Semua orang yang ada disana kalap, masih berusaha menenangkan Jiyong. Kecuali Lisa dan Nyonya Manoban yang memang masih ketakutan dengan kejadian seperti ini. Nyonya Manoban jelas tahu apa penyebab Jiyong seperti itu, dia sudah mengetahui semua masalah yang ada di keluarga Kim semenjak ia dan Tuan Kim memilih mengikat hati mereka yang telah lama kosong. Masing-masing dari mereka tahu masalah satu sama lain dari kehidupan mereka terdahulu.
Tapi karena ini baru pertama kalinya Nyonya Manoban melihat Jiyong seperti ini, jelas ia takut dan bingung akan apa yang harus ia lakukan. Terlebih lagi Lisa yang terluka karena ulah Jiyong itu.
"Obat penenangnya! Dimana?" seru Yongbae saat itu.
"Ah iya astaga, obat itu sudah lama tidak dikonsumsi" ujar Seungri yang sama ketar-ketirnya.
"Ini salahku appa! Aku membunuh eomma! AKU PEMBUNUH! Aku pem--bunuh!" teriakan Jiyong tak sekuat seperti awalnya diakhirnya saat satu suntikan jarum menembus kulit tangannya. Paman Soonho menyuntikan obat penenang untuk Jiyong.
Jiyong sudah tak memberontak sekarang, ia sudah cukup tenang sehingga Nyonya Manoban berani menghampiri Jiyong. Memeluknya dan mengusap halus punggung Jiyong untuk memberi ketenangan lebih.
"Ji, tenanglah sayang" ucap Nyonya Manoban.
Jiyong yang masih sadar menangkap bayangan sosok wanita lalu kemudian membalas pelukan itu.
"Maafkan Jiyong, eomma" lirih Jiyong yang kemudian meringsut dari pelukan Nyonya Manoban. Belum sampai tubuhnya jatuh ke lantai Nyonya Manoban menangkap tubuh Jiyong yang melemah tertidur karena obat penenang tadi.
Dibantu Tuan Kim dan Seunghyun yang masih disamping Jiyong, mereka mengangkat tubuh Jiyong ke ranjang dan membaringkannya dengan nyaman. Kemudian Tuan Kim memasang kembali infus yang terlepas paksa dari punggung tangan Jiyong itu.
Tuan Kim dan Nyonya Manoban terduduk di sebelah Jiyong yang tengah tertidur tenang sembari mengelus keningnya. Sementara Seunghyun berjalan mundur dengan menatap prihatin pada dongsaengnya.
"Jiyong oppa- ada apa dengannya?" bisik Lisa pada Yongbae disebelahnya. Namun sama sekali Lisa tak mendapat jawaban.
"Ji-" lirih Seunghyun yang seketika melangkah mundur langsung ditangkup bahunya oleh Yongbae—menguatkan.
'Kenapa selalu misterius seperti ini?' -batin Lisa.
"Ah Lisa tanganmu?" tanya Daesung yang menyadari luka dan darah di salah satu lengan Lisa. Hampir saja Lisa melupakan lukanya itu, karena rasa penasarannya pada sikap Jiyong yang mendadak seperti orang depresi.
Semua menoleh pada Lisa kemudian terfokus untuk menatap lengan Lisa.
"Astaga, ini karena ulah Jiyong tadi?" tanya Seunghyun yang ikut menyadari saat Jiyong melempar pisau ke arah Lisa.
Tuan Kim jelas kaget, "Ya Tuhan, Ji, kenapa kau seperti ini lagi, huh?" prihatin Tuan Kim pada anaknya sendiri yang kini tertidur karena biusan obat penenang.
"Biar kita obati dulu lukamu, Lisa" ajak Yongbae, "kajja, aku obati".
Lisa menurut, mengikuti langkah Yongbae keluar ruang rawat Jiyong.
Dengan telaten Yongbae mengobati luka di lengan Lisa. Walaupun sebenarnya Lisa ingin sekali menanyakan perihal Jiyong kepada Yongbae tapi ia merasa tidak enak hati kepadanya.
"Kau bertanya-tanya kenapa Jiyong seperti itu?" akhirnya Yongbae menyadari rasa penasaran Lisa sendiri. Melirik ke wajah Lisa sebentar kemudian kembali fokus membalut lengan Lisa dengan kasa.
"Eum.. Wae?" awalnya Lisa sempat tersentak oleh ucapan Yongbae yang tiba-tiba saja tahu isi hatinya, tapi sesaat kemudian Lisa mampu menyembunyikannya.
"Jiyong sempat menderita depresi" lirih Yongbae. Lisa jelas mendengarnya karena posisi mereka yang saling berdekatan.
"Depresi?" Lisa terkejut, menutup mulutnya dengan salah satu tangannya yang bebas dari Yongbae.
"Selama satu tahun, tiga tahun yang lalu" kata Yongbae yang sudah selesai membalut luka ditangan Lisa.
"Tapi entah kenapa sekarang Jiyong seperti itu lagi" Yongbae menyenderkan punggungnya, matanya menerawang menatap dinding putih di depannya.
"Tapi.. Apa yang membuatnya sampai depresi?" tanya Lisa hati-hati. Menatap lekat wajah Yongbae setelah ia baru saja meneliti balutan kasa yang rapi menutupi luka di tangannya.
"Karena kecelakaan yang menimpanya" kata Yongbae lirih.
Lisa masih menatap Yongbae dengan raut yang masih bertanya-tanya. Belum sepenuhnya mengerti dengan apa yang dikatakan Yongbae. Apa yang perlu dipikirkan sampai membuat Jiyong depresi hanya karena sebuah kecelakaan? Pikir Lisa.
"Jiyong, Seunghyun hyung, dan eomma" meski tak melihat raut makin penasarannya Lisa, Yongbae tahu betul Lisa sangat ingin tahu detailnya.
Sekarang Lisa mulai paham. Jiyong pasti sangat merasa kehilangan sosok ibunya yang meninggal dalam kecelakaan itu. Lisa masih tak mengatakan sanggahan atau menyela perkataan Yongbae. Yongbae pun masih menceritakan perihal sebab kecelakaan itu tanpa ada niatan menoleh kepada Lisa, ia masih setia menerawang tembok polos didepannya.
"Jiyong sangat merasa bersalah saat itu, karena ia yang mengendarai kemudi mobilnya. Waktu itu Seunghyun hyung baru saja merayakan kelulusannya dengan predikat nilai terbaik saat itu" Yongbae mulai bercerita.
"Tapi kata Jiyong oppa, dia tidak bisa menyetir mobil?" tutur Lisa heran.
"Itu hanya alasannya, dia trauma tak mau lagi menyetir mobil, sangat takut sampai diam-diam dia membuang kunci mobilnya dan mobilnya didiamkan begitu saja" jelas Yongbae.
"Setahunya pun tak ada yang tahu kalau dia membuang kunci mobilnya, tapi kami semua sudah tahu" lanjunya.
"Aku juga tahu" lirih Lisa.
"Ne?" Yongbae sedikit terkejut dengan lirihan Lisa, ya dia bisa mendengarnya.
"Jiyong oppa mengatakan sendiri padaku" tutur Lisa membuat Yongbae lagi-lagi terkejut dengan itu. Bagaimana bisa Jiyong mengungkapkan itu pada Lisa tapi tidak padanya atau saudaranya yang lain.
"Akibat kecelakaan itu, eomma meninggal, Seunghyun hyung mengalami patah tulang dibagian pipi dan harus dioperasi, dan Jiyong yang sempat koma beberapa minggu" lanjut Yongbae setelah hening sebentar karena sedikit keterkejutannya tadi.
Sekarang terlihat jelas keterkejutan dari wajah Lisa.
"Seunghyun hyung juga sangat merasa bersalah kepada Jiyong, akibat kecelakaan itu Jiyong yang hampir kehilangan nyawa dan Jiyong juga depresi berat karena ia merasa sebagai pembunuh eomma" sambung Yongbae lagi.
"Beruntung Jiyong masih bisa bertahan hidup, bisa mempertahankan nyawanya saat ia koma. Metabolisme tubuhnya memang hebat, tapi tidak untuk sekarang"
"Kau ingat saat pertama kali kalian bertemu, saat Jiyong pingsan dihadapanmu?" Yongbae kini mengalihkan pandangannya menoleh pada Lisa yang masih menatap kearahnya. Lisa mengangguk.
"Akibat kecelakaan itu juga Jiyong kekurangan banyak darah, mungkin karena darah yang ditranfusikan padanya tak sama sebanyak sebelumnya ia jadi mudah sakit sekarang, dia mengalami anemia sejak saat itu" lanjut Yongbae.
"Kasihan sekali Jiyong oppa" umpat Lisa seperti bisikan dan diangguki lemah oleh Yongbae karena Yongbae masih bisa mendengar lirihan Lisa barusan.
"Apa sifatnya yang sekarang juga berubah karena kecelakaan itu?" tanya Lisa.
"Sangat, berbanding terbalik dengan yang sekarang. Seunghyun hyung juga, memang sifatnya dingin tapi jadi lebih acuh karena kondisi Jiyong. Ia hanya memikirkan Jiyong tanpa memedulikan sekitarnya" jelas Yongbae.
Lama mereka berbincang seperti itu. Membicarakan masa lalu yang sangat disesali Jiyong dan Seunghyun. Sesekali Lisa menguatkan Yongbae.
***
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong [selesai]✔️
FanficKapan penyesalan dimulai? Kapan penyesalan selesai? __________________________ Rank #1 Fiksi Penggemar on 1st September 2020 Rank #1 Kwon Jiyong on 20th February 2021