Pemadangan yang sangat...
Wow...Waktu Brandon Jun keluar dari kelas beriringan dengan Lynn, ia agak terkejut waktu melihat hamparan gadis di depan parkiran mobil--bersorak-sorai--memanggil atau menyerukan nama Brandon dengan heboh.
"Fangirl," komentar Fei datar. Mereka sama-sama berbelok ke pintu keluar pejalan kaki di sisi kanan gedung, meninggalkan pemandangan itu walau Lynn rasanya masih ingin melihat Brandon Jun untuk yang terakhir kali sebelum masuk mobil.
"Mereka selalu gaduh begitu?" Lynn bertanya di sela perjalanan mereka menuju pintu gerbang.
Feifei akan pulang ke rumahnya yang ada di jalan Xitun. Tak jauh dari BFU, tinggal naik bus tingkat di depan halte, sepuluh menit pun sampai. Tadinya Fei ingin mengajak Lynn mampir ke rumahnya untuk membahas tugas yang diamanatkan oleh laoshi Zhao, dosen cinematography itu, tapi karena Lynn ingin merapikan kamar baru di gedung asramanya, ia menolak.
"Tidak. Entahlah, aku jarang menyadari kehebohan itu. Mungkin karena sudah sangat terbiasa dengan pemandangan Brandon Jun yang dikerubuti gadis."
Lynn manggut-manggut. Setelah mereka sampai di depan gerbang, Lynn dan Feifei berpisah. Feifei menyusuri trotoar menuju jalan raya besar menuju halte, sedangkan Lynn harus berjalan sekitar 5 menit ke gedung asrama yang ada di samping gedung BFU.
Beijing bukan kota yang buruk. Suasana perkotaannya walau tak jauh dari Jakarta--polusi--tapi karena sedang musim semi, udara tidak terasa terlalu berat. Setiap langkah ringannya, Lynn sangat menikmati desir angin sejuk itu menggelitik wajahnya. Mimpi apa ia bisa ada di sini sekarang...
Tiba-tiba dari jalan raya, terdengar suara klakson mobil yang menyeru, membuat Lynn tersontak kecil dan melihat ke jalan raya di sebelahnya. Jendela belakang sedan hitam yang melaju agak lambat itu terbuka, menampakkan wajah Brandon Jun yang dari dalam tersenyum lebar ke arahnya.
"Lynn! Sampai ketemu besok!" seru Brandon yang membuat ekspresi Lynn melongo sepersekian detik. Tangannya refleks terangkat, membalas lambaian Brandon. Tapi setelah itu, ia baru sadar kalau kakinya terhenti.
Brandon Jun ramah sekali. Ternyata seorang artis sepertinya tidak segan menyapa teman baru sepertiku, gumam Lynn setelah agak tersadar ia kembali melanjutkan langkahnya.
Menyusuri trotoar lebar di bahu jalan yang penuh pohon rindang dan sejuk itu, membuat Lynn merasa lupa waktu. Tiba-tiba saja kakinya sudah sampai di gerbang asrama mahasiswa putri yang besar itu.
Kemarin, setelah pindah dari apartemen milik kerabat Lynn selama masa pelatihan dua bulan sebelum proses pertukaran mahasiswa dilaksanakan, ia masih ditemani satu dosen pembimbing dari ISN. Mempelajari gaya hidup dan cara bersosialisasi masyarakat China. Bagaimana bereaksi pada kultur dan berbagai antisipasi pada musim-musim mendatang. Hanya enam bulan, itu artinya Lynn akan kena dua musim saja. Musim semi dan musim panas. Padahal, Lynn ingin sekali menikmati musim gugur dan melihat salju turun untuk kali pertama. Tapi, apa daya meminta lebih ketika dia merasa begini saja sudah cukup?
Jadi ketika dosen pembimbingnya benar-benar melepas kepergian dan menyerahkannya pada Kedutaan Indonesia yang ada Beijing serta para dosen pembimbing di BFU, ia sudah siap berdiri sendiri dan melaksanakan kehidupan yang sebenarnya mulai hari ini.
Banyak sekali persiapan yang dilakukan Lynn, tapi itu tidak melelahkannya menghadapi masa-masa 6 bulan ke depan. Justru ia sangat siap menghadapi masa depan. Terlebih, ia sangat didukung oleh banyak pihak. Lynn merasa sangat-sangat beruntung untuk mengalami hal ini.
Memasuki kawasan gedung asrama putri yang tak kalah luas dari gedung utama BFU, Lynn berjalan menyebrangi taman kecil di tengah gedung, mengarah ke gedung B. Menyusuri koridor dan naik lift ke lantai empat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peony
Ficción GeneralCompleted. Sebuah bunga pagi dari belahan Istana Musim Panas dari Dinasti Jin bermekaran. Musim Semi pada pertengahan Semester di Beijing Film University, ada rahasia dari keindahan yang besar itu. Di dalam loker 101, Lynn menemukan sekuncup Peony t...