Zhuanye II Semester 4 jurusan Perfilman bagi anak BFU adalah jurusan tergengsi di kampus ini. Mereka menerima banyak murid baru baik lokal maupun internasional. Bangunan Beijing Film University ini pun tidak main-main. Sebagai kampus nomor 4 terbaik perfilman dunia, BFU adalah kampus paling gengsi di China. Bagi mahasiswa Semester 4, bulan-bulan ini bukanlah bulan yang mudah. Karena setelah Semester 4 ini, akan ada ujian praktek yang lebih berat untuk Semester 5.Tapi, bagi Feifei dan Ban Xiao Song, permasalahan menjadi mahasiswa di kampus bergengsi seperti itu bukan yang utama.
Karena sekelas dengan idola pop seluruh China, mereka harus siap menerima jeritan penuh desak dari mahasiswi adik tingkat yang memaksa meminta mereka untuk menitipkan qingshu kepada Ban Xiao Song. Xiao Song tahu kejadian itu bukan hal yang aneh lagi, tapi ia bingung kenapa pagi ini, mereka--fangirl dan stalker--kembali beringas seperti kali pertama kelas Jun Lei Han.
"Xiao Song ge! Tolong berikan ini pada Lei Han ge!"
"Xiao Song! Beritahu Lei Han ge jangan lupa sarapan!"
"Gege! Maaf merepotkan, tapi aku punya sepuluh amplop untuk Lei Han ge!"Xiao Song menggeram, berhenti sejenak di antara koridor menuju kelasnya. Di sebelahnya, Feifei yang sedang menyeruput teh susunya mengeluh resah. Para gadis-gadis itu benar-benar tak main-main.
"Sepuluh amplop ada uangnya tidak?!" seru Xiao Song agak galak, kesal karena kali ini bukan Brandon saja yang jadi artis, tapi Xiao Song bisa jadi artis dadakan juga.
Mahasiswi berparas cantik itu menggeleng polos. "Ini qingshu. Memangnya harus ada uangnya?"
Terdengar Feifei mendecih, lalu buru-buru menarik Xiao Song keluar dari kerumunan gadis-gadis yang berteriak tunggu, segera beranjak ke kelas.
"Ada apa dengan fangirl itu? Kenapa mereka beringas lagi," gumam Xiao Song sesampainya mereka di kelas. Sementara Feifei melengang tak peduli ke arah kursinya. Mengambil kesempatan, Xiao Song pun ikut duduk di kursi depan Feifei yang masih kosong.
Kelas pagi, masih sepi. Hanya samar-samar suara gaduh dari lantai atas, atau terkadang suara cakap-cakap orang lewat di depan koridor.
Sambil melepaskan tas dan duduk di kursi, Feifei membuka bakcangnya seperti biasa. Melihat Xiao Song duduk di depannya, Fei agak bergumam resah karena ia merasa perlu menawarkan satu bakcangnya.
"Kau sudah sarapan?" tanya Fei agak malas. Xiao Song menggeleng semangat, dari tadi pemuda itu tak melepas senyum lebarnya.
Feifei mendecih jengah, lalu dengan agak terpaksa memberikan bakcangnya pada pemuda B Boy itu.
"Kau tahu, sepertinya aku mulai merasakan kau diam-diam memperhatikanku." Xiao Song menaikan alis yang membingkai di mata lancip sipitnya itu dengan penuh gaya. Tangan Fei yang menepak menjadi balasan singkat di kepalanya. Xiao Song mengaduh.
"Diam kau. Makan saja, tidak perlu komentar. Kau harus menggantinya kapan-kapan, itu mahal," ketus Lynn sambil menoleh berkeliling. Xiao Song malah mengangguk penuh semangat, bergumam patuh. Tak menyadari gelagat Fei yang ingin berbisik, Xiao Song yang masih asyik melahap bakcangnya seketika memalingkan perhatian ketika Fei memanggilnya dengan suara rendah yang serius.
"Xiao Song, kau kan temannya Lei Han. Apa kau pernah tahu kalau Lei Han menyukai hal-hal berbau bunga?" tanya Feifei menatap lurus ke bola mata cokelat agak hitam itu. Kening Ban Xiao Song mengerut, agak bingung di tanya begitu.
"Jun Lei Han menyukai bunga?" Pemuda itu menggeleng sejenak. "Aku tidak begitu tahu. Tapi aku sangat tahu kalau dia jadi Ambassador dari salah satu produk lokal bunga yang sangat terkenal itu, lho. Namanya apa ya, aduh.." Sementara Xiao Song berusaha mengingat, Feifei membuka ponselnya, mengecek nama produk bunga yang pernah ia lihat waktu iklan Jun Lei Han tampil di TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peony
Fiksi UmumCompleted. Sebuah bunga pagi dari belahan Istana Musim Panas dari Dinasti Jin bermekaran. Musim Semi pada pertengahan Semester di Beijing Film University, ada rahasia dari keindahan yang besar itu. Di dalam loker 101, Lynn menemukan sekuncup Peony t...