Kuntum 58 - 第五十八章

117 15 0
                                    

"Brandon Jun, kau ada dimana? Kita sudah sampai di ruang pertemuan. Kau ditunggu oleh Direktur sekarang."

Derap cepat langkah Lei Han yang membelah koridor gedung F memecah hening. Ia tidak lagi mempedulikan tatapan orang yang melihatnya berlari menembus keramaian atau adik kelas yang meneriakkan namanya. Pikirannya terlalu berfokus pada satu hal; Lynn. Ia harus mencari Lynn.

"Jangan khawatir, aku segera kesana. Aku harus menemui seseorang dulu."

"Tapi pertemuannya segera dimulai. Kau tidak bisa terlambat untuk memulai--"

"Aku tahu. Tapi tolonglah. Beri aku waktu."

Menembus koridor yang ramai, menaiki tangga lebar di pojok koridor, tanpa sadar, kaki Lei Han telah membawanya ke koridor sepi lantai tiga. Di depan kelas yang sepi, kaki Lei Han berhenti. Napasnya terengah-engah. Namun pandangannya tak salah melihat. Di sebelahnya telinganya, suara manager artisnya masih mengoceh, memohon dirinya untuk segera kembali dari kampus dan menemui pertemuan besar dengan agen dari produksi project boybandnya. Tapi suara itu lambat laun tenggelam dalam sudut emosi yang menggenang dalan hatinya.

Lei Han berdiri mematung. Di depannya, jauh dari tempatnya berdiri, ia masih bisa melihat dengan jelas seorang Luo Yi yang memeluk Lynn dalam-dalam. Di dalam pelukan itu, Lynn nampak terisak pelan. Cars Luo Yi memberi seluruh kehangatan itu, cara Luo Yi mengusap pundak dan kepala gadis itu. Tanpa terasa, membuatnya terpukul.

Bagaimana bisa ia mengucapkan kalimat perpisahan duluan? Bagaimana bisa ia merelakan apa yang ada di depan matanya begitu saja? Apakah selama ini dugaannya terhadap Lynn salah? Apakah sebenarnya Lynn justru menyukai seseorang yang selama ini ingin ia cari tahu? Soal Peony dan pengirimnya? Apakah itu alasan Lynn tidak pernah menghubunginya lagi?

Brandon Jun hampir jatuh dari posisi berdirinya. Namun cepat-cepat ia melepas itu semua pergi. Kembali turun dengan ucapan yang telah ia siapkan dengan hanya mengatakannya dalam hati.

"Lynn, maafkan aku. Di hari ketika kau selamanya pergi, aku tidak bisa melambaikan tangan untuk terakhir kalinya. Maaf."

***

PeonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang