4

3.5K 247 6
                                    

"Bagaimana keadaannya?" seru Seunghyun saat baru saja ia sampai rumah sakit.

Yongbae yang sedang memejamkan matanya sejenak, membuka matanya saat suara hyung-nya itu terdengar. Bersamaan dengan hal itu pintu ruang UGD dibuka dan menampilkan seorang perawat wanita yang keluar dengan sedikit tergesa.

Yongbae tak menjawab pertanyaan Seunghyun karena ia lebih tertarik berdiri dan menanyakan segera keadaan Jiyong pada perawat yang baru saja keluar.

"Dia baik-baik saja?" tanya Yongbae pada perawat.

Lisa yang juga masih setia menunggu entah apa disana, ikut berdiri mendekati sang perawat, juga Seunghyun.

"Pasien muntah darah" balas sang perawat acuh. Kemudian ia segera berlari mengabaikan ekspresi yang tercipta diantara tiga orang lainnya disana.

"Mwo?! Bagaimana bisa? Bukankah dia hanya pingsan akibat anemia-nya saja?" Seunghyun langsung menghujani keadaan tersebut dengan segala kekhawatirannya pada dongsaeng-nya itu—Jiyong.

Jiyong memang mempunyai anemia yang bisa kapan saja menyerangnya. Disaat banyak pikiran karena tugas-tugas mata kuliahnya atau kelelahan dan kepanasan. Bahkan jika ia tidak bisa tidur sampai menjelang pagi atau yang sering disebut insomnia, yang pasti keesokan harinya ia akan sakit.

Tak ada balasan untuk pertanyaan-pertanyaan Seunghyun itu, sampai sang perawat tadi kembali dengan sebaskom air ditangannya tanpa menghiraukan tatapan tiga orang yang begitu cemas dibuatnya. Perawat masuk dengan menyisakan berbagai macam tanda tanya tersendiri dihati Seunghyun, Yongbae, bahkan Lisa.

"Hubungi Appa!" perintah Seunghyun pada Yongbae. Tak banyak basa-basi Yongbae pun segera menghubungi ayah mereka—Seunghyun dan Yongbae juga Jiyong.

Lisa yang semakin bingung dengan keadaan tersebut hanya bisa pasrah pada skenario. Ia memberanikan diri mendekati Seunghyun yang terduduk gelisah di kursi, mencoba menenangkan Seunghyun.

"Kau tak apa-apa?" tanya Lisa hati-hati.

"Argh! Jinjja.." teriak Seunghyun frustasi mengusap kasar kepalanya, lalu menyenderkan punggungnya di sandaran kursi dan menengadahkan kepalanya.

"Semua akan baik-baik saja" ucap Lisa lagi.

"Diam!" bentak Seunghyun dengan nada dinginnya, walaupun sebenarnya tak benar-benar membentak tapi suara beratnya terdengar horor.

Lisa diam, kaget mendengarnya. Namun mencoba mengerti apa yang sedang dirasakan Seunghyun.

Hening menyelimuti mereka hingga akhirnya pintu ruang UGD kembali dibuka dan menampakan sosok pria dengan setelan jas putihnya keluar dari ruang tersebut.

"Bagaimana paman?" tanya Yongbae pada dokter tersebut.

Dokter itu adalah salah satu keluarga besar pemilik rumah sakit tersebut, ia adalah paman dari Seunghyun, Yongbae, dan Jiyong.

"Sudah kubilang dia tidak boleh terlalu lelah" ucap sang dokter, paman Soonho.

"Dia keras kepala, paman. Dia juga workaholic pada pekerjaan-pekerjaan kuliahnya, tidak bisa dibantah" sela Seunghyun.

"Dimana appa kalian?" tanya paman Soonho.

"Kemarin sore dia mengurusi keperluan menikahnya dan katanya akan pulang pagi, sepertinya sekarang dia sudah di rumah. Aku sudah menghubunginya" jelas Yongbae.

Lisa yang hanya diam berdiri diantara mereka teringat ibunya yang juga sedang mengurusi pernikahan. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa untuk membujuk ibunya agar tidak menikah lagi. Sekarang ia pun pasrah karena pernikahannya pun tinggal hitungan hari dan tak mungkin ia akan menggagalkannya.

Lisa kembali ke kesadarannya pada keadaan di sekitarnya.

"Perawat tadi bilang dia sempat muntah darah? Apa yang terjadi?" Lisa membuka suara menanyakan keadaan Jiyong.

Semua mata menatapnya.

"Ya. Tadi dia sudah siuman tapi kemudian dia merasa sakit pada perutnya dan muntah darah sampai dia lemas dan kembali drop. Sepertinya perutnya kosong dan asam lambungnya naik lalu terjadi pendarahan di lambungnya- Ya! Apa yang dia makan, eoh? Apa kalian tak memerhatikannya? Bagaimana appa kalian mengurusnya? Ya ampun.." celoteh paman Soonho yang tadinya dengan tenang menjelaskan pada Lisa kini perkataannya menggebu tertuju pada Seunghyun dan Yongbae.

"apa Jiyong tidak makan semalaman?" lanjutnya.

"Semalam ku taruh makanannya di kamarnya karena katanya dia sedang sibuk" balas Yongbae, "dan kalau tadi pagi dia bilang dia buru-buru dan akan makan di kampus saja" lanjutnya.

"Yak! Apa kau pikir dia akan melakukannya?" ucap Seunghyun.

"Aigoo, pasti dia juga kelelahan mengurus para hoobae-nya berlatih tadi" sambung Yongbae.

"Tsk, anak itu benar-benar keras kepala. Apa untungnya sih dari menjadi asisten dosen musik yang kolot dan berisik itu?" keluh Seunghyun.

Sama seperti Yongbae, Jiyong berada di semester 3 kuliahnya. Ia juga mengambil fakultas seni lebih tepatnya ia menekuni bidang musik dan lagu. Jiyong merupakan mahasiswa yang cerdas dibidangnya itu, bahkan ia memiliki kemampuan diatas teman-teman seangkatannya. Oleh sebab itu, dosen musik di kampusnya, mr. Yang, mengangkat Jiyong sebagai asistennya untuk mengurus hoobae yang berada di tingkat lebih bawah dari Jiyong.

"Bagaimana keadaannya sekarang?" Lisa kembali menanyakan keadaan Jiyong. Ya, hanya itu yang dia tahu. Karena dia tak tahu ada masalah apa sampai ketiga lelaki dihadapannya terus berdebat.

"Dia baik-baik saja. Dia butuh asupan gizi dan sekarang sedang diisi dengan infus jadi dia belum sadar sampai tenaganya kembali stabil" jelas paman Soonho.

"Jika appa kalian sudah datang, kalian dan appa kalian segera temui paman di ruangan" perintah paman Soonho lalu melangkah pergi.

***

Something Wrong [selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang