Kuntum 1 : 第一章

924 50 13
                                    

"Maaf, apa kau tahu di mana bagian zhuanye perfilman?"

Seorang gadis berambut sebahu bermata sipit yang Lynn tanyai di lobi teras gedung utama BFU mengerutkan kening. Ia memandang Lynn yang lebih tinggi darinya itu setengah terpana.

"Kau bilang zhuanye perfilman?"

"Ya," jawab Lynn cepat. Sesekali ia melirik arloji karena sepuluh menit lagi kelas masuk, sedangkan ia belum menemukan batang hidung Leixin Laoshi. Atau bahkan sekarang ia belum tahu di mana gedung prodi perfilman.

Gadis berambut sebahu itu menengok ke arah temannya, kembali menatap Lynn penuh interogasi.

"Semester berapa, maaf?"

Lynn mengerut bingung di tanya begitu, "empat. Apa kalian tahu?"

"Semester empat!? Benarkah!?" Tiba-tiba kedua gadis itu melebarkan mata dan terpekik riang mencurigakan.

"Ha?"

Seketika kedua gadis tadi menyeret tangan Lynn sambil terus berpekik riang tidak jelas. Lynn berusaha menarik tangannya, berupaya melepaskan kedua gadis yang mulai menariknya menyusuri koridor.

"Hei! Hei! Kalian akan membawaku kemana?!" Lynn bertanya dengan bahasa mandarin yang agak kaku tapi setidaknya masih bisa terdengar jelas pelafalannya. Kedua gadis tadi masih terus berlari menyusuri lorong yang berbelok dan melewati kelas-kelas yang sudah memulai pelajaran pertama. Langkah gemuruh penuh hentak mereka berdebum keras, memecah keheningan lorong. Walau di sisi kiri dan kanannya pohon-pohon lebat sedang memancarkan keindahan bunga musim semi itu, Lynn sama sekali tidak bisa menikmati itu sekarang.

Dari depan, gadis rambut sebahu tadi menoleh sekilas sambil berseru, "aku kakak kelasmu. Tenang saja, ke zhuanye perfilman semester empat kan? Itu artinya kau sekelas dengan Brandon Jun!"

"Iya! Dan kebetulan aku sangat ingin melihat wajah nan elok sempurna bagai sepucuk senja di ufuk hati ini," sergah satu temannya yang lain masih terus berlari. Lynn melayangkan tatapan heran ke arah keduanya dengan mulut membuka. Apa yang mereka bicarakan? Apakah orang-orang di China selalu berkata aneh begitu? Tapi Lynn tidak peduli, yang penting sekarang mereka mengantarkan Lynn ke gedung yang ditujunya.

Setelah sampai di perbatasan ujung gedung utama, mereka berhenti di taman kecil pemisah keduanya. Di bibir koridor yang lebar, Lynn bisa melihat ada beberapa pintu kelas sampai ujung yang bertemu dengan tangga. Sinar matahari musim semi menyorot sejuk. Jaket yang Lynn rekatkan tadi dibuka sebab rasanya mulai panas karena lari-lari tadi.

Dua gadis tadi membungkuk, mencari napas terengah-engah. Padahal tadi mereka nampak mencurigai Lynn, tapi sekarang malah tiba-tiba berubah sangat bersemangat begitu. Dasar aneh, pikir Lynn.

"Kalian tahu di mana Leixin Laoshi?" tanya Lynn ke punggung kedua gadis itu namun yany ditanya malah sibuk mencari-cari sesuatu menghiraukan Lynn.

"Hey, di mana dia?" bisik gadis berkuncir dua sambil melongok ke dalam lorong.

Gadis berambut sebahu memanjangkan leher, ia mengendap-ngendap ke salah satu kelas bertuliskan Zhuanye II Perfilman bagian Dua, lalu mengintip lewat jendela berkaca bening itu. Lynn geram melihatnya. Sisa lima menit sedangkan ia belum menemukan Leixin Laoshi. Jangan-jangan kedua kakak kelas ini hanya ingin mengerjainya karena tahu kalau ia anak baru.

Lynn mendesah keras-keras. Kemudian sebelum ia hendak berteriak memprotes ke arah mereka, ucapannya tertahan ketika suara seseorang muncul dan menerjangnya dari belakangnya tiba-tiba.

"Apa yang sedang kalian lakukan?"

Suara rendah itu mengguyur tengkuk Lynn seketika. Antara ingin menoleh dan mendapati ekspresi kedua gadis di depannya yang tiba-tiba berjengit aneh, ia pun memilih menontoni perubahan itu. Kedua gadis yang sedang mengintip itu menegakkan punggung dan menoleh cepat ke arah sumber suara.

PeonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang