25

1.8K 133 3
                                    

Seperti hari kerja biasanya, pagi ini Lisa berangkat sekolah menaiki bus. Alasannya hanya ingin. Ingin berjalan kaki sekedar menuju halte.

Kasak-kusuk dibelakangannya membuat Lisa sedikit merinding walau sekarang adalah pagi hari yang cerah. Lisa belum menemui hal atau sesuatu apapun ketika ia penasaran dan memalingkan wajahnya ke belakang untuk mengetahui hal apa yang mengganggu perasaannya.

Halte sudah didepan mata ketika hal ganjal yang Lisa rasakan semakin membuatnya resah. Sekarang derapan sepatu yang membentuk irama langkah kaki terdengar lebih jelas dibelakangnya, sekali lagi Lisa menoleh tapi tak mendapati apapun. Hingga akhirnya ia acuh dan segera mengambil duduk di kursi halte. Tapi baru saja ia menolehkan kepala ke depan ke arah tempat duduk, ia mendapati seorang pria tengah menyilangkan satu kakinya diatas kaki lain sembari menyulut sebatang rokok dengan pematiknya.

Orang itu tertutup, hoodie yang sedikit kebesaran membalut kepala pria itu hingga hanya terlihat sebagian kecil wajah bagian bawahnya. Ia mengenakan gloves hitam yang menutup telapak hingga jari tangannya, jelana jeans hitam ketat dan sepatu caterpillar coklat tua dikenakannya.

Lisa memicingkan matanya berusaha untuk melihat bagaimana rupa orang itu, namun pria itu terus menunduk sambil menyesap sari nikotin dari rokok bahkan saat mengepulkan asap rokoknya saja pria itu tetap menunduk.

Sampai sebuah bus datang, Lisa memalingkan pandangannya. Tepat saat itu juga si pria itu menatap wajah Lisa sekilas, hanya sekilas. Lalu mengikuti langkah Lisa menaiki bus.

Siapa pria itu? Apa yang akan dilakukannya? Itu yang ada dipikiran Lisa dari tadi.

Pria itu memilih tempat duduk dibelakang Lisa yang kebetulan kosong.

Sampai saat tiba di halte sekolah Lisa saja, pria itu ikut turun bersama Lisa. Perasaan Lisa semakin gelisah perihal prasangka-prasangka yang ia simpulkan sendiri mengenai pria yang misterius menurut Lisa.

Buru-buru Lisa mengambil langkah cepat memasuki gedung sekolahnya. Sementara pria itu yang tidak memedulikan Lisa semenjak turun dari bus tadi, tapi setelah beberapa menit dirasa aman si pria memandang koridor tempat tadi Lisa berjalan, matanya mengitari setiap sudut gedung itu yang nampak di penglihatannya.

"Aku mendapatkannya" gumam pria itu setelah menekan beberapa nomor di keypad ponselnya dan meletakan benda pipih itu di salah satu telinganya.

Entah jawaban apa yang didapat di seberang ponsel itu, pria itu kemudian memutuskan sambungan teleponnya. Sedikit menyeringai kemudian melangkah pergi.

***

"Oh paman sudah sampai" sambut seorang pria yang baru memasuki kamar hotelnya.

"Oh Ten! Semenjak kau meneleponku aku sudah disini" jawab si paman yang duduk disofa besar dengan kepulan asap yang keluar dari mulutnya dan dua jari mengapit sebatang rokok.

"Paman sudah makan? Aku tak banyak mempunyai bahan jadi untuk mengisi perut" ujar si pria Ten sembari melepas jaket hoodie dan sepatu yang dikenakannya.

"Tak apa. Aku tak lapar" kata si paman, "bagaimana misimu?" tanyanya.

"Aku sudah menemukannya dan kita hanya tinggal menyusun rencana. Oh bagaimana dengan casino ?"

"Sudah membaik tapi tetap kita masih membutuhkan banyak dana kalau tak mau rugi besar dan bangkrut"

Ten mengangguk paham sembari melangkah berniat membersihkan diri ke kamar mandi sementara si paman mematikan rokoknya dan membaringkan tubuhnya di sofa tempatnya duduk.

***

Siang menjelang sore, Jiyong sudah selesai dengan kelas terakhirnya hari ini. Ia berniat menunggu Hanbin dan Mino selesai kelas hari ini karena masih ada pelatihan untuk mereka. Jadi Jiyong sengaja menghibur diri dan merefresh otak di studio musik sambil menunggu kedua murid khususnya itu datang untuk latihan.

Something Wrong [selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang