lisa. Dia benar-benar harus dihukum berat!" geram Nyonya Manoban.

"Mereka sudah ditindak lanjuti pihak kepolisian Korea dan pihak dari Thailand sendiri, mereka sudah mendapat hukuman yang setimpal" ujar Tuan Kim yang sedari tadi memang mewakili Lisa berbicara.

"Dia benar-benar brengsek! Manusia macam apa dia itu?!" Nyonya Manoban benar-benar masih belum menyangka akan hal ini. Masih dengan memeluk penuh sayang pada Lisa, Nyonya Manoban terus merutuki kebejatan mantan suami bodohnya itu.

Lisa melepas pelukannya dengan sang ibu. Menatap wajah Nyonya Manoban dengan mata merahnya dan jejak air mata yang belum hilang.

"Bagaimana keadaan Jiyong oppa? Ini benar-benar salahku" tanya Lisa lirih.

Semua yang disana diam. Belum mampu merangkai kata untuk terlontar sebagai jawaban pertanyaan seperti ini.

"Beruntung saja semalam Jiyong datang menyelamatkan Lisa, dan dia yang memberi kartu namaku pada polisi" tutur Tuan Kim lagi.

"Hiks.. Jiyong oppa berkelahi dengan mereka, disela itu mulutku dibekap dan aku tidak mengetahui apapun selain saat tersadar aku sudah berada di kamar bersama Jiyong oppa yang mengobati lukaku, hiks" jelas Lisa dengan menahan sesegukannya.

Semua yang disana masih diam. Entah mencerna perkataan Lisa atau sedang khawatir dengan keadaan Jiyong yang tadi sempat membuat panik.

Sampai pintu ruang ICU terbuka menampilkan paman Soonho dengan setelan jas putih dan stetoskop yang setia menggantung dilehernya. Seunghyun yang sedari tadi terdiam menunduk seketika melesat menghampiri paman Soonho lalu menanyakan kondisi Jiyong.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan selain menunggunya karena belum tersadar, hanya memang demamnya sempat naik tadi. Kondisinya sudah mulai membaik" tutur paman Soonho.

Membuat Seunghyun bisa bernafas lega sekarang. Bukan hanya Senghyun tentu saja, tapi semua yang ada disana.

"Apa sempat terjadi sesuatu pada Jiyong?" tanya Tuan Kim yang belum sepenuhnya mengerti pada paman Soonho yang barusan memeriksa keadaan Jiyong.

"Tadi badannya bertambah panas, dan jantungnya berdetak tidak beraturan" ujar Nyonya Manoban mengalihkan perhatian Tuan Kim dari paman Soonho yang tadi sedang ditatapnya.

"Appa~" lirih Lisa sembari berdiri menghadapkan diri pada Tuan Kim.

"Maafkan aku.. Jiyong oppa seperti ini karena salahku" ujar Lisa menatap sendu pada Tuan Kim.

Tuan Kim menggeleng pelan seraya mendekatkan dirinya pada Lisa, mendekap tubuh Lisa penuh sayang dengan mengelus lembut puncak kepala Lisa.

"Bukan salahmu, Lisa. Berhenti menyalahkan dirimu seperti ini, sekali lagi ini bukan salahmu atau salah siapapun" ujar Tuan Kim pada Lisa.

"Tapi dari awal memang salahku, appa. Aku membuatnya sangat kelelahan dan tanpa memikirkan kondisinya aku memaksanya menyelamatkan Jennie eonni yang tidak sengaja terdorong olehku" jelas Lisa, semakin lirih ucapannya karena ia yang semakin merasa bersalah.

"Sudah, sudah.. Appa bilang tak perlu meminta maaf karena kau tidak salah. Sekarang duduklah dan tenangkan dirimu, ne" titah Tuan Kim yang kemudian mendudukan Lisa disalah satu bangku. Kemudian dia masuk ke dalam ruang rawat Jiyong untuk melihat dan memastikan lagi keadaannya.

***

Tbc

Something Wrong [selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang