Lima hari setelah perjanjian itu, perjanjian Lisa yang awalnya jelas ditolak mentah-mentah oleh Jiyong. Dengan alibi Jiyong yang sangat buruk dalam hal menyetir mobil, Jiyong menolak ajakan Lisa. Tapi bukan Lisa kalau dia gagal dalam perencanaannya. Akhirnya Jiyong menerima ajakan Lisa dengan sebuah perjanjian antara mereka.
Pagi ini. Setelah tepat lima hari dari perjanjian itu, hari dimana sangat tidak dinantikan Jiyong tiba. Dengan malas Jiyong membuka mata dan menarik kembali selimutnya sampai menutupi kepalanya kemudian menutup lagi matanya.
Pukul 9 diakhir minggu--begitu waktu perjanjiannya. Terdengar pintu kamar Jiyong yang diketuk-ketuk kasar tak beraturan dari luar. Mengganggu waktu malas-malasan Jiyong tidur tentu saja. Jiyong meletakan bantal diatas kepalanya, menutupi telinganya dengan bantal.
"Oppa! Oppa! Ireona! Oppa!" ah, itu suara teriakan Lisa. Siapa lagi dirumah ini yang memanggilnya 'oppa'?
"Kau lupa acara kita?! Bangun, oppa!" suara gedoran pintu semakin keras terdengar. Bahkan bantal yang menutupi telinga Jiyong tak dapat meredam suara teriakan Lisa dan gedoran keras dipintunya.
Jiyong mendesah, mengeratkan bantal di telinganya dan merapatkan selimutnya. Dan gedoran Lisa semakin keras sampai pintu yang memang tidak terkunci itu terbuka dengan sendirinya, mempersilahkan Lisa membangunkan Jiyong mungkin.
"Eoh, tidak dikunci ternyata" gumam Lisa memperhatikan daun pintunya.
"Aigoo, orang ini kenapa masih bergulung selimut seperti ini?" Lisa geleng-geleng kepala, "oppa! Ireona, palli! Kau berjanji jam sembilan, lihat jam berapa sekarang!" teriaknya menarik selimut dan bantal yang menutupi tubuh Jiyong.
"Eungh.. Mataku tak bisa terbuka" kata Jiyong dengan suara parau begitu menggeliat karena selimutnya berhasil ditarik Lisa.
"Kau lupa janjimu?! Waktumu hanya dua minggu dari sekarang, oppa" beri tahu Lisa sambil menggoyang-goyangkan tubuh Jiyong.
"Ng..sepertinya aku tak enak badan" gumam Jiyong sembari meringkuk.
"Benarkah? Emm.." cicit Lisa kemudian memegang kening Jiyong dengan punggung tangannya.
"Yak! Kenapa kau memukulku?!" seru Jiyong seketika membuka mata sambil memegangi lengan atasnya bekas pukulan Lisa.
"Jangan membohongiku, kau tak sakit!" seru Lisa.
Jiyong mendesah.
"Ayo, bangun! Mandi dan bersiap-siap" suruh Lisa masih menarik-narik lengan Jiyong.
Akhirnya Jiyong mengalah. Sambil mengacak rambutnya ia memilih beranjak dari ranjang menuruti Lisa.
"Mwo?" Jiyong menatap Lisa yang masih memegangi lengannya.
"Apa?" Lisa membalasnya.
"Kau mau ikut mandi bersamaku?" tanya Jiyong melirik pegangan tangan Lisa pada lengannya.
"Kajja!" Jiyong menahan tangan Lisa yang hendak terlepas dan menariknya untuk mengikutinya.
"Yak! Yak! Dasar namja mesum!" teriak Lisa sembari melepas cekalan kuat Jiyong dan memukul-mukul Jiyong.
"Lepaskan!" tak cukup Lisa menggigit tangan Jiyong, ia menendang alat vital Jiyong. Tak keras memang tapi sentuhan kasar Lisa pada junior Jiyong membuat cekalannya terlepas pada tangan Lisa.
"Hei, kau mencoba menggodaku?" ujar Jiyong yang memegangi bagian vitalnya.
"Kau sendiri yang mesum" kesal Lisa, "sudah, sudah, cepat mandi sana, aku menunggumu di mobil" suruhnya.
Kemudian Lisa berbalik arah melenggang akan keluar dari kamar Jiyong.
"Lisa" panggil Jiyong kemudian menghampiri Lisa yang sudah sampai melangkah diambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong [selesai]✔️
Fiksi PenggemarKapan penyesalan dimulai? Kapan penyesalan selesai? __________________________ Rank #1 Fiksi Penggemar on 1st September 2020 Rank #1 Kwon Jiyong on 20th February 2021