"Ji!" panggil seorang pria berambut mowhak dengan kesekilasan rupa mirip dengan yang dipanggil— Yongbae.
Yang dipanggil— Jiyong, menghentikan langkahnya yang baru saja keluar dari sebuah ruangan dengan banyak alat musik didalamnya. Menunggu si kembarannya yang sedang berlari kecil ke arahnya.
"Kau akan pulang?" tanya Yongbae saat sudah dihadapan Jiyong.
"Ya, tapi tidak untuk kerumah" jawab Jiyong sembari melangkahkan kakinya lagi yang tadi sempat terhenti.
"Apa maksudmu?" tanya Yongbae yang belum mengerti maksud kata Jiyong, menyesuaikan langkahnya dengan Jiyong.
"Aku ada urusan" kata Jiyong.
"Sampai tak pulang ke rumah?"
"Maksudku aku akan pulang setelah menyelesaikan urusanku" jelas Jiyong.
"Urusan apa-"
"Hei, Mino-ya!" potong Jiyong memanggil seseorang yang sedang berjalan di seberang koridor tempat Jiyong dan Yongbae berdiri.
Suaranya cukup lantang sampai yang dipanggil menoleh dalam satu kali teriakan. Buru-buru Mino menghampiri sunbae-nya yang tadi memanggilnya.
"Annyeong sunbae" sapa Mino dengan sedikit membungkukan badannya pada Jiyong dan Yongbae.
"Ne, annyeong" balas Jiyong dan Yongbae hampir bersamaan.
"Ada apa sunbae memanggiku?" tanya Mino pada Jiyong.
"Apa besok kau ada jadwal atau acara?" jawab Jiyong dengan memberi pertanyaan.
"Em, sepertinya tidak"
"Baguslah, besok kita berlatih di rumahku saja, ne?" tawar Jiyong yang justru seperti sebuah perintah.
"Eum.. Baiklah" setuju Mino.
"Ya, jangan lupa kau beri tahu Hanbin"
"Ne sunbae aku pasti akan memberi tahunya"
"Baiklah kau boleh pergi"
"Ne annyeong" tutup Mino sebelum benar-benar pergi, tapi nyatanya Jiyong dan Yongbae dululah yang pergi lebih dulu.
"Bahkan kau melatih mereka di rumah?" heran Yongbae.
"Ne, tak ada banyak waktu, Bae-ah" balas Jiyong dengan santainya.
"Heish, kau ini benar-benar" geram Yongbae dengan sifat workaholic Jiyong.
"Ah dimana Seunghyun hyung?" alih Jiyong sebelum Yongbae benar-benar akan menceramahinya.
"Katanya ada urusan mendadak dan aku jadi ditinggal begini" jawab Yongbae.
"Huh? Kau berangkat bersamannya?"
Yongbae mengangguk.
"Kenapa tak pakai mobilmu sendiri saja, bodoh" cibir Jiyong.
"Terserah apa mau ku" jawab Yongbae santai.
Yongbae masih berjalan mengikuti langkah Jiyong ke parkiran tempat motor Jiyong berada.
"Yak, kenapa kau masih mengikutiku?" protes Jiyong yang melihat Yongbae terus saja mengikutinya.
"Wae?"
"Jangan bilang kau mau menumpangku" tukas Jiyong.
Yongbae hanya menaikan satu alisnya acuh kemudian menaiki bagian belakang motor Jiyong yang masih bertengger di parkiran.
"Yak!" Jiyong memukul kepala Yongbae dengan kontak motor yang dipegangnya.
"Yak! Appo! Kajja adikku sayang" bujuk Yongbae.
"Turun!" perintah Jiyong.
"Shireo" tolak Yongbae.
"Aish, aku ada urusan"
"Aku ikut"
"Tidak boleh. Turun!"
"Tidak mau"
"Heish, menyebalkan" rutuk Jiyong. Ia tahu sifat Yongbae jika sudah seperti ini maka ia akan menjadi keras kepala dan kemauannya harus dituruti. Akhirnya dengan terpaksa ia harus mengalah pada Yongbae.
"Kau akan kemana?" tanya Yongbae setelah mereka di perjalanan.
"Sudah ku bilang ada urusan dan aku akan menemui urusanku"
"Dimana?"
"Kau tidak boleh mengganggu" titah Jiyong sebelumnya.
"Dimana?" tanya Yongbae lagi.
"Club" lirih Jiyong tapi masih bisa terdengar Yongbae, tak mungkin kan ia harus berbohong.
"Mwo? Yak! Kalau begitu kita pulang saja" larang Yongbae.
"Heish! Kau ini! Kalau tidak mau ikut ya sudah ku turunkan kau disini" geram Jiyong.
"Ani, aku ikut" kekeuh Yongbae.
"Ya sudah diam" kesal Jiyong.
"Urusan apa sampai harus di club?" tanya Yongbae.
"Molla! Diamlah!" Jiyong semakin kesal.
***
Sore hari dengan keadaan cuaca cerah pasti membawa kebahagiaan tersendiri bagi yang merasakannya, bukan? Tapi tidak kalau harus berdiri sendirian di tepi jalan untuk menunggu seseorang sampai berjam-jam begini. Itulah yang Lisa rasakan sekarang, menunggu Jisoo dan Jennie eonni-nya yang katanya akan menjemputnya dari sekolah dan mengajaknya pergi ke sebuah club.
Berkali-kali Lisa menelepon mereka tapi jawabannya masih sama, sedang di perjalanan katanya. Sampai baru lima menit lalu Lisa kembali menghubungi Jennie tapi justru ponselnya sudah tidak aktif. Membuat Lisa semakin kesal dan suntuk sendiri.
"Heish, dimana Jisoo dan Jennie eonni? Kenapa mereka lama sekali" kesal Lisa.
Tinn.. Tinn!!
Suara klakson mobil berbunyi menyadarkan Lisa dengan segala macam umpatan kekesalannya. Didapatinya sebuah mobil avendator merah berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri. Menampakan wajah Jisoo ketika kaca mobilnya dibuka.
"Lisa-ya kemarilah!" seru Jisoo.
Lisa segera berlari menghampiri mobil itu.
"Tsk, kenapa kau lama sekali, eonni?" tanya Lisa dengan kesal setelah ia memasuki mobil Jisoo.
"Aku sudah ke club lebih dulu bersama Jennie tadi" jawab Jisoo.
"Lalu dimana Jennie eonni?" tanya Lisa.
"Menunggu di club bersama Rose"
"Mwo? Rose? Dia bilang, dia ada janji bersama June" kata Lisa.
"Dia bahkan sudah disana bersama Taehyung sebelum aku dan Jennie" ujar Jisoo.
"Benarkah? Aigoo, lalu dikemanakan June? Rose benar-benar tak tahu malu mempermainkan lebih dari satu namja sekaligus" ujar Lisa.
"Bukankah tak jauh berbeda denganmu?" sindir Jisoo.
Lisa melirik Jisoo sambil mengerucutkan bibirnya.
"Setidaknya aku masih punya hati untuk tidak mempermainkan lebih dari satu namja sekaligus" aku Lisa.
"Setidaknya kau mengakuinya" ujar Jisoo.
Mendengar itu Lisa jelas kesal dan hanya memalingkan wajahnya keluar jendela.
***
Up lagi yeyy!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong [selesai]✔️
FanficKapan penyesalan dimulai? Kapan penyesalan selesai? __________________________ Rank #1 Fiksi Penggemar on 1st September 2020 Rank #1 Kwon Jiyong on 20th February 2021